Feeling

9K 500 56
                                    

Hey heyyy ketemu lagiiiiii...

Apa ada yang rinduu sama cerita ini? Coba yang rinduuu serindu apa kalian sama ceritaaa ini? 😂😂
Maaf ya aga lama kaaya gini, ga kerasa aku ga ngelanjutin hampir 1 taun ya ckck😂 ehh ko gaje ya gue? Biarin ya kita temu kangen aja disini. Udah lama ga post ni cerita. Semoga kalian ga lupa sama alur rava sama vivinya yaa😄😄

Dan satu lagi, aku mau bilang makasih ya buat kalian yang udah /masih/mau ngevoteee cerita ini bahkan komen juga. Dukungan kalian jadi motivasi buat akuu😄😄😄 thankyouu all, ich liebe dich😘

Dan satu lagi yang terakhir. Buat kalian yang mau sharing purpose atau mau nanya apapun kalian bisa lewat kontak yang ada di bio aku ya.
Kalau lewat branda atau inbox aku ga bisa bales😧 maaf banget bukan sombong atau apapun itu beneran deh gada niatan buat ga bales chat kalian. Mendingan lewat akun sosmed pribadi aku aja ya. Cek bio okeeyy👌

Maaf ya kalau ceritanya gini-gini terus. Tapi semua aku lakuin buat ceritanya semakin kalian sukaiin lagi😄😄
Yawdah langsung aja yaaa.......

Budayakan vote terlebih dahulu😄😄
Cek BDP juga yaa👉 Deril
dan vivi menunggu di cerita sampingg hehe😄😄

Cekidottt































21.30 wib.

Vivi telah selesai membersihkan tubuhnya bahkan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang di pinjami oleh Rava. ia memakai kaos yang cukup besar dan celana gombrang milik ibu rava. Rava menyimpannya di atas ranjang sewaktu ia mandi, setelah itu pergi dari kamarnya memberi sedikit waktu privasi untuk vivi sejenak.

Ia menyisiri rambutnya yang mulai mengering. Mengoleskan bibirnya dengan liptint yang sempat ia masukkan kedalam tas selempangnya.

Tok... tok.. tok...

Suara ketukan dari pintu masuk membuat vivi sedikit tersentak. Ia segera menoleh kearah belakang dan berniat untuk segera membukakan pintu tersebut.

" boleh gue masuk?" Tanya Rava yang berada di balik pintu. Meminta izin kepada vivi untuk masuk.

" iyah rav" ucap Vivi dengan detak jantung yang berdegub kencang. Bagaimana tidak berdegub kencang dirinya kini tengah berada di kamar pria yang begitu ia cintai bahkan ia suka. Pria yang selalu mengabaikannya ternyata memiliki segudang kepedulian yang tak pernah ia tunjukkan kepada siapapun selain mantan kekasihnya itu.

Vivi tak menyangka jika ia akan mendapatkan keberuntung bisa menempati kamar rava hanya untuk semalam saja. Tapi baginya ini adalah sebuah keberuntungan yang tak akan pernah ia lupakan.

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok rava yang telah berganti pakaian dan membawakan segelas susu coklat hangat.

Vivi duduk di tepi ranjang, menatap rava yang mulai melangkah mendekat kearahnya.
" nih di minum dulu, abis itu lo istirahat. Tidur aja di kamar gue, jangan mikirin gue tidur dimana" ucap rava menyodorkan segelas susu coklat hangatnya kepada vivi.

Vivi tersenyum saat melihat sodoran segelas susu buatan rava untuknya. Rasa kebahagiaan menjalar di dalam sana. Kebahagiaan akan kepedulian rava terhadapnya.
" makasih rav"ucap Vivi menerima segelas susu coklat hangat buatan rava tersebut.

" jangan banyak fikiran, lo tidur yang nyenyak. Yawdah gue keluar dulu kalau gitu" ucap Rava dengan senyuman simpulnya dan segera melangkah keluar dari kamarnya. Meninggalkan vivi yang masih menatapnya dengan penuh harap, berharap jika rava akan mengucapkan selamat malam termanis layaknya orang orang yang berpacaran di luar sana. Dan memberikan kecupan hangat sebagai penutupnya.

PURPOSE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang