Chapter 24

463 39 3
                                    

Sudah hampir dua bulan Lian di Korea dan tinggal dikediaman Xiumin bersama Jasper. Ini artinya, sebentar lagi dia harus kembali ke China untuk bekerja.

Apalagi Nyonya Dahyun sudah mengirim email pengingat masa cuti Lian yang akan habis minggu depan.

Sebenarnya Lian tidak ingin pulang. Dia ingin tetap disini bersama Jasper, Sohee dan.. Xiumin.

Ya, Xiumin makin hari makin baik. Sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat sejak kelahiran Jasper.

Saat pulang dari Studio di tengah malam, Xiumin tidak sungkan menemani Lian meladeni Jasper yang terkadang sulit tidur.

Bahkan Xiumin sudah mulai lihai memandikan Jasper yang masih bayi itu.

Namun Lian ingat, bahwa kehidupan dia dan Jasper berbeda dengan kehidupan Xiumin. Lian harus membiarkan Xiumin bebas dengan kariernya tanpa beban dirinya atau Jasper.

“Lian?” Xiumin menyadarkan Lian dari lamunannya.

“Uhm ya, Xiu?” tanya Lian sambil mengelus puncak kepala Jasper yang sedang tertidur pulas.

“kau sudah selesai merapihkan barangmu?”

“Ya, sudah. Semuanya sudah siap.”

“apa.. kau tidak bisa tinggal lebih lama disini?”

Deg

Ucapan itulah yang ingin dia dengar dari mulut Xiumin, namun dia juga memikirkan bagaimana karier Xiumin nantinya jika media tau tentang dia dan anaknya.

Apalagi baru-baru ini mulai beredar beberapa foto Xiumin bersama Lian dan Jasper yang saat hari libur bermain disebuah taman.

“aku ingin, tapi aku tidak bisa, Xiu.”

Xiumin menghela nafas kecewa.

"Aku hanya ingin tinggal lebih lama bersama Jasper dan.. kau."

Lian hanya tersenyum senang mendengar ucapan Xiumin yang sudah seperti ucapan seorang suami untuk istrinya.
.
.
Eonni, Hati-hati.” Sohee memeluk Lian dengan erat lalu beralih mencium lembut keponakannya yang sedang tidur pulas dikereta bayi.

“jaga dirimu baik-baik Sohee-yaa.. kalau ada waktu, kunjungi keponakanmu di China, Arra?”

Sohee mengangguk sambil tersenyum haru.

“Hati-hati, Lian. Jaga diri baik-baik disana, jangan terlalu lelah. Kalau bisa, berhentilah bekerja demi Jasper. Aku akan rutin mengirimi mu uang dan rutin mengunjungimu di China nanti.”

Dengan memakai Hoddie, masker dan topi, Xiumin memeluk Lian lalu membuka maskernya sedikit untuk mecium puncak kepala Lian.  Sedangkan Lian hanya tersenyum haru sambil membalas pelukan Xiumin.

Lalu Xiumin beralih pada Jasper yang mulai terusik akibat suasana Bandara yang begitu ramai.

“Jangan rewel ya, sayang.. agar Eomma cantikmu ini tidak terlalu lelah.” Ujar Xiumin sambil mencium Jasper.

Xiumin kembali menatap Lian yang mata nya sudah meneteskan air mata.

"Hey, jangan menangis.. ini bukan perpisahan selamanya, aku dan Sohee pasti akan mengunjungi mu dan Jasper.." ucap Xiumin sambil mengusap air mata Lian dengan lembut.

Lian hanya mengangguk sambil tersenyum.

“pergilah, bodyguard ku sudah menunggu. Kabari aku jika kau sudah sampai di China, Aku menunggu.”

Lian hanya mengangguk lalu mendorong kereta bayi meninggalkan Xiumin dan Sohee yang melambai dan tersenyum kearahnya.
.
.
“sudah selesai?” Mira menyambut Lian dimobil, yang baru saja keluar dari gedung Cube Entert Beijing untuk mengundurkan diri dari sana.

“Sudah, Mira.” Lian memakai sabuk pengaman dengan satu tangan, sementara tangan satunya sibuk menggendong Jasper.

“Aku sedih keluar dari sini. Semua pegawainya baik-baik.”

“tapi demi Jasper kan?”

Lian menoleh kearah Mira sambil tersenyum. Mira pun menyalakan mesin mobilnya lalu fokus menyetir.

“Eh itu apa, Mira?”  Lian menunjuk kearah leher bagian bawah Mira, dimana dia menemukan semacam bekas kemerahan.

“Uhm itu.. Anu.. ini bukan apa-apa. Hanya digigit serangga.” Mira menggaruk bagian lehernya yang memerah dengan salah tingkah.

“digigit serangga atau digigit Yugyeom, hm?” goda Lian.

“Shit, Lian! Shut up, Okay?”

Lian pun tertawa keras yang membuat Mira makin kesal.

“Mira, kita sudah dewasa. Kenapa sulit sekali sih mengakui kalau kau dan Yugyeom..”

Fine!” teriak Mira.

“Ini ulah si jambul hitam sialan!”

“kau menikmatinya?”

“Tentu saja! Eh maksudku! Tidak! Dia memaksaku!”

“kau bohong. Tidak apa-apa, Mira. Bisa kah sekali saja kau jujur tentang perasaanmu?”

Mira terdiam sambil menggigit ujung jarinya. “Ya..Aku kembali mencintainya. Damn Aku malas mengakui ini.”

“Yugyeom pria yang baik, Mira. Kalian cocok. Bukan begitu, Jasper? Kau suka Auntie Mira bersama Uncle Yeom kan?” Lian menatap Jasper lalu menoleh lagi kearah Mira.

“jangan menggodaku lagi, Lian.”

“Ku kira kau suka Luhan..”

“Bayi rusa itu? Tidak, Lian. Dia menggodaku hari itu dan bisa menggoda wanita lainnya beberapa jam kemudian. No. Yugyeom is better..” Mira mengerlingkan satu matanya pada Lian.

Look who’s in love now..”

Sepanjang perjalanan, kedua sahabat ini saling menceritakan kisah masing-masing sambil tertawa. Jasper tidak kalah seru, terkadang pria mungil ini mengeluarkan suara seakan mengerti.

Saat mobil terhenti dilampu merah, Lian melihat sebuah toko perlengkapan bayi yang membuat Lian tertarik.

“Mira, aku ingin kesana..” Lian menunjuk toko yang dia maksud.

“Maaf, Lian jangan sekarang. Aku harus menemui anak didikku yang cedera. Bagaimana kalau besok?”

“Aku ingin sekarang, Mira. Aku tidak apa-apa kok kesana sendiri. Kau bisa menurunkanku disini..”

really? Aku bisa meminta Yugyeom menemanimu jika kau mau..”

“Tidak usah, Mira-ya.. aku ingin jalan berdua dengan Jasper. I’ll be fine..”

“janji padaku jika terjadi apa-apa, langsung telpon aku, ya?”

“pasti!”

Mira pun memarkirkan mobilnya tepat didepan toko perlengkapan bayi, lalu menurunkan Lian yang menggendong Jasper.
.
.

Dengan sukacita, Lian mengambil beberapa pakaian bayi dan mainan. Kartu kredit yang Xiumin berikan pada Lian membuat Lian dengan leluasa menggunakannya untuk kepentingan Jasper.

Setelah sekitar tiga puluh menit memilih barang-barang untuk Jasper, Lian menuju kasir untuk membayar.

Lian tidak menyadari ada seseorang di luar sana yang mempehatikannya sambil tersenyum dari balik kaca toko.

“terima kasih sudah berbelanja, Nyonya!” sapa sang kasir sambil memberikan paper bag berisi belanjaan Lian.

“sama-sama!” balas Lian, lalu mengambil paper bag tadi dan langsung keluar toko.

Tidak sampai lima langkah, seseorang yang melihat Lian menggendong bayinya sejak tadi pun menghampiri si ibu muda itu dengan wajah sumringah.

“apakah ini semacam takdir akhirnya kita bisa bertemu lagi?”

Lian mendongakkan kepalanya pada suara yang dirasa sedang berbicara padanya.

Sebuah senyum bahagia terlukis diwajah cantik Lian.

“Minhyuk?!”
.
.
.
To be continued^^

You Are My Destiny •Xiumin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang