Perjalanan menuju Heliopolis akan memakan waktu satu minggu perjalanan. Hari itu mereka berangkat sebelum tengah hari, dan pada saat hari mulai malam mereka memasuki kota yang baru dibangun, kota Pithom.
"Ayahku yang membangun kota ini, Puah. Dan sebagai imbalan atas kerja kerasnya, ia diangkat sebagai Pejabat Kerajaan sekarang. Kota perbekalan bagi Firaun ini begitu sempurna sehingga akan diingat selama-lamanya." Kata Sifra ketika mereka memasuki kota itu.
"Dan berapa jumlah budak yang mati? Aku dengar, di Pithom jumlah budak yang mati memang cukup banyak, tapi bila dibandingkan dengan kota tempat ayahku bekerja dulu, di Rameses, jumlah korban begitu banyak sehingga kau bisa mengatakan bahwa kota itu 'dikotori oleh darah para budak'. Banyak dari mereka yang terlindas batu granit raksasa, atau yang disengaja oleh para mandor, tertimpa bebatuan besar ketika mengangkut batu-batu itu dari gunung..."
"Kedengarannya cukup mengerikan, Puah..."
"Siapa yang begitu peduli kepada mereka, Sifra? Mereka hanyalah budak, dan itu nasib mereka..."
"Tapi, aku ingat perkataan Orang Tua yang bijak itu, bahwa tidak ada satupun dari manusia yang berhak mengambil kehidupan manusia yang lain..., aku rasa kita sedikit salah dalam hal ini..."
"Apa?! Kau bilang Mesir salah dalam cara mereka memperlakukan budaknya? Kita telah berhasil menahan dan mempekerjakan mereka selama tiga ratus tahun lebih, dan kau berkata kita salah dalam hal ini?"
"Entahlah, Puah, aku hanya merasa ada yang lain—sudahlah. Omong-omong, aku tahu dimana penginapan terbaik di Pithom dengan sebuah pemandian khusus bagi para putri pejabat seperti kita, dengan kualitas terbaik dan harga termurah!" kata Sifra.
Tidak ada yang lebih menyenangkan selain pelarian dari rumah yang berujung di pemandian air panas dengan rempah-rempah terbaik di seluruh Mesir. Kelopak Bakung dan Mawar Gurun dengan susu terbaik.
"Ini sangat baik, Sifra," kata Puah setengah tidur, di dalam bak pemandian sambil mendapat pijatan di tangannya, "karena keluar dari Pithom kita tidak akan dikenal sebagai putri pejabat seperti saat ini. Kita akan memulai sesuatu yang baru. Tidak ada yang mengenal kita, Putri pejabat Pithom dan Rameses. Apa artinya kota perbekalan dibanding dengan Thebes, Memphis, dan Heliopolis sebagai kota-kota terbesar di seluruh penjuru Mesir bahkan seluruh dunia?"
"Apakah hanya aku saja, atau memang kau kedengaran sangat mengantuk?"
"Aku memang sangat mengantuk..."
Keesokan paginya ketika para imam di kuil Pithom mempersembahkan kurban pagi hari dan menebar debunya di udara, Sifra dan Puah memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Mereka mengikuti rombongan kafilah, dan bahkan mereka diajak untuk ikut naik. Tapi mereka berdua menolak dengan sopan dan mengatakan bahwa berjalan di luar cukup baik untuk mereka, dan Puah menambahkan banyak perkataan setelah itu.
Tapi ketika matahari hampir mencapai puncaknya, kedua gadis itu menyesal dengan keputusan yang mereka buat beberapa jam sebelumnya. Tanpa mereka minta, seorang pemuda dari kafilah terdekat mengundang mereka masuk. Dan mereka tidak ingin menunda satu langkahpun.
"Kemana tujuan kalian?" Tanya pemuda yang ada di dalam karavan itu.
"Heliopolis..." jawab Sifra sementara Puah terus menenggak air.
"Wow! Kebetulan sekali! Kami memang mengarah ke sana! Kalau boleh kami tahu, apa yang ingin kalian lakukan disana?" kedua pemuda itu tersenyum ramah.
"Kami ingin mendaftar sebagai Tenaga Kesehatan dan mempelajarinya di Per-Bastet, di Institut Per Ankh..."
"Kalau begitu kalian ada di rombongan yang benar..." salah satu dari pemuda itu membuka tirai merah tebal di bagian belakang kafilah dan memperlihatkan kepada Puah dan Sifra puluhan pasang kafilah dan kuda-kuda, dan manusia yang berjalan kaki di belakang mereka. "Kami semua adalah rombongan pendaftar Tenaga Kesehatan yang akan dididik di Per Ankh. Kami berasal dari Sukot dan berangkat dari sana beberapa hari lalu dan singgah di kota Pithom. Sungguh sebuah kebetulan yang luar biasa bisa bertemu dengan kalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crimson Bracelet
Historical FictionKisah yang belum pernah diangkat sebelumnya mengenai 2 wanita yang menyelamatkan hidup seorang bayi yang akan menjadi pemimpin besar. Telusuri kisah persahabatan dua gadis Mesir melewati perbudakan yang kejam, kisah cinta yang rumit, sampai konspi...