Where Rava?

7.6K 460 28
                                    

Aku mau bilang makasih ya buat kalian yang udah /masih/mau ngevoteee cerita ini bahkan komen juga. Dukungan kalian jadi motivasi buat akuu😄😄😄 thankyouu all, ich liebe dich😘

Buat kalian yang suka purpose dan ada beberapa quotes yang kalian suka bisa kalian tag ke aku IG pribadi aku ya @Vivinafiah
Dengan background berwarna orange atau pink😄😄 di tunggu okeeyy buat seunik mungkin😘😘

Oke cekidotttzzz ajaaaa......




















































































Rava meluapkan semua kecemburuannya kepada vivi.

Vivi terdiam, menyimak semua ucapan rava yang sedang ia curahkan dengan nada suara beratnya.

" kan tadi gue ceritanya marah rava" vivi mengangkat kedua alisnya.

Rava mengelum bibirnya, menghembuskan nafasnya dengan berat.
" terserah lo deh" rava menyerah, ia semakin kesal dengan vivi. Seharusnya vivi mengerti akan kecemburuannya, tetapi ia malah tetap saja membela dirinya seperti itu.

Vivi mengerucutkan bibirnya. Matanya masih menatap rava yang terus terusan menggerutu tak jelas.
" rava? jangan marah lagi, kepala aku pusing" vivi memasang wajah kelelahannya.
Rava menoleh, menatap vivi dengan penuh kekhawatiran.

Lalu, ia menghembuskan nafasnya dan segera beranjak dari kursi.
" Yawdah tidurin, biar aku temenin kamu disini"
Rava mendorong tubuh vivi untuk kembali berbaring di ranjangnya. Vivi yang memang sudah merasakan sakit di kepalanya pun segera merebahkan tubuhnya.

Rava menyelimuti tubuhnya, tak tega melihat kekasihnya yang sedang sakit itu. Rasa cemburunya seketika memudar, bukan saatnya ia harus membahas kecemburuannya pada davem seharisnya ia lebih memikirkan bagaimana keadaan vivi saat ini. Itu lebih penting.

Ia menggelengkan kepalanya pelan, ditepis dengan kasar rasa keemburunya.

" jangan marah-marah terus" vivi bergumam dengan mata yang mulai terpejam.

" iya, aku minta maaf. Kamu tidur ya, biar cepet sembuh" ucap rava mengusap kening vivi dengan lembut. Menatap wajah mungil vivi yang selalu ia dambakan.

Vivi mulai hanyut dalam tidur indahnya. Wanita itu memang benar-benar kelelahan. Rava tak henti-hentinya terus mengusap lembut pucuk rambut vivi.

- - - - - - -

3 hari telah berlalu....

kemarin sore vivi sudah di perbolehkan pulang, kini ia kembali menjalani aktivitas rutinitasnya untuk ke sekolah. Back to school, itu lah kata anak-anak jaman sekarang.

Selama 2 hari kemarin saat vivi di rawat di rumah sakit rava lah yang merawatnya total. Bahkan pria itu merelakan waktunya untuk menjaga vivi di malam hari. Rava membiarkan nancy untuk beristirahat di rumah, sedangkan hendra ia sibuk dengan pekerjaan di luar kotanya.

10.00 wib.

Vivi melangkah kakinya menuju kantin bersama riri dan alvaro. Pagi tadi ia berangkat bersama dengan rava, pria itu sudah tidak marah lagi semenjak vivi memintanya untuk tertidur dan rava menemaninya 3 hari yang lalu.

" gue masih kesel sama lo, kenapa lo ga bilang kalau lo di rawat!" Cibir Riri sepanjang perjalanan menuju kantin ia terus menggerutu tak terima karena vivi tidak memberitahunya jika vivi di rawat.

" maaf ri, kan gue udah jelasin kenapa alasannya" klasik, hanya ia tak ingin menemui rava. Cuma itu, tapi nyatanya pria itu malah sudah datang menemuinya padahal ia sudah merahasiakan dimana ia di rawat.

PURPOSE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang