Chapter 21

450 40 0
                                    

Mereka akhirnya tiba di rumah keluarga Byun. Rumah megah ini memiliki klinik disampingnya, Xiumin bilang bahwa banyak selebriti melahirkan disini hanya agar privasi nya terjaga.

Lian dan Xiumin disambut manis oleh Nyonya Byun. Mereka langsung menuju ruang praktek, karena Xiumin ingin melihat calon bayinya lewat USG.

“apa ini bisa dicetak?” tanya Xiumin sambil menunjuk kearah layar, dimana bentuk bayinya sudah terlihat.

“Bisa, Xiu. Ini ultrasound berteknologi 4D. Akan kusiapkan untuk fotonya.”

Tak lama kemudian, Nyonya Byun memberikan selembar foto hasil USG pada Xiumin.

“Lihat, Li. Dia akan mirip dengan wajahku.” Xiumin menunjukkan foto tadi ke Lian yang masih berbaring.

“itu belum kelihatan apa-apa, Xiu..” jawab Lian sambil tertawa kecil.

Xiumin pun mempoutkan bibirnya seperti anak kecil.

“Oh iya, Lian. Sesuai pemeriksaan barusan, kau harus mengurangi konsumsi garam. Jika tidak, seluruh tubuhmu akan membengkak.”

“Baik, Nyonya.”

“Aku harus beritahu Sohee agar mencari menu diet garam untukmu.” Ujar Xiumin.

“Perkiraan kelahirannya sekitar dua belas sampai empat belas hari mendatang.” Nyonya Byun pun mempersilahkan Lian bangun dari tempat tidur.

“aku tidak percaya kau akan menjadi seorang ayah, Xiumin..”

“Aku pun demikian, Nyonya Byun. Tapi aku pantas kan?”

Nyonya Byun tertawa pada pria dihadapannya itu.

“Pantas, Xiu. Jadi.. kalian akan menikah?”

Xiumin dan Lian saling berpandangan.

aniya..” jawab mereka bersamaan.

wae?”

“aku takut kehadiranku dan anak ini akan mengganggu karier Xiumin, Nyonya.”

aniya, Lian. Aku yang merasa tidak pantas menjadi pendampingmu..”

Nyonya Byun melipat kedua tangannya didepan dada.

“Aku doakan kalian berjodoh, okay?”

“Nyonya Byun, ayolaaahh..” ucap Xiumin.

Nyonya Byun hanya tertawa lalu mengantar mereka berdua kepintu depan.
.
.
Perjalanan pulang terasa awkward karena ucapan Ibu Baekhyun tadi.

Padahal di dalam hati, Lian berharap Xiumin bisa mendampinginya setiap saat, paling tidak membantu membesarkan anaknya nanti.

Astaga, Lian. Kau rakus sekali! Tadi kau merindukan Minhyuk dan sekarang mengingkinkan Xiumin?!’ –Lian.

“Lian, aku sangat ingin membawamu melihat pemandangan Korea. Tapi agensi menyatakan bahwa kau, aku dan bayi kita nanti, tidak boleh terlihat didepan umum. Mian

Gwaenchanha, Xiu.. aku mengerti.” Lian menatap Xiumin dan tersenyum simpul.

Gomawo, Lian.” Xiumin membalas senyum Lian.

“Uhmm Xiu.. boleh aku bertanya sesuatu?”

“Ya, Apa?”

“mengapa kau tidak ke China dan harus aku yang kesini?”

“aku harus terapi, Lian.”

“terapi?”

“Aku ketergantungan obat anti depresan dan sempat overdosis. Karena itu dokter melarangku berpergian keluar kota apalagi keluar negri selama tiga bulan.”

“Kau harus bebas dari obat-obatan itu, Xiu!”

Ne, Lian. Makanya aku terapi. I’ll do my best.” Lagi-lagi Xiumin membelai rambut hitamnya Lian.

“kau tau apa alasanku meminum tablet sialan itu sampai overdosis?” tanya Xiumin sambil terus mengelus rambut Lian namun pandangannya masih tertuju pada jalan didepan.

“Uhm.. A..apa itu?”

“Aku bermimpi kau bunuh diri. Aku kehilanganmu dan bayi kita.”

Xiumin? Memimpikanku?’ –Lian.
.
.
.

kau jangan berbesar hati dulu, bitch!”

Plak!

“kau pikir aku membawamu kesini lalu aku akan berbaik hati padamu?”

Plak!

“kau sungguh mengganggu kehidupanku! Karierku maish panjang dan kau membawa bayi ini bersamamu kedalam hidupku!”

Plak!

Xiumin masih tidak menunjukkan rasa kasihannya pada Lian yang sudah tersungkur dipojok ruangan. Setelah menamparnya, Xiumin tidak sungkan menendang Lian dan Lian hanya bisa meringis sambil menangis.

“Mati saja kau, jalang dan anak sialan!”

Satu tendangan lagi tepat mengenai perut Lian.

“Hhh!” Lian terbangun dari mimpi buruknya dengan keringat mengucur deras.

Sudah lebih dari seminggu Lian disini dan mimpi buruk tentang perlakuan tidak baik Xiumin padanya masih sering menghantui.

Padahal, selama ini Xiumin baik-baik saja. Namun peristiwa di masa lalu, membuat Lian masih sedikit trauma.

Lian mengatur napasnya perlahan dan meraih segelas air putih dinakas samping tempat tidurnya.

Eonni?” Terdengar suara Sohee mengetuk pintu kamar Lian.

Lian segera menuju pintu dan membukanya.

“Ya, Sohee?”

“makan malam sudah siap..” Sohee lalu melihat Lian dari atas sampai bawah.

Gwaenchanha? Eonni berkeringat.”

“aku tidak apa-apa, Sohee-ya.. hanya bermimpi buruk barusan. Astaga! Aku ketiduran sejak sore tadi, maaf..”

“tidak masalah, Eonni. Aku memanggilmu sejak tadi dari bawah, tapi tidak ada jawaban. Makanya aku kemari, Aku tunggu diruang makan, Arraseo?”

Ne.. aku ganti pakaian dulu.”

Lian mengganti pakaiannya yang penuh keringat itu. Lalu mengikat rambutnya dan keluar kamar.

Saat akan menutup pintu kamarnya, Xiumin baru keluar dari kamarnya yang letaknya tepat didepan kamar Lian.

Xiumin sudah nampak rapih dengan jas dan dasi kupu-kupunya. Lian terpesona melihat Xiumin, namun tiba-tiba Lian teringat dengan mimpi buruknya barusan, lalu Lian memutuskan untuk menunduk saat Xiumin tersenyum padanya.

“Lian? Ada apa?” tanya Xiumin yang merasa aneh atas sikap Lian.

A..Aniya. Uhm.. Xiu kau mau kemana?”

Xiumin mengangkat dagu Lian dengan tangan kanannya.

“Ada pesta ulang tahun Pimpinan Lee, Lian.”

Lian berusaha menghindari kontak mata dengan Xiumin.

“Hey, Lihat aku..”

Masih dengan takut, Lian melakukan apa yang Xiumin suruh.

I know I did you wrong, Lian. Tapi kali ini aku berjanji aku akan memperlakukanmu dengan baik.”

Lian mengangguk pelan tanpa sanggup berkata-kata.

“kau akan makan malam? Ayo kita kebawah, kurasa teman-temanku pun sebentar lagi datang menjemput.”

Xiumin dan Lian berdampingan menuruni tangga menuju lantai satu.

Saat Sohee sedang sibuk menata makanan di meja makan, terdengar bel rumah berbunyi.

Sohee pun menuju pintu depan dan membukanya
.
Oppa! Teman-temanmu!”

“biarkan mereka masuk..”

Lian pergi keruang makan sementara Xiumin menghampiri teman-temannya.

“Aku mau bertemu Lian.” Ucap Baekhyun.

“Kami juga.” Ujar Sehun sambil merangkul Lay.

Xiumin pun menyuruh ketiga temannya keruang makan dimana Lian sedang menikmati makan malamnya.

“Sehun! Lay! Baekhyun!” teriak Lian. Ketiga namja itupun mendekati Lian dan memeluknya dari samping secara bergantian.

“kau sehat?” tanya Sehun.

“Sehat, Sehun.” Jawab Lian sambil tersenyum.

Sehun lalu mengelus puncak kepala Lian dengan lembut, Lay pun begitu.

“Baekhyun, aku sudah bertemu Ibumu.” Ujar Lian sambil menatap Baekhyun.

“iya, Eomma sudah cerita.” Jawab Baekhyun sambil tersenyum.

Lalu datang Luhan menginterupsi reuni antara Lian dan ketiga anggota EXO itu.

kajja kita pergi, nanti kita bisa telat.” Ucap Luhan.

Well Hello, Lian! Mana Mira? Aku merindukannya.”

“Hai, Lu. Mira mungkin besok baru tiba disini.”

“Kami harus pergi, Lian. I’ll see you again, arra?”

Lian mengangguk sambil tersenyum.

“selamat bersenang-senang, Kaliaaan!”

“pasti!” jawab Sehun mantap.

Keempat anggota EXO itu pun pergi, namun baru beberapa langkah, anggota EXO yang lain datang untuk berpamitan pada Lian dan Sohee.

“jaga Lian dengan baik, Sohee-yaa!” teriak Xiumin.

“Pasti!”

“Bye, Sohee-yaa..” ucap Sehun yang membuat pipi Sohee memerah.

“genit kau!” Protes Luhan sambil mengacak-acak rambut Sehun.

Sementara Sohee hanya diam membeku di posisinya sampai kedua belas namja tampan tadi benar-benar pergi.

“kau menyukai Sehun?” tanya Lian sambil tersenyum.

“ti..tidak, Eonni! Ugh.. kau sama saja seperti Xiumin oppa!”

Lian hanya terkekeh melihat Sohee yang salah tingkah.
.
.
To be continued^^

You Are My Destiny •Xiumin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang