"Aku masih di hotel sekarang, bersiap-siap untuk presentase. Kau sendiri sedang apa? Anak-anak sudah pergi sekolah, 'kan?"
"Baru selesai membersihkan rumah. Ini juga mau mencuci pakaian. Mereka sudah pergi sejak tadi."
"Ey, sudah kubilang, pakaiannya bawa saja ke laundry. Aku tidak suka kau banyak bekerja. Kandunganmu baru tiga bulan lebih, Sayang."
"Tidak apa-apa. Aku bisa, kok. Lagi pula, ini bukan pertama kalinya aku hamil. Dulu ketika mengandung Taya dan Jeongsan, aku masih bekerja seperti ini saat kandunganku masih muda."
"Tapi, kan, beda. Kau masih muda waktu itu. Kandunganmu masih kuat."
"Jadi, maksudmu, sekarang aku sudah tua, begitu?"
"Anggap saja begitu. Usiamu kan juga sudah kepala tiga, sudah tua, 'kan?"
"Ini kan gara-gara kamu aku jadi hamil lagi."
"Loh! Loh! Yang malam itu memaksaku untuk melakukannya, siapa? Yang malam itu memimpin, siapa? Bukan aku, loh, ya~"
Brengsek!
"Iya, iya! Sudah, ah! Masih banyak yang mau aku kerjakan."
"Ya, sudah. Jaga dirimu dan anak-anak, ya, terutama yang masih di dalam perut. Jangan lupa istirahat, minum susu dan multivitamin, dan jangan banyak kerja yang berat."
"Iya, Iya, Dokter Jeon. Kau juga. Lakukan presentasemu dengan baik seperti biasa."
"Siap, Nyonya Jeon. Sampai ketemu besok, ya. Miss you~"
Dih!
"Apa, sih? Kedengarannya manja sekali. Geli ih!"
"Miss you so much much much~"
Dia malah semakin menjadi.
"Sudah ah. Kau menggelikan. Miss you, too~"
Pip!
Sejak tiga hari yang lalu, priaku berangkat ke Jepang. Seperti biasa, Direktur Bang memercayainya untuk melakukan presentasi di hadapan para investor yang berminta menanamkan modalnya pada perusahaan tempat Jungkook bekerja. Hari ini adalah presentase terakhir. Besok, pria yang kucinta itu akan pulang.
Kuletakkan ponselku di atas meja makan, beranjak menuju mesin cuci untuk mengeluarkan pakaian yang telah selesai dibersihkan. Sejak Jungkook tidak ada, pakaian yang aku cuci sedikit berkurang. Lumayanlah. Tidak perlu dua kali bolak-balik mengangkat pakaian menuju tempat menjemur. Jungkook melarangku mengangkat beban yang berat.
Aku bergerak membawa baskom berisi pakaian yang sebelumnya telah dikeringkan dengan bantuan mesin agar lebih ringan saat kuangkat menuju tempat penjemuran di halaman belakang. Satu per satu kujemur pakaian yang didominasi pakaian anak-anak—pakaian Jeongsan yang paling banyak, tiga lembar. Padahal pakaian-pakaian itu dia gunakan dalam satu hari.
Kadang-kadang aku menyuruhnya mengganti pakaian saat kulihat dia selesai bermain dan mengeluarkan keringat yang luar biasa banyaknya. Benar-benar seperti Jungkook. Pabrik keringat.
Selesai menjemur, aku kembali menuju tempat cuci, mengembalikan ember dan gantungan pakaian yang tidak terpakai. Setelah ini, aku harus pergi ke supermarket untuk belanja bahan makanan, sekalian menjemput Jeongsan. Pulangnya, istirahat sebentar, memasak makan si—
"Ah!"
"BUGH!"
"AAAAKKKHHH!!!"
Terjadi begitu cepat!
Aku terpeleset saat berada di area cuci—salahku juga karena tidak membersihkan air sabun yang keluar dari mesin cuci sebelumnya. Aku jatuh terduduk, cukup keras hingga aku merasakan sakit yang luar biasa di perutku. Seperti ... separuh tubuhku akan terlepas dari bagian tubuhku yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEON FAMILY STORIES SEASON 2 [SUDAH TERBIT]
Fiksi PenggemarSeason kedua dari kumpulan cerita yang ringan dan manis tentang keluarga kecil kamu dengan Jeon Jungkook dan anak-anak kalian--Jeon Taya dan Jeon Jeongsan. Highest rank #45 dalam FANFICTION - 16/03/2017