Chapter 11 : Rain

201 24 1
                                    

Dia terkekeh pelan. "Maafkan aku. Tapi..."

Tiba-tiba Jungkook mendekatkan wajahnya dan mengecup pipiku sekilas. Aku mencengkeram ujung rokku, sedikit terkejut karenanya.

"Aku mencintaimu" ucapnya.

Aku merasakan jantungku bekerja abnormal. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitiki perutku.

Jeon Jungkook, kenapa kau selalu bisa membuatku seperti ini?

.

.

.

Chapter 11

Mungkin benar kata orang, hari baik akan datang setelah kita melewati hari yang buruk.

Setelah semua hal yang menyebalkan hingga yang menyedihkan terjadi, aku melewati hari-hari dengan tenang.

Sangking tenangnya, hari-hari terasa berlalu dengan cepat.

Woobin Oppa sepertinya melupakan ambisinya. Melihat senyum dan tawa ringannya, dia seperti tidak memiliki beban. Meskipun aku juga merasa ini tidak adil, setidaknya kami hidup dengan tenang.

Aku juga punya banyak teman baik. Sujeong, Jisoo, Jennie, Sejeong, Yerin dan Seunghee menepati janjinya untuk mampir ke Cafe tempatku bekerja saat hari Minggu. Tak hanya itu, teman-teman sekelasku yang lain mulai akrab denganku. Bahkan Woozi dan Jeonghan meminta maaf padaku karena ikut-ikut Taehyung menggangguku.

Kabar baiknya, Taehyung tidak lagi merecokiku. Dia lebih suka bercanda dengan Jeonghan dan kawan-kawan. Dan dia terlihat seperti menghindariku. Entahlah, jangan bahas itu.

Aku juga sering melihat Seungcheol dan yang lainnya sibuk menempel ini itu di mading dan bolak balik ke J-Club Room. Mungkin karena kelas tiga sudah lepas jabatan, dia jadi sibuk sekarang.

Kim Seokjin? Aku sering menemuinya di perpustakaan dengan buku-buku dan alat tulisnya saat istirahat. Dia sibuk dengan dunianya sendiri sampai dia tidak menghiraukan temannya yang bosan menemaninya sampai tertidur. Ah, dia sudah kelas 3. Wajar saja begitu.

Jungkook jadi sering menghubungiku. Dia selalu menanyakan aku sedang apa, dimana, dengan siapa dan hal-hal tidak penting lainnya. Kadang, dia mengajakku pulang sekolah bersama.

Semuanya jadi terasa seperti dulu. Punya banyak teman, kakak yang baik, Jungkook yang perhatian. Seperti de javu, sebelum aku menginjakkan kaki di sekolah menengah atas.

Tapi ada satu hal yang membuatku bingung.

Park Jimin.

Dia tidak pernah mengabariku ataupun muncul di hadapanku. Aku juga tidak bisa menghubunginya. Nomornya tidak aktif dan dia tidak pernah online di SNSnya. Terakhir kali aku bertemu dengannya, dia berdiri mematung di sebelah loker dan menatapku prihatin karena Taehyung menyeretku. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Dia seperti hilang ditelan bumi, ya meskipun Minwoo bilang Jimin masih hidup.

"...Bahkan aku menyuruh Park Jimin untuk mendekatimu. Tapi sialnya Jimin malah mengambil kesempatan dalam kesempitan"

Kata-kata Taehyung masih saja terngiang di pikiranku.

Park Jimin adalah informan Taehyung, karena itu dia mendekatiku?

Itu masuk akal, karena dia mendekatiku saat aku masih menyembunyikan identitasku. Saat dimana mendekatiku bukanlah hal yang menarik.

Tapi itu mustahil. Mengingat dia adalah Park Jimin, orang yang selalu menolongku, mendengarkanku bahkan rela bolos pelajaran hanya karena ingin menemaniku.

[1] My Fate : AwakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang