Aku mau bilang makasih ya buat kalian yang udah /masih/mau ngevoteee cerita ini bahkan komen juga. Dukungan kalian jadi motivasi buat akuu😄😄😄 thankyouu all, ich liebe dich😘
Buat kalian yang suka purpose dan ada beberapa quotes yang kalian suka bisa kalian tag ke aku IG pribadi aku ya @Vivinafiah
Dengan background berwarna orange atau pink😄😄 di tunggu okeeyy buat seunik mungkin😘😘Buat beberapa minggu kedepan aku bakal vakum dulu ya😢😢 semoga kalian mengertii😘😘😘
Oke cekidotttzzz ajaaaa......
Rava memutuskan meninggalkan area caffe dengan cepat. Mengandah menatap langit yang sudah berubah menjadi awan hitam pekat. Hujan akan segera turun, tetapi itu sama sekali tidak menghalangi keputusan rava yang akan tetap mencari vivi hari ini.
Deruman suara motornya menyeruak saat ia dan motor kesayangannya melintasi jalan raya. Rava mengendarai laju motornya dengan kecepatan yang cukup membahayakan. Fikirannya terlalu di kaluti oleh rasa penyesalannya telah menuruti apa kata setan di dalam dirinya yang memilih untuk menjemput Dea siang tadi.
Rintik-rintik hujan mulai berjatuhan. Kilatan petir mulai terlihat, baju rava sudah setengahnya basah. Tetapi tidak sama sekali membuat rava ingin berteduh dan tidak melanjutkan pencariannya.
Sudah 3 rumah sakit yang ia datangi, dan rumah sakit tersebut mengatakan tidak ada pasien yang bernama vivi. Membuat rava sedikit merasa putus asa.Rava memarkirkan motornya di salah satu rumah sakit terakhir yang berada di jakarta. Harapan terakhirnya hanya pada rumah sakit ini, karena ketiga rumah sakit sebelumnya mengatakan jika tidak ada pasien yang bernama vivi.
Dengan baju yang sudah setengah basah, rava melangkah memasuki area rumah sakit tersebut." ada yang bisa saya bantu mas?" Tanya Seorang wanita saat melihat rava yang telah memasuki rumah sakit dan berdiri tepat di meja pendaftaran pasien.
Rava menoleh. Melangkah mendekat kearah meja pendaftaran.
"Mba, apakah disini ada pasien yang bernama vivi corinna rineyka?" Tanya rava, dengan raut wajah penuh kecemasan. Cemas akan harapannya pada rumah sakit ini akan sia-sia kembali." sebentar ya. Saya cek dulu" ucap Wanita tersebut. Meraih buku daftar nama pasien di rumah sakit tersebut. Mencari-cari nama yang rava sebutkan tadi kepadanya.
" maaf mas, disini tidak ada pasien yang bernama vivi corinna rineyka"ucap Wanita itu beberpaa menit kemudian setelah pencariannya tidak di temukan di daftar nama pasien.
Rava mendesah kesal. Harapannya sia-sia. Lagi-lagi rumah sakit ini juga mengatakan tidak ada pasien yang bernama vivi. Sebenarnya dimana vivi di rawat saat ini?.
" makasih mba kalau begitu" rava melangkah pergi menjauh dari meja pendaftaran.
Melangkah menuju kursi tunggu dan mendudukan bokongnya di kursi tersebut.Ia menekuk tubuhnya, menatap lantai. Mengacak pelan rambutnya yang sudah setengah basah. Fikirannya terlalu di penuhi oleh vivi, rasa nya ingin sekali menemui vivi dan menjelaskan semuanya. Hatinya berdesir tak enak, ia takut vivi terlalu terjerumus dengan berita yang pastinya mengatakan jika rava telah berbuat tidak-tidak dengan dea saat di acara tadi.
Rava menyandarkan punggungnya di tumpuan kursi. Mengeluarkan ponselnya dalam saku, ada satu pesan yang masuk kedalam ponselnya.
Cewetengil.

KAMU SEDANG MEMBACA
PURPOSE (Completed)
Romance"niat lo emang baik. Lebih dari kata baik. Tapi asal lo tau, sampe kapan pun lo berjuang demi gue, itu sama sekali gaakan ngerubah perasaan gue ke lo" -Rava Tristianidas. "kalau lo emang udah tau rasanya di kecewain, seharusnya lo lebih tahu caranya...