Dating.

8K 464 19
                                    

Hey heyyy ketemu lagiiiiii...

Apa ada yang rinduu sama cerita ini? Coba yang rinduuu serindu apa kalian sama ceritaaa ini? 😂😂
Maaf ya luaammma kaaya gini,😂 maaf bangetttt ,Udah lama ga post ni cerita. Semoga kalian ga lupa sama alur rava sama vivinya yaa😄😄

Dan satu lagi, aku mau bilang makasih ya buat kalian yang udah /masih/mau ngevoteee cerita ini bahkan komen juga. Dukungan kalian jadi motivasi buat akuu😄😄😄 thankyouu all, ich liebe dich😘

Dan satu lagi yang terakhir. Buat kalian yang mau sharing purpose atau mau nanya apapun kalian bisa lewat kontak yang ada di bio aku ya.
Kalau lewat branda atau inbox aku ga bisa bales😧 maaf banget bukan sombong atau apapun itu beneran deh gada niatan buat ga bales chat kalian. Mendingan lewat akun sosmed pribadi aku aja ya. Cek bio okeeyy👌

Maaf ya kalau ceritanya gini-gini terus. Tapi semua aku lakuin buat ceritanya semakin kalian sukaiin lagi😄😄
Yawdah langsung aja yaaa.......

Budayakan vote terlebih dahulu😄😄
Cek BDP juga yaa👉 Deril
dan vivi menunggu di cerita sampingg hehe😄😄

Cekidottt

































20.30 wib.

Vivi dan rava telah menghabiskan makan malam mereka. Vivi yang akhirnya bisa mengisi perutnya pun kini sudah terkumpul kembali tenaganya yang sempat hilang tadi.

" ayo pulang" ajak rava yang segera menarik tangan vivi untuk meninggalkan tempat itu dengan cepat.

Vivi tersenyum bahagia melihat tangannya yang di genggam oleh rava kali ini. Baru kali ini rava memegang tangannya penuh perasaan seperti ini.

" eh-sorry" rava tersadar, ia segera melepaskam genggamannya dan terlihat salah tingkah.

Hati vivi sedikit kecewa, tapi tak apa baginya di pegang rava sebentar pun sudah keburuntungan baginya.
" thanks ya rav" vivi membuka pembicaraannya terlebih dahulu.

Rava menoleh kearah vivi sejenak.
" iyah, anggap aja tadi perkenalan kita hari ini" ucap Rava penuh arti.

Perkenalan? Bukannya vivi dan rava sudah saling mengenal 2 tahun lebih ini?. Ah maksud rava itu perkenalan dimana dirinya bisa sedekat ini dengan vivi. Mungkin.

" iya rav" jawab vivi dengan cepat.

Sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan di antara rava dan vivi. Semua terdiam dan terfokus dengan jalanan mereka masing-masing. Sesekali vivi menoleh kearah rava berharap rava akan membuka pembicaraan dengannya tanpa harus ada keadaan canggung seperti ini.

" besok lo sekolah?" Tanya Vivi memecahkan keheningan antara dirinya dan rava.

"Iyah, lo juga harus sekolah vi" ucap Rava dengan anggukan mengiyakan jika ia memang seperti biasanya akan mengikuti aktivitas sekolah besok pagi.

Vivi tersenyum saat mendengar ucapan rava barusan, ternyata rava peduli terhadapnya kali ini. Entahlah vivi merasa begitu senang jika sikap rava selalu seperti ini, semoga saja rava takkan pernah berubah kembali seperti rava yang kejam dan super dingin itu.
" iyah gue sekolah ko rav"

Rava mengangguk, itu lah jawaban yang rava ingin dengar. Karena rava akui sehari saja vivi tidak memasuki sekolah membuat rava sedikit kehilangan sosok yang selalu mengganggunya.

Hening kembali.
Rava kembali membungkam mulutnya untuk tidak berbicara, begitu pun dengan vivi. Ia enggan untuk kembali bertanya lagi kepada rava, rasanya aneh jika wanita bertanya terlebih dahulu di banding pria.

PURPOSE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang