Chapter 14

450 69 6
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rumah Lian, kedua orang dimobil tersebut tidak bicara satu sama lain. Minhyuk memang fokus pada setir mobilnya namun fikirannya selalu tertuju pada perempuan disebelahnya itu.

Beberapa saat kemudian, mobil hitam Minhyuk sudah sampai di depan rumah Lian.

“sekali lagi maafkan aku, Lian. Aku tidak bermaksud mencampuri urusanmu tapi..”

Minhyuk menghela nafasnya.

“jika orang yang menyakiti mu itu adalah tunanganmu, jangan segan kau laporkan ini Lian, kekerasan dalam hubungan itu tindakan kriminal..”

Lian masih terdiam.

“Minhyuk..”

“ya?”

“apa aku bisa percaya padamu?” Entah hasrat apa yang membuat Lian ingin bercerita tentang masalah hidupnya pada pria yang bahkan baru ia kenal ini.

“aku pendengar yang baik, Lian..”

Lian melepas sabuk pengamannya dan menyandarkan tubuhnya di jok penumpang mobil Minhyuk, Minhyuk pun demikian.

“aku yakin kau akan menganggapku gila atau apapun setelah mendengar cerita ini, Minhyuk. Tapi sumpah, aku tidak mengada-ada..”

“kau belum cerita apapun dan langsung menilaiku akan menertawaimu? Ayolah Lian, aku tidak seburuk itu..”

“baiklah..”

Lian bercerita tentang segala hal yang terjadi pada dirinya. Mulai dari menonton konser, pergi ke Bar Y.H Hotel Seoul, dipaksa tidur bersama Xiumin, mendapati dirinya hamil.. dan segala petualangannya menemui Xiumin bersama Mira.

Ternyata Minhyuk benar-benar mendengarkan, walaupun sudah pasti dia shock mengetahui bahwa Lian hamil anak Xiumin, yang juga idola Nayeon, adiknya.

“itu gila, Lian. Kau harus melaporkannya pada pihak berwajib. Aku bukan pahlawan, tapi dengan sukarela aku mau menghajar Xiumin jika bertemu dengannya, Lian” ujar Minhyuk geram saat Lian selesai bercerita.

“aku pun tidak yakin masa depan anakku, Hyuk.. tapi.. menjadi single parent bukan hal buruk kan?”

Minhyuk tersenyum mendengar perkataan Lian.

“aku selalu mendoakan yang baik untukmu, Lian..” Minhyuk mengusap lengan kiri Lian yang membuat Lian tersenyum.

“terima kasih sudah mendengarkanku, Minhyuk”

Minhyuk mengangguk.

“aku masuk dulu ya?”

“boleh kuantar?” tanpa menunggu jawaban Lian, Minhyuk membuka pintu mobilnya dan membukakan juga pintu mobilnya untuk Lian.

Mereka berjalan berdampingan hingga sampai didepan pintu rumah Lian.

“sekali lagi terima kasih, Minhyuk” ucap Lian saat tiba didepan pintu rumah Lian.

“sama-sama Lian”

Minhyuk mengusap perut Lian yang membesar di usia 4 bulan kehamilannya.

“kau yang kuat ya little Lian..”

Sentuhan Minhyuk pada perut Lian membuat Lian tersenyum lebih dalam.

Entah mengapa, Lian suka diperlakukan seperti ini, walaupun Minhyuk termasuk orang baru dalam hidupnya.

Kali ini Lian mengeluarkan air mata terharu karena masih banyak orang yang peduli pada dirinya.

“Minhyuk, terima kasih banyak..”

You Are My Destiny •Xiumin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang