Sesampainya dirumah Rain langsung menuju kamarnya. Entah kenapa ada rasa bahagia yang menyelemuti benaknya. Dia merasa rasa yang dulu hilang kini ada lagi.
"Perhatian itu." Gumam Rain lalu merebahkan tubuhnya ke kasur.
"Kak.!" Ucap Laskar dari luar kamar.
"Hmm masuk."
"Makan kak. Itu ganti baju dulu." Ucap Laskar dengan nada datar. Belum Rain mengangguk, laskar sudah pergi dari kamar Rain.
'Tumben tu anak perhatian' Rain lalu bergegas mandi dan keluar ke meja makan. Dia melihat Laskar masih berada di meja makan sambil membaca buku hariannya. Suasana di meja makan sangatlah canggung. Sampai akhirnya Rain selesai makan dan akan beranjak pergi.
"Gue duluan de." Ucap Rain lalu naik ke tangga. Laskar hanya mengangguk.
'Ada apaan coba?, tumben banget dia baik.' Batin Rain.
Rain melihat tas yang tadi dia pakai. Dia jadi mengingat saat sedang hujan hujanan seperti tadi. Dia ingat yang menemaninya dulu biasanya adalah Aska. Laskar hanya beberapa kali mau menemaninya bermain ke taman. Sedangkan Naufal yang dulu juga lumayan dekat dengan Rain, tidak tahu kalau Rain sering ke taman. Dan tiba tiba Arka datang menggantikan posisi Aska.
Rain hanya tersenyum senyum sendiri saat mengingat kejadian tadi. Genggaman tangan Arka masih terasa. Arka ternyata tak seperti yang dipikirkannya. Karna selama ini Rain berpikir kalau Arka itu tipikal badboy dan sangat menyebalkan. Nyatanya dia termasuk laki laki perhatian walaupun lumayan menyebalkan.
Drrt ddrrrttt
Handphone Rain bergetar dan menunjukan lampu yang berkelip. Rain lalu mendekat dan ternyata ada panggilan masuk dari Friska.
"Assalamu'alaikum. Apaan Fris?" Tanya Rain setelah mengucapkan salam.
"Lo lagi deket sama..... APA MAAA" ucap Friska yang terpotong karena panggilan oleh sang mama tercinta.
"Iya di lemari deket tv"
"Apaan si fris?" Tanya Rain
"Itu biasa nyokap nanyain kunci mobil dimana" jawab Friska.
"Ooh. Lo ada apaan telpon gue?"
"Oh iya. Lo lagi deket sama Arka ya?. Lo di omongin sama anak sekolah tau di grup line" Rain tidak ikut masuk grup SMA Garuda. Karena dia merasa itu tidak penting dan juga pasti sangat brisik dan ribut. Apa lagi grup itu diisi oleh anak kelas 10 sampai 12.
"Sumpah?. Gue ngga deket sama Arka yakin deh."
"Kok tadi lo makan bakso bareng sama Arka si."
"Kok lo bisa tau?" Tanya Rain dengan nada bingung
"Rio tadi juga ada disana sama arini terus ngeliat lo berdua dan mereka ngefoto lo sama Arka. Alhasil, foto lo sama arka ada di grup" jawab Friska.
"Bahkan si stepong (stevi) sama Joanca ikutan komen foto lo sama Arka. Nadanya si ngga enak. Bilang lo cabe lah, diem diem jalang. Kek gitu deh tapi si stepong cuma bilang 'dasar paling juga dibuang' gitu" lanjut friska.
"Ya udah makasih ya infonya bay" ucap Rain lalu langsung menutup panggilan. Dia mencari kontak Arka. Rain lupa menamai kontak telepon Arka dengan nama apa.
Tepat saat dia mencari nomor arka ada panggilan masuk. Naufal menelfon Rain. Rain langsung mengangkatnya
"Ya Assalamualaikum, ada apa?"
"Lo jadian sama Arka?"Tanya Naufal.
"Engga! Gue ngga pacaran sama Arka. Lagian siapa yang mau sama dia si" Rain kesal sendiri. Lalu dia langsung mematikan telfon.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI setelah HUJAN
Teen FictionArka, laki laki yang iseng ingin merubah perempuan batu -Rain- dan berusaha menaklukan hatinya hanya karena rasa penasaran yang sulit diartikan. Rain perempuan yang selalu ceria, ramah, dan cerewet dan kini berubah menjadi dingin, cuek dan ketus kar...