3. Orang Tua

61 3 0
                                    

Sichal mengambil kertas itu dari tangan Sifra dan membacanya, dan tampaknya hasilnya sama seperti Puah: mereka ditugaskan di Kawasan Pemukiman Budak di Goshen Utara, dan mereka sebisa mungkin harus menangani berbagai macam penyakit.

"Aku tidak percaya ini!" kata Puah ketika ia kembali setelah menghadap Tabib Agung di podium, "Mereka bilang keputusan ini tidak bisa diganggu gugat. Ini sudah disetujui oleh Dewan Pertimbangan Tenaga Kerja Kesehatan bahkan diketahui oleh Yang Mulia Firaun sendiri!"

"Puah, kita berangkat dari rumah kita dengan niat untuk melayani masyarakat. Dan sekarang, penugasan ini sudah kita dapatkan, dan mau-tidak mau, kita harus menerimanya—"

"Tapi, Sifra—Goshen, tempat para budak!! Dan melakukan segala pengobatan terhadap semua penyakit! Bukankah ini sesuatu yang tidak masuk akal?! Bahkan Irumose dan Sichal saja mendapat tugas khusus! Mengapa ini harus terjadi kepada kita?!"

Tiap tabib-tabib baru diberikan semacam kalung jimat, salib Ankh, sebagai tanda bahwa mereka adalah seorang tabib. Dari pintu keluar, seorang pengajar memerintahkan semua tabib baru yang ada disana untuk keluar dan segera pergi menuju tempat penugasan mereka masing-masing. Selama perjalanan ke pintu keluar, Sichal dan Irumose mendapati banyak tabib baru yang memiliki tujuan yang sama dengan mereka, ke Memphis dan sekitarnya. Tapi dari tadi Sifra dan Puah tidak menemukan satupun orang yang mengaku ditugaskan ke Goshen.

"Semoga kita bisa bertemu lagi..." kata Puah sambil memeluk Irumose dan ia menangis.

"Sudahlah, Puah. Aku yakin kita akan bertemu lagi. Aku harap kalian segera mendapat Surat Pemindahan Tugas. Sayang sekali wanita seperti kalian harus mendapat tugas di wilayah para budak..." jawab Irumose.

Sifra dan Puah melihat rombongan besar yang berjalan menjauh ke arah selatan, sedangkan yang berjalan bersama dengan mereka ke utara bisa dihitung dengan jari, dan mereka semua terlihat muram, juga tabib-tabib senior yang berjalan di depan mereka. Mereka berjalan mengikuti tepi sungai Nil dan berjalan terus ke utara.

Puah bertanya kepada beberapa orang yang ada bersama dengan mereka. Ternyata semuanya ditugaskan di Baal-Zephon.

"Aku benar-benar tidak mempercayai semua ini, Sifra. Hanya kita yang ditugaskan di Goshen!" kata Puah.

"Jadi kalian juga ditugaskan di Goshen?" kata seseorang yang dari tadi tidak mengeluarkan suaranya. Ia berbadan tegap. Dan jelas terlihat, ia mulai memasuki masa tua. Rambut tipis putih menghiasi kepalanya. "Perkenalkan, aku Hapmose. Aku juga tidak percaya aku akan mendapat tugas di Goshen, tempat para budak, tapi bila memang ini tugas dan panggilanku, aku tidak akan mundur."

"Jadi, Tuan Hapmose, anda juga—"

"Hapmose saja, Nona-nona. Seumur hidupku aku tidak pernah menginginkan jabatan tinggi dan kehormatan dari orang lain. Asalkan hidupku bisa berguna dan bermanfaat bagi orang lain, itu cukup untukku."

"Baiklah—Hapmose..." Sifra merasa janggal memanggil orang tua itu tanpa penghormatan yang layak. "Anda juga ditugaskan di Goshen? Baiklah, kuharap kita bisa bekerja sama dengan baik."

"Aku juga mengharapkannya, Nona-nona..."

Mereka terus berjalan. Seringkali mereka membuka tenda atau gulungan tikar di tanah lapang untuk bermalam. Dan di saat-saat lain mereka meneruskan perjalanan meskipun itu tengah malam sampai dini hari.

Satu dari dua tabib berjalan ke kiri, lalu dia mengeluarkan suaranya.

"Tabib-tabib dengan tujuan Goshen, ikuti aku." Dan hanya tiga tabib yang berjalan mengikuti dia. Tabib-tabib yang lain meneruskan perjalanan ke timur.

The Crimson BraceletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang