GRADUATION DAY (JK'S POV)

9.3K 1K 82
                                    

Kamu sedang berada di Jepang, seperti biasa menemani kakak perempuanmu mengembangkan bisnis butiknya. Oleh karena itu, sejak kemarin, aku bertugas menjemput anak-anak pulang sekolah dan membawa mereka ke kantorku. Di rumah baru tidak ada siapa-siapa, lagi pula, kita belum mengenal tetangga dengan baik.

Mobilku terparkir di depan sebuah sekolah dasar tempat Taya bersekolah. Di sebelahku, sudah ada Jeongsan yang duduk sambil meminum susu kotak yang belum sempat ia minum di sekolahnya. Sekitar lima menit menunggu, seorang gadis kecil yang rambutnya dikuncir kuda, lengkap dengan tas berwarna merah muda di punggungnya, berlari menghampiri mobil. Pintu belakang terbuka, Taya duduk di sana sendirian.

Aku segera melajukan mobilku menuju kantor agar anak-anak bisa mengganti pakaian mereka. Kubilang ganti baju di mobil saja, tetapi mereka tidak mau. Ya, sudah.

“Kenapa di sana lamai sekali, Appa?” Jeongsan menunjuk kerumunan di depan.

Uh, kerumunan orang itu berada di depan SOPA, sebuah sekolah seni yang setara SMA yang sangat terkenal di Seoul. Kebanyakan artis-artis muda bersekolah di sana. Mengingat sekarang menjelang musim semi, mungkin sedang ada acara kelulusan.  Dan, hal itu yang sering menyebabkan keramaian sebab para penggemar mereka juga turut hadir, kendati hanya di depan bangunan sekolah.

Mau tidak mau, mobil terjebak macet.

“Appa,” Taya bersuara, berdiri di antara jokku dengan jok tempat Jeongsan duduk, “Appa dulu pernah sekolah di situ, kan? Taya lihat foto Appa memakai seragam kuning-hitam seperti yang dipakai murid-murid itu, Appa.”

“Ya, dulu Appa pernah sekolah di situ.”

“Taya juga mau sekolah di situ, Appa. Sekolah itu keren!” serunya antusias.

“Jeongsan juga mau sekolah di situ, Appa!” Si adik ini paling cuma ikut-ikutan kakaknya.

Sebagai orang yang pernah lolos seleksi dan bersekolah di salah satu sekolah seni bergengsi di Korea Selatan itu, aku pun berkata, “Kalau Taya Nuna dan Jeongsan mau sekolah di situ, berarti mulai dari sekarang kalian harus belajar menyanyi dengan baik dan menari dengan baik.”

“Taya bisa menyanyi, kok, Appa.”

Ya, kutahu putriku ini punya suara yang indah. Kita berdua tahu, ini turunan dari siapa.

“Jeongsan juga.”

Itu hanya mitos. Tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan Jeongsan, tapi … suaranya sangat pas-pasan. Dan, tentu, kita berdua tahu ini turunan dari siapa. Hehehe.

“Suaramu jelek!”

“Taya!” tegurku. Taya ini senang sekali meledek adiknya.

“Tapi, Jeongsan bisa lapp, Nuna.” Jeongsan menoleh ke arah kakaknya, tidak mau kalah. “Namjoon Samcheon sudah mengajali Jeongsan lapp.”

“Rapp, Jeongsan.” Aku membenarkan.

Namun, Jeongsan yang masih cadel, cuma bisa menyebut, “Lapp.”

“Rapp,” ulangku lagi.

“Errrapp.” Jeongsan memaksa. Huruf R-nya terdengar bergetar.

“Terserah kau saja, Jeongsan.”

Sembari mobilku pelan-pelan melintas di depan sekolah, seiring itu pula ingatanku tentang hari kelulusanku tercungkil dari ingatan. Ya, hari kelulusan yang terjadi pada tanggal 7 Februari sekitar lima belas tahun yang lalu.
-the end

Pendek, ya? Namanya juga dadakan. Wkwkwk. Tapi semoga kalian suka. Mongomong, selamat hari kelulusan ya sayang

JEON FAMILY STORIES SEASON 2 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang