Chapter 20 : Brother?

174 22 3
                                    

A mystery came to me with a face of an angel
Your warmth
The only one who loves you, staying by your side
Is that me?

(EXO - FOR LIFE)

.

.

.

Chapter 20

Aku terbangun karena suara gaduh di ruang tengah.

Oh, shit! Padahal aku sedang tidur nyenyak.

Aku bergerak untuk duduk dengan gusar. Aku meregangkan tubuhku dan menguap. Lalu menempelkan telapak tanganku ke keningku.

Suhu badanku sudah turun.

Daebak! Aku sembuh hanya dengan istirahat sehari.

Biasanya? Aku tidak pernah sakit. Haha.

Aku melirik ke arah jam beker yang ada di atas nakas. Jam lima kurang sepuluh menit.

Ini sudah sore dan suara gaduh di ruang tengah terdengar sangat jelas. Suara orang bermain game.

Oh, iya. Taehyung tadi meminjam video game. Dan dia bermain sampai membangunkanku.

Dia berdalih akan menjagaku, tapi berakhir dengan bermain game seharian sampai mengganggu istirahatku.

Sialan, memang.

Aku yakin tagihan listrik kakakku akan membludak gara-gara bocah tengil itu.

Tapi jika didengar lagi, sepertinya Taehyung tidak bermain sendiri.

Penasaran, aku menyibak selimut dengan kasar. Lalu berjalan menuju pintu. Membukanya sedikit dan melonggokkan kepalaku.

Di sana Taehyung bersama Jimin. Mereka terlihat sangat akrab. Bahkan Jimin berani memukul Taehyung. Mereka saling mengganggu konsentrasi bermain game.

"Sialan!"

"Yak! Jangan menendangku!"

"Bodoh!"

"Awas kau! Jika kau kalah kau harus membelikanku pizza! Tidak boleh delivery!"

"Kau yang akan membelikanku! Kau tidak akan bisa mengalahkan Park Jimin!!"

"Dalam mimpimu!!"

Tak sadar, aku tersenyum. Mereka benar-benar seperti best friend.

Aku melangkahkan kakiku menuju ruang tengah.

"Oh, Jiyeon-ah. Kau sudah bangun?" tanya Taehyung yang menyadari kehadiranku.

"YAHAAA~~!! AKU MENANG!! BELIKAN PIZZA! BELIKAN PIZZA!" pekik Jimin tiba-tiba. Dia bahkan menari-nari tidak jelas.

Taehyung cemberut. "Ini semua karena kau!" katanya sambil menunjukku.

"Aku?"

"Hey, sudahlah. Sekali kalah tetap saja kalah. Kalau kau tidak melihatnya, kau tidak mungkin kalah. Sekarang pergilah! Belikan aku pizza yang ada keju mozarellanya" cerocos Jimin sambil mendorong-dorong Taehyung.

Taehyung menepis tangan Jimin. "Sialan!" umpatnya.

Jimin tertawa puas sambil berguling-guling di karpet.

Ya Tuhan. Dia seperti anak kecil saja.

"Kau sudah merasa baikan?" tanya Taehyung yang tiba-tiba ada di depanku. Dia menempelkan telapak tangannya ke keningku. "Masih hangat. Apa kau pusing?"

[1] My Fate : AwakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang