Matahari belum memancarkan sinarnya namun Kevin telah terbangun dari tidurnya, ia pun segera melihat jam yang melingkari tangan sebelah kirinya. Ternyata semalaman mereka tertidur hingga sekarang sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Ia pun mencari keberadaan Nilla dan tanpa sadar tersenyum saat melihat Nilla yang tertidur pulas di sampingnya, wajah Nilla yang tertidur sangatlah damai dan tenang, seperti tidak ada beban.
"Van, bangun", ucap Kevin sambil menggoyangkan tubuh Nilla perlahan supaya tidak mengagetkannya
"Eerrhh masih ngantuk", ucap Nilla tanpa membuka matanya bahkan memeluk tubuh Kevin seperti ia memeluk guling. Nilla memang terbiasa tidur dengan guling, atau dengan boneka- bonekanya.
Tanpa sadar jantung Kevin berdetak dengan sangat kencang.
Jantung gua kumatNilla pun tiba- tiba membuka matanya karena ia bingung mengapa guling yang ia peluk tiba- tiba keras. Dan ia pun membelalakan matanya kaget karena wajah Kevin sudah tepat di depan wajahnya mungkin hanya berjarak beberapa cm.
Dan benar kata orang jaman dulu, kalau sedang berduaan saja di tempat gelap dan sepi, maka yang ketiganya adalah setan. Dan entah setan mana yang merasuki otak dan pikiran Kevin, hingga dengan tiba- tiba tangan Kevin mengelus pipi Nilla pelan, dan Nilla hanya bisa diam menikmati usapan lembut tangan Kevin di pipinya dan menunggu apa yang akan Kevin lakukan kepadanya.
Kepala Kevin semakin mendekat dan matanya menatap mata Nilla dengan intens, seakan menghipnotis dan lama- lama mata Kevin melihat kebawah ke arah bibir Nilla seperti meminta ijin kepada sang pemilik. Nilla hanya terdiam memandang manik mata Kevin, dan diamnya Nilla dianggap Kevin seperti sebuah persetujuan. Dan tak lama bibir mereka pun mulai bersentuhan. Dan secara otomatis mereka memejamkan mata menikmati sentuhan di bibir mereka dalam diam, dengan diiringi irama dari detak jantung mereka masing- masing.
Tak lama Nilla pun tersadar dan segera melepaskan sentuhan bibir mereka dan memalingkan wajahnya. Menutupi wajahnya yang tentunya sudah sangat merona saat ini.
"Van, sorry gua kebawa suasana", ucap Kevin berusaha melihat wajah Nilla karena takut Nilla marah
"Hmm kita balik yuk, bentar lagi matahari keluar nih, gua takut anak- anak pada nyariin, entar dikira kita ilang lagi", ucap Nilla sambil bangkit berdiri disusul dengan Kevin, dan mereka pun berjalan dalam diam menuju perkemahan, tanpa ada yang mengeluarkan suaranya.
"Thanks yah Vin, ati- ati", ucap Nilla melambaikan tangannya dan berlalu memasuki tendanya. Dan Kevin hanya membalas lambaian tangannya, lalu menggeram frustasi mengingat apa yang telah ia perbuat kepada Nilla barusan. Entahlah ia menikmati sentuhan tadi, tapi ia takut Nilla marah.
***
Selama perjalanan pulang, Nilla hanya terduduk diam sambil melihat ke arah luar jendela. Ia memegang bibirnya dan mengingat kejadian tadi pagi. First Kiss gua, ucapnya dalam hati Tapi apa ini bisa dibilang first kiss ? bahkan bibir mereka hanya bersentuhan beberapa detik, aah bingung. Cynthia yang melihatnya dari tadi pun mulai bertanya. "Lu kenapa Nil? dari tadi diem aja megang bibir lu, sariawan?"
Nilla yang kaget mendengarkan pertanyaan Cynthia pun segera melepaskan bibirnya, " iya nih sariawan", Maaf yah cyn, gua lum siap cerita
"Ooh, btw lu kemaren malem ga balik tenda yah ? kemana aja lu sama kevin ? lu berdua ga ngapa- ngapain kan ?", tanya cynthia menyipitkan matanya seakan mecurigai Nilla.
Tiba- tiba saja Nilla teringat kejadian tadi pagi dan otomatis pipinya langsung memerah, "engga lah gila kali yah"
"yakin ? tapi kenapa pipi lu merah gitu ? gua yakin pasti ada yang lu sembunyiin kan ? hayoo ngaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih abu - abu
Teen FictionSedang proses revisi di beberapa part awal, jadi di unpublish dulu :D Dan bagi yang uda pernah baca cerita aku tolong baca ulang dibeberapa part yang aku republished yah karena ceritanya beda hehe thankyou 😊 Banyak orang bilang kalau masa-masa SMA...