Aku Yakin (21)

2.7K 262 19
                                    

"Aku di jodohkan oleh orang tuaku"

.

.

.

Saat itu juga kai melonggarkan pelukkannya. Menjauhkan bahu kyungsoo perlahan.

Kai menatap kyungsoo, meminta penjelasan atas perkataannya tadi.

"Kau tau exo grup?" Lanjut kyungsoo yang masih tetap menatap kedua mata kai.

"Anaknya yang bernama Kim Junmyeon. Ia yang akan menjadi calonku"

'Junmyeon? Ah aku mengenalnya.' Batin kai.

"Lalu bagaimana tanggapanmu?" Kai meraih pipi kyungsoo, membelainya lembut dan mengajaknya untuk duduk di sofa.

"Tentu saja aku menolaknya dan langsung ke sini menemuimu. Ini bukan lagi zaman siti nurbaya, untuk apa aku di jodohkan pada pria yang sama sekali belum aku kenal. Bukankah ayahku sudah menyetujui hubungan kita? Tapi kenapa ia tiba-tiba saja menjodohkanku dengan pria lain?" Jelas kyungsoo.

Ada sesuatu di dada pria itu. Rasanya seperti tertanam benda tajam di dalam. Mungkin persoalan ini mudah jika kai tak mempunyai masalah dengan ayah mertuanya tersebut. Mungkin ini akan sulit di lewati tapi jika hanya berdiam diri saja seperti ini, bisa-bisa kai akan kehilangan kyungsoo lagi. Bukan untuk dalam kurung waktu tapi untuk waktu yang tak terhintung.

Berpisah kembali dengan wanita bermata bulat itu saja ia tak bisa membiarkannya terjadi untuk kesekian kalinya.

Kai terdiam di tempat dan kemudian tersenyum tenang pada kyungsoo walau sebenarnya hatinya hancur. Ia memeluknya hangat, membuat kyungsoo tak ingin melepas dekapannya.

"Aku tak akan meninggalkanmu, aku pasti akan mendapatkan restu ayahmu. Kau tenang saja" kai mengecup singkat pucuk kepala kyungsoo.

Membuat kyungsoo menjadi lebih tenang sekarang karena penyemangatnya berada di sini, Memeluknya, menyemangatinya.

"Kai, kau sudah makan?" Tanya kyungsoo. Kai berdehem mengiyakan pertanyaan kyungsoo.

"Kau lapar?" Tanya kai balik.

"Mau makan siang bersama?" Tanpa jawaban, kyungsoo malah bertanya balik.

"Kajja" kai mengecup singkat pucuk kepala kyungsoo sebelum melepaskan pelukannya dan bangun dari sofa.

Dengan senyum yang mengembang, kyungsoo bangkit dari posisinya.

"Tunggu sebentar" kai mengambil jasnya di punggung kursi dan kembali menghampiri kyungsoo.

Mereka pun pergi ke salah satu restauran pinggir jalan yang sering mereka kunjungi dan tak terlalu jauh dari kantor kai.

Rasanya kyungsoo rindu dengan masakan pinggir jalan, ia terlalu sering memakan hidangan istimewa dan jarang sekali menikmati hidangan ahjumma yang sederhana namun bisa membuat siapapun tak bisa lupa akan masakannya.

Asap putih mengepung di atas dua mangkuk ramen pedas. Wanginya benar-benar membuat setiap orang menelan saliva nya sendiri. Kai dan kyungsoo menanti mangkuk penggugah selera itu datang.

Dengan tak sabarnya, kyungsoo langsung melahap ramen yang masih panas, kai pun tertawa kala kyungsoo kepanasan oleh ulahnya yang tak sabaran melahap ramennya.

Kai memberi air putih pada kyungsoo dan di terima cepat oleh kyungsoo.

Rasanya seperti tak ingin momen ini cepat berlalu, menghabiskan makan siang bersama kai dengan ceria. Kyungsoo rindu momen ini, perasaan khawatirnya menghilang walau untuk sementara saja. Ia tak ingin berpikir pada perjodohannya saat ini, cukup menikmati momen seperti ini membuatnya amat gembira.

Run To My Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang