Hey heyyy ketemu lagiiiiii...
Disini aku mau bilang makasih ya buat kalian yang udah /masih/mau ngevoteee cerita ini bahkan komen juga. Dukungan kalian jadi motivasi buat akuu😄😄😄 thankyouu all, ich liebe dich😘
Dan satu lagi yang terakhir. Buat kalian yang mau sharing purpose atau mau nanya apapun kalian bisa lewat kontak yang ada di bio aku ya.
Kalau lewat branda atau inbox aku ga bisa bales😧 maaf banget bukan sombong atau apapun itu beneran deh gada niatan buat ga bales chat kalian. Mendingan lewat akun sosmed pribadi aku aja ya. Cek bio okeeyy👌Maaf ya kalau ceritanya gini-gini terus. Tapi semua aku lakuin buat ceritanya semakin kalian sukaiin lagi😄😄
Yawdah langsung aja yaaa.......Budayakan vote terlebih dahulu😄😄
Cek BDP juga yaa👉 Deril
dan vivi menunggu di cerita sampingg hehe😄😄Cekidottt
Keesokan harinya.
06.45 wib.Seperti biasa vivi telah berada di sekolah, tetapi hari ini ia datang 15 menit lebih awal dari sebelumnya.
Vivi berlari-lari menuju kelas, tetapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat tatapannya jatuh menatap sosok pria yang tengah asik mendengarkan musik melalui headseat putihnya. Ya, dia rava, rava tristianidas.Vivi tersenyum manis. Akhirnya rava kembali masuk dan akan mengikuti pelajaran seperti biasanya. Tak ada wajah pucatnya lagi yang terpancar di wajahnya. Hanya wajah berseri saja yang nampak di wajah rava, membuat rava terlihat begitu tampan. Ah, rasanya detak jantung vivi mulai berdetak tak menentu di dalam sana.
Vivi terhentak saat tatapan rava beralih menatapnya. Vivi mengalihkan pandangannya ke lain tempat. Ia sudah tertangkap basah karena menatap rava dari kejauhan.
Drrtt drrtt
Ponsel vivi bergetar, menandakan jika ada pesan yang masuk. Dengan cepat vivi pun meraih ponselnya dari saku seragamnya.
RavaCogan.
Gue tunggu di gudang sekolah sekarang.
Vivi menoleh kearah lapangan dimana rava tengah duduk di bawah pohon mangga besar di sisi lapangannya saat ia telah usai membaca pesan singkat dari rava. Pria itu mulai beranjak dari sisi lapangan dengan membawa tas ransel biru dongkarnya.
Vivi tau kemana rava pergi, dengan cepat ia pun bergegas menuju gudang belakang sekolah.
Rava mengajaknya bertemu di gudang belakang sekolah.Dengan perasaan yang begitu semangat dan bahagia karena rava mengajaknya bertemu di belakang sekolah membuat kedua pipi milik vivi menjadi merah merona. Ia tak sabar akan menemui rava, sudah 2 hari ini ia tidak bertemu rava secara bertatap muka.
Vivi lebih awal tiba di gudang, senyumannya mengembang saat melihat sosok rava yang suda mendekat kearahnya.
Tatapan rava terlihat begitu datar, bahkan tatapannya sulit sekali untuk di artikan. Tatapannya sama seperti pertama kali ia bertemu dengan rava sejak dulu, tatapan penuh kedinganan dan kebencian." gimana keadaan kamu rava?" Tanya Vivi saat rava telah duduk disampingnya.
Rava menghela nafas panjangnya, rava sama sekali tidak menatap vivi kali ini.
" aku seneng bisa liat kamu masuk lagi rav. Jangan kecapean lagi ya" lanjut vivi tersenyum dan mengusap pelan lengan rava.
" apa peduli lo?" Tanya rava dingin.
Senyuman vivi seketika memudar, pertanyaan rava barusan mampu membuat perasaannya yang awalnya begitu senang kini berubah menjadi perasaan yang aneh. Vivi yakin akan mendapati marahan rava lagi saat ini, dari nada suaranya pun sudah bisa vivi tebak jika mood rava terlihat sedang tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURPOSE (Completed)
Romance"niat lo emang baik. Lebih dari kata baik. Tapi asal lo tau, sampe kapan pun lo berjuang demi gue, itu sama sekali gaakan ngerubah perasaan gue ke lo" -Rava Tristianidas. "kalau lo emang udah tau rasanya di kecewain, seharusnya lo lebih tahu caranya...