Chapter 7a : Kim Jisoo

213 26 0
                                    

Mulmed : Blackpink's Kim Jisoo

"YA!! Kau mau mati?!!" pekikku. Dia malah tertawa semakin keras. Tangannya terulur untuk mengacak-acak rambutkuㅡ

"Aigoo, uri Kim Jiyeon. Kau sangat cute"

ㅡyang seketika membuat pipiku memanas.

Oh, Park, apa yang kau lakukan?

^^
.

.

.

Chapter 7

Libur musim panas, ya?

Tidak ada hal spesial yang aku lakukan.

Liburan? Itu definisi lain dari menghabiskan uang. Woobin Oppa akan memarahiku habis-habisan jika aku menggunakan uang untuk sesuatu yang tidak perlu. "Kita harus berhemat. Asuransi Ayah hanya cukup untuk pengobatannya selama satu tahun. Kau pikir beberapa bulan terakhir aku hanya berfoya-foya? Gaji pegawai biasa sepertiku tidak seberapa. Jadi aku sering lembur untuk mendapat bonus. Itulah kenapa aku sering pulang larut. Bukan karena pergi minum-minum!" katanya saat tahu aku membeli banyak makanan dan souvenir saat studi wisata. Jadi, sebagai gantinya aku bekerja di Haksaeng Cafe saat liburan. Setiap harinya dan itu dari pagi sampai malam.

Tapi itu cukup menyenangkan. Selain tidak bosan, Jimin sering pergi ke Cafe untuk sekedar menyapa dan mengobrol kecil dengankuㅡatau mungkin tidak. Dia lebih sering bercerita hal-hal yang menurutku tidak penting. Dan aku menyukainya. Park Jimin memang laki-laki yang menyenangkan dan cukup menghibur.

"Omong-omong dimana Si Tukang Desain itu?"

"Dia pergi ke lembaga bimbingan belajar. Kau tahu kan, dia kelas 3"

"Ah, lalu Sujeong? Bukannya dia sering kesini?"

"Dia ke rumah neneknya di Jepang"

"Dia keturunan Jepang?"

"Begitulah. Ini pesananmu. Dan bisakah kau duduk di sana? Banyak yang mengantri, tahu! Harusnya kau pesan lalu menunggu di sana, bukan menghalangi pelanggan lain"

"Maaf. Aku ingin bicara banyak denganmu. Kau tahu? Anjingku melahirkan"

"Kalau begitu, kau kesini saat sepi pelanggan saja"

"Mana bisa? Aku ingin melihatmu setiap waktu"

"Duduklah disana, Park"

Begitulah. Park Jimin memang cheesy sekaligus menyebalkan. Dia punya seribu satu cara untuk membuatku ingin sekali mencekik lehernya.

Bahkan sampai libur musim panas berakhir dan masuk sekolah. Dia tetap saja tidak bosan menggangguku dengan pertanyaan dan cerita tidak penting. Dia bahkan menghampiriku ke kelas saat aku akan ke J-Club Room.

"Jiyeon-ah, kau akan memosting foto-foto studi wisata ke website kan? Kau harus memosting fotoku yang paling tampan. Ah, tidak-tidak. Aku selalu terlihat tampan, bahkan saat mengupil sekalipun. Kau posting semua saja kalau begitu" cerocosnya panjang lebar. "Dan juga, bisakah kau memberiku semua foto kita? Aku malas jika harus mengambilnya di website nanti. Ya? Ya?"

Aku menghembuskan napas. "Baiklah, baiklah. Tapi kau harus mentraktirku Jajjangmyeon setelah itu"

"Eiy, kau bahkan belum mentraktirku kopi?"

"Bukannya kau menolak?"

"Siapa bilang? Aku hanya ingin punya alasan untuk bertemu denganmu nanti"

"Apa maksudmu?"

Dia tertawa. "Sudahlah. Kau akan mengerti nanti. Dan, baiklah. Aku akan mentraktimu Jajjangmyeon. Ingat. Semua fotoku dan fotomu. Entah itu fotomu saja, fotoku saja atau foto kita berdua. Semua"

[1] My Fate : AwakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang