Chapter 5

483 82 17
                                    

"Maafkan aku Mira-ya.." Lian memeluk Mira sambil menangis.

Mira membalas pelukan Lian sambil ikut menangis.

"It's Okay Lian, ini bukan sepenuhnya salahmu.. Sebaiknya kita tebus obatnya lalu pulang, kata dokter kau harus banyak istirahat"
.
.
Setelah selesai menebus obat, kini Mira dan Lian berada didalam mobil untuk pulang kerumah Lian.

"Siapa yang melakukannya?" ujar Mira menghilangkan keheningan.

"Uhm.. Itu.. Itu.."

"Siapa?"

"X-Xiumin, Mira-ya.. Setelah aku meminta foto, dia memaksaku melakukan itu, lalu dia.. mencampakkan aku seperti jalang.. B-Bahkan dia tidak menanyakan namaku"

#flashback#

Jam menunjukkan pukul 5 pagi, Lian hanya duduk ditempat tidur sambil memeluk kedua lututnya, tidak seperti Xiumin yang masih tertidur memunggungi Lian.

Selimut berwarna merah dan hitam adalah satu-satunya barang yang menutupi tubuh Lian.

Lian masih tidak percaya pada apa yang terjadi. Xiumin melakukan hal tidak senonoh padanya. Mengingat bahwa dirinya sama sekali belum pernah berhubungan badan.
Bahkan Junhoe, mantan terakhirnya harus rela menunggu 8 bulan pacaran hanya untuk mencium bibir Lian.

Lian memang mengidolakan Xiumin, tapi sungguh hanya sebatas idola. Lian tidak ingin lebih dari itu.

Lian mulai menundukkan kepalanya dan mulai menangis. Lian merasa sangat bersalah karena tidak menurut pada Mira.

Lian mengecek ponselnya dan terdapat 15 panggilan tak terjawab dan 28 pesan Line dari Mira.

Lian pun kembali menangis.

"Diamlah! Kau mengganggu tidurku!" masih dengan posisi memunggungi Lian, Xiumin berdecak kesal.

"M-mian..mianhae" Lian menghapus air matanya.

"Kenapa kau menangis? You should be happy , 'cause your virginity is taken by me, your idol. Right?"

Lian kembali menangis, kini air matanya lebih deras.

"Kau brengsek!!"

"Shut up! Sudah sana pulang, aku ingin tidur"

Lian terkejut saat mendengar ucapan Xiumin.

Lian pun bangun dari tempat tidur, memungut pakaiannya lalu memakainya. Dia mengambil tasnya lalu berjalan kearah pintu.

"Aku sungguh menyesal karena mengidolakanmu selama ini!" seru Lian sambil meraih gagang pintu.

"I don't care, terima kasih telah menjadi hiburanku, semoga harimu menyenangkan" ujar Xiumin masih dengan posisi tidurnya.

Lian melangkah keluar Bar dengan menahan tangis.

Lalu ia menelpon Mira.

#flashback off#

"Aku membencinya Mira-ya..hiks.. Aku bingung .. Aku harus bagaimana sekarang.." Lian kembali menangis, air mata jatuh bebas di pipi cantiknya. Mira yang melihat itu merasa iba sekaligus kesal.

Mira menghentikan laju mobilnya, lalu menghela nafas berat.

"Kenapa kau tidak memberitauku saat didepan Bar waktu itu? Kau tau aku bisa membunuhnya saat itu juga bukan?"

Mira mengusap kasar wajahnya.

Air mata mulai menetes bebas dipipi Mira yang tertutup telapak tangannya.

"Aku memang tidak berguna, Lian. Untuk menjagamu saja aku tidak becus! Sahabat macam apa aku ini..hiks"

Lian melepaskan sabuk pengamannya lalu memeluk Mira.

Mereka berdua larut dalam tangisan masing-masing.

Lian benar-benar bingung, tidak tau harus berbuat apa karena menurutnya di usia nya yang ke 20 itu masih terlalu muda untuk menjadi seorang ibu.

Sementara Mira sekarang dipenuhi amarah, seakan ingin menusuk jantung Xiumin menggunakan benda yang sangat tajam. "Dia harus tau, Lian. Dia harus bertanggung jawab"

"Bagaimana bisa? Kau tau dia siapa kan? bahkan sekarang aku tidak tau dia dimana. Itu tidak mungkin bisa Mira-ya..hiks"

"Aku tidak apa-apa Mira..biar aku saja yang merawat bayi ini.."

"Tidak ! Dia-harus-tau!" ujar Mira sambil menekankan nada di setiap kata nya.

---**---

"Habiskan makananmu,Lian" Mira menatap tajam piring yang masih penuh dihadapan Lian.

"Aku sedang malas makan Mira-ya.." Lian berucap malas.

"Aku tidak ingin keponakanku tidak sehat karena ibunya malas makan"

Akhirnya dengan malas-malasan, Lian mengambil sendok lalu mulai memakan makanannya.

"Kau seharusnya tidak melakukan  ini Mira-ya.. Ini kesalahanku, kenapa malah jadi kau yang sibuk?"

"Karena kau pasti hanya akan diam menunggu anak ini lahir dan membiarkan Xiumin tidak bertanggung jawab"

"Lian, dengarkan aku. Aku tidak peduli dia siapa, tidak peduli dia idol atau apapun, yang penting dia harus menanggung semua perbuatannya" lanjut Mira.

"Aku tidak tau harus dengan cara apa membalas kebaikanmu Mira. Tiket pesawat, biaya semuanya.."

"Sudahlah Lian, aku tidak merasa direpotkan" Mira tersenyum.

Lian membalas senyuman Mira lalu memeluknya.
.
.

"Mira.. Bahkan saat larut malam seperti ini, Malaysia masih saja terasa panas"

"Negara tropis, Lian"
.
.
Rencana nya, besok mereka akan berusaha menemui Xiumin di tempat konser. Terdengar mustahil memang, tapi bermodal keyakinan, Mira yakin bisa bertemu namja kurang ajar yang sudah menghamili sahabatnya itu.
.
.
To be continued^^

You Are My Destiny •Xiumin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang