Chapter 19 : Nightmare

157 21 3
                                    

Langit tanpa bintang terlihat menyedihkan
Menangis, seperti turunnya hujan

(Im Sun Hae - Will Be Back [Moon Lovers : Scarlet Heart Ryeo OST])

.

.

.

Chapter 19

Hari ini aku menangis. Sangat banyak.

Mataku membengkak dan memerah. Hidungku juga memerah. Dadaku sesak. Kepalaku sakit. Hatiku lebih sakit lagi.

Air mataku tak lagi mengalir. Mungkin sekarang air mataku sudah kering karena aku menangis terus-terusan sejak pagi tadi. Oh, tidak. Sejak kemarin.

Jasad Ayah sudah dikebumikan sekitar tiga jam yang lalu. Dan di sinilah aku. Di rumah duka. Duduk di dekat foto kematian Ayah dengan karangan bunganya. Menatap kosong lantai yang ku duduki.

Woobin Oppa di sampingku. Dia tidak menangis. Dia diam seperti tidak bernyawa. Entah apa yang dipikirkannya, tapi ku pikir dia lebih terpukul dan terbebani daripada aku.

Bibiku, adik dari Ayahku juga datang bersama Paman Do (suaminya) dan Kyungsoo Oppa (anaknya). Bibi juga menangis, tapi dia menahannya karena harus menyambut tamu. Paman Do juga. Sedangkan Kyungsoo Oppa duduk di samping kananku. Dia yang mengusap pundakku saat aku menangis tadi.

Semua teman sekelasku juga datang. Baik teman baru maupun lama. Mereka datang bersama Jungsuk-ssaem, Jung-ssaem, Kang-ssaem dan Ahn-ssaem. Mereka memberikan penghormatan terakhir pada Ayahku.

Aku tidak terlalu memperhatikan mereka semua. Aku masih terlalu shock dengan keadaan. Tapi aku tahu kalau Yerin dan Sujeong menangis dan memelukku.

Jisoo, Jennie, Seunghee, Yubin dan Chungha juga memelukku. Mereka ingin menangis tapi menahannya.

Taehyung, Jimin, Jeonghan, Seungcheol, dan yang lainnya hanya menatapku sendu.

Minyoung Eonni, Jongsuk Oppa dan teman-teman kakakku juga datang.

Kim sajang-nim dan istrinya juga datang. Bahkan eommoni sempat menangis, memelukku dan mengecup pipiku.

Semua orang ikut berkabung hari ini.

Tapi aku tidak melihat Jungkook sama sekali. Bahkan dia tidak mengirimi pesan singkat atau semacamnya padaku. Padahal dulu dia yang duduk di sampingku, menghiburku, bukan Kyungsoo Oppa.

Sudahlah. Itu tidak penting. Toh, dia juga sering menghilang akhir-akhir ini.

Sampai aku melihat dua orang yang ku kenali sebagai Kim Seok Jin dan Min Yoon Gi datang dan memberi penghormatan pada Ayah. Aku tidak menyangka kalau mereka juga datang.

Lalu Seokjin menghampiriku. Dia mengajakku untuk ke luar sebentar karena dia ingin berbicara sesuatu yang penting.

Aku menurut saja. Akhirnya kami menuju ke samping rumah duka. Di dekat pohon persik.

"Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja" katanya.

Aku hanya diam dan menunduk.

"Sangat berat, ya?"

Aku menatapnya sendu. Lalu mengangguk perlahan.

Dia tersenyum sedih. "Rasanya baru kemarin aku mengatakan bahwa kau harus hidup dengan baik. Tapi kau mendapat cobaan seberat ini"

Aku menunduk lagi.

"Tapi kau tidak boleh terus-terusan bersedih. Hidup harus terus berlanjut meskipun satu orang telah tiada"

[1] My Fate : AwakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang