Chapter 29 : Lean On You

161 23 14
                                    

Kau adalah keberanian untuk membuatku kembali hidup. Kau meminjamkanku bahumu. Aku mempercayaimu karena kita dapat berbagi dalam hal ini. Saat kita menghadapi kesedihan, sekali lagi

(NCT U - WITHOUT YOU)

.

.

.

Chapter 29



"Apa yang sedang kalian lakukan?"

Aku sontak mendorong Jimin, melepaskan ciuman kami. Lalu menatap Kyungsoo yang berdiri di dekat meja dapur.

Aku merasa seperti telah kepergok mencuri. Apalagi Kyungsoo menatapku heran dengan alis yang terangkat satu.

"K-kyungsoo. K-kapan kau masuk?" tanyaku sedikit terbata.

"Aku di kamar dari tadi, tertidur. Dan sekarang aku lapar. Kalian sudah makan?" kata Kyungsoo dengan santainya seperti tidak melihat apa-apa.

Aku yakin dia melihat semuanya.

Do Kyungsoo, dia bisa saja mengadu pada Woobin kan?

"Belum, hyung. Kau ingin memasak?" tanya Jimin

"Ya. Aku akan membuat bulgogi. Jiyeon-ah, bantu aku" ujar Kyungsoo lalu membuka kulkas untuk mengambil bahan-bahan yang diperlukan.

Aku melirik ke arah Jimin. Tanpa suara, aku menyuruhnya untuk mandi. Dia tersenyum geli lalu mengecup bibirku sekilas sebelum beranjak menuju ke kamar mandi.

How dare you, Park Jimin!

Aku mendelik kesal ke arahnya, dia malah cengengesan dan cepat-cepat pergi ke kamar mandi.

Aku menghela napas. Lalu memutuskan untuk menghampiri Kyungsoo yang sedang mencuci daging.

"Kyungsoo-ya, apa yang harus aku lakukan?" tanyaku.

"Kau potong-potong saja daging ini. Aku yang akan mengurus bumbu-bumbunya" katanya sambil meletakkan baskom berisi daging yang sudah dicuci di meja makan.

Aku hanya mengangguk dan segera melakukan apa yang dia perintahkan. Kalau masalah bumbu-membumbui, Kyungsoo memang ahli. Masakannya bahkan selezat buatan Ibuku. Aku jadi seperti memakan masakan Ibuku setiap harinya. Sejak Kyungsoo ada di sini, aku juga tidak kesepian. Dia bangun pagi-pagi sepertiku, dia juga sering mengantar-jemputku, menonton drama saat malam, dan juga dia selalu mengetahui apa yang aku kerjakan, termasuk dengan Jimin tadi.

Aku meliriknya cemas. Apa tadi dia melihat semuanya? Atau tidak? Dia berlagak tidak tahu apa-apa, tapi aku yakin dia melihat semuanya.

Baiklah, aku harus mengatakan sesuatu terlebih dulu.

"Kyungsoo-ya, bagaimana pekerjaanmu di Cafe?" tanyaku.

Ini namanya basa-basi-busuk.

"Baik. Sangat baik. Aku bahkan sudah menjadi kokinya dan menciptakan menu baru dengan Jieun. Mereka semua sangat menyukainya" jawabnya.

"Sudah ku bilang kan? Di sana itu menyenangkan. Kau pasti akan betah di sana" sahutku.

"Ya. Kau memang benar"

"Lalu bagaimana kuliahmu? Aku tidak pernah melihatmu belajar atau membawa teman ke rumah"

"Aku selalu belajar di kamar. Kau saja yang tidak tahu. Aku tadi juga ketiduran saat mengerjakan laporan. Aku terbangun dan sudah melihatmu pulang"

[1] My Fate : AwakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang