"Ohh! Nampaknya Putri Sungai Nil sudah kembali!" Sifra tahu itu adalah suara Puah. "Apa yang kau lakukan, Sifra?! Kau membuat kami panik!! Kami mengira para budak telah menculikmu dan membuangmu ke sungai Nil—"
"Lalu dimakan—oleh—para—buaya—" Hapmose terengah-engah memasuki pondok itu.
"Bukan itu yang kau katakan tadi Hapmose—kau bilang kau takut ia dimakan oleh kuda Nil—" protes Puah.
"Ketika aku mengatakan—itu—sebenarnya—yang—aku—pikirkan adalah buaya—sudahlah. Yang jelas, kau—membuat—jantung tuaku ini berdebar—dan berdegum sangat—keras seperti gong Firaun di Memphis, Nona Muda. Fiuuhh—aku akan butuh tidur panjang dan nyenyak bagai permaisuri Mesir malam ini—atau aku tidak akan bangun lagi untuk seterusnya..." lanjut Hapmose.
"Kau lihat akibat perbuatanmu, Sifra?" Puah melipat tangannya dan menginjak-injak kakinya ke tanah; tepat seperti yang dilakukan oleh ibunya Sifra sebelum ia mengusir Sifra keluar dari rumahnya, sampai-sampai Sifra mengira Puah akan mengusirnya.
"Aku minta maaf—aku sungguh-sungguh meminta maaf kepada kalian. Aku hanya ingin tahu, apakah mereka benar-benar tidak membutuhkan bantuan kita. Sehingga aku memutuskan untuk pergi berkeliling Goshen dan melihat-lihat keadaan mereka—"
"Dan apa yang kau temukan, Nona Muda?" Puah menirukan Hapmose.
"Seseorang yang tidak akan kau duga..." Sifra berdiri dan berjalan ke dapur mengambil kirbat air dan menuangkannya untuk Puah dan Hapmose.
"Irumose?" Tanya Puah.
"Bukan!"
"Sichal yang selama ini mengikuti kita dan bersembunyi di Goshen ternyata sudah menikahi seorang wanita budak?" Tanya Puah kembali.
"Kurang ajar, kau. Bukan itu!"
"Lalu apa?"
"Orang Tua itu—Orang Tua yang kita temui bertahun-tahun lalu ketika kita bermain di tepi Sungai Nil mengejar capung—aku bertemu dengannya, dan ia juga menanyakan kabarmu!"
"Tunggu dulu..., maksudmu Orang Tua itu..., ya—ya... kurasa aku bisa mengingatnya sekarang. Lalu?"
"Lalu apa?"
"Ya—Lalu? Tidakkah ada sesuatu yang penting yang mau kau sampaikan dari situ? Mungkin ketika kau berbicara dengannya, kau menemukan bahwa ternyata Irumose adalah kerabat jauhnya—sangat-sangat jauh—dan kalian sepakat untuk mempertemukan dia denganku. Atau mungkin Orang Tua itu adalah ayah dari Irumose sendiri—"
Hapmose melemparkan air dalam gelasnya ke wajah Puah.
"Kau terlalu terobsesi dengan pria itu. Hati-hati. Penyakit cinta yang meradang dapat mengakibatkan kematian..."
"Ahh! Benarkah?!" Puah dan Sifra terkejut.
"Mungkin saja. Sudahlah kalian berdua. Tidurlah. Esok hari mungkin saja ada tugas yang menunggu kita. Selamat malam, Nona-nona."
Setidaknya itulah yang mereka kira karena tiba-tiba di pintu depan ada ketukan yang cepat. Sifra yang masih cukup terjaga membuka pintu dan menyapanya.
"Selamat malam. Kaliankah petugas kesehatan?"
"Ya benar. Kami petugas kesehatan. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya Sifra.
"Istriku—dia akan segera melahirkan! Aku tidak bisa menolongnya! Tolong kami!"
"Baik Tuan. Beri aku beberapa menit untuk mengambil barang-barangku—" Sifra bergegas masuk ke dalam pondok dan merapikan barang-barangnya. Ia membangunkan Puah juga. Ia membangunkan Hapmose untuk memberitahukan bahwa mereka berdua pergi untuk membantu persalinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crimson Bracelet
Historical FictionKisah yang belum pernah diangkat sebelumnya mengenai 2 wanita yang menyelamatkan hidup seorang bayi yang akan menjadi pemimpin besar. Telusuri kisah persahabatan dua gadis Mesir melewati perbudakan yang kejam, kisah cinta yang rumit, sampai konspi...