#4 Morning

2.5K 246 77
                                    

LeeHyunra ♥ wonwoobee

Dua jam sudah, sang mentari bangkit dari tidurnya - namun Yein dan Winwin, dua anak manusia ini tetap saja terlelap dalam tidur nyenyak mereka.

Kegiatan semalam benar-benar membuat dua anak manusia kelelahan tiada tara. Winwin tak pernah main-main dengan ucapannya, semalam mereka benar-benar melakukannya lagi dan lagi. Bahkan mereka baru bisa tidur saat jarum jam tepat menunjuk angka lima pagi.

Jadi, tak salah bukan - jika sepasang kekasih ini masih lelap dalam tidurnya.

____

Di tempat lain, kita akan menemukan sebuah gambaran keluarga yang sempurna. Ibu yang tengah menyiapkan sarapan pagi, sang ayah yang sibuk dengan kopi dan korannya dan sang anak yang sibuk meneguk susu segarnya.

Dan inilah kegiatan yang dilakukan oleh Minkyeong, Jungkook dan Jeongin. Mereka benar-benar seperti sebuah gambaran keluarga yang ideal. Namun sayang, mereka bukan sebuah keluarga yang sebenarnya.

Masih tak ada ikatan pernikahan diantara Jungkook dan Minkyeong.

"Jeongin sayang, kau sudah menghabiskan sarapanmu?" Tanya Jungkook - setelah pria ini selesai dengan ritual paginya - membaca koran.

Mendengar namanya dipanggil oleh sang ayah, Jeongin pun kini menatap kearah Jungkook lalu mengangguk. "Sudah Appa. Kita pergi sekarang?" Tanya Jeongin dengan nada suara yang sungguh menggemaskan.

Jungkook tersenyum kearah sang anak, dan satu tangannya mulai menggendong sang anak. "Baiklah, ayo kita pergi sekolah.."

"Sayang, aku dan Jeongin pergi dulu" sebelum pergi, tak lupa Jungkook berpamitan pada Minkyeong dan mengecup bibir sang kekasih lembut.

"Hati-hati Oppa, hati-hati juga Jeongin sayang.." dengan lembut Minkyeong mengecup pipi gembul Jeongin.

Jeongin senyum. "Iya, Minkyeong Eomma.."

"Appa kajja..."

_____

Selama perjalanan menuju sekolah Jeongin, anak ini tak henti-hentinya mengajak sang ayah mengobrol.

"Appa kenapa Jeongin punya dua ayah juga dua ibu? Tapi, Temen-temen Jeongin cuma punya satu?" Tanya Jeongin polos, yang sungguh - sudah sejak lama Jeongin ingin menanyakan hal ini pada kedua orang tuanya, tapi sayangnya Jeongin selalu lupa.

Jungkook melirik sang anak singkat, mengingat saat ini Jungkook tengah mengemudi. Tak lama Jungkook pun tersenyum, "Itu karena Jeongin anak baik, jadi Tuhan memberi Jeongin banyak ayah dan ibu"

Jeongin menatap Jungkook bingung, "Terus kenapa Appa dan Eomma tak tinggal bersama? Kita satu keluarga kan Appa?"

Jungkook diam.

Astaga, Jungkook tak menyangka jika Jeongin akan menanyakan hal serumit ini.

Satu tangan Jungkook kini dengan lembut mengelus kepala sang anak, "Kita memang satu keluarga sayang, tapi Appa dan Eomma tak bisa tinggal bersama"

"Kenapa?" Todong Jeongin penasaran.

Jungkook kembali diam.

Jungkook juga tak tahu, mengapa ia dan Yein tak bisa tinggal bersama.

Selain karena mereka telah berpisah, tapi...

"Kenapa Appa?"

Belum sempat Jeongin mendapat jawaban yang ia inginkan, tiba-tiba saja Jungkook mengalihkan perhatian sang anak. "Sayang, kita sudah sampai di sekolahmu"

"Turunlah.."

Jeongin yang memang suka sekolah pun, seketika lupa dengan pertanyaan yang sebelumnya ia layangkan pada sang ayah.

"Appa, Jeongin sekolah dulu" setelah mengecup bibir sang ayah, Jeongin pun segera turun dan berlari kearah Choi Saem yang selalu berdiri menyambut anak didiknya.

Didalam mobilnya, Jungkook kini sibuk menatap sosok sang anak yang terlihat tertawa riang bersama gurunya.

"Apa anak itu benar-benar bahagia?"

_____

Suara decapan demi decapan kini terdengar dari salah satu kamar hotel, yang tentu bisa kita tebak siapa penghuninya, Yein dan Winwin.

Ya, semenit mereka bangkit dari acara tidur mereka. Winwin dan Yein kembali bergelut dalam kegiatan panas mereka. Mereka seolah tak puas dengan kegiatan semalam.

Terutama Yein.

Ya, gadis ini tak pernah puas dengan apa yang Winwin lakukan padanya. Semuanya selalu kurang, berbeda halnya jika ia melakukan itu dengan Jungkook - pasti Jungkook akan selalu memuaskannya.

Bahkan dengan sentuhan kecil sedikitpun.

"Aaahhh, Win... stopph.. kita harus sarapan.."

Bukannya berhenti, Winwin malah semakin asik bermain dengan dada sintal Yein.

"Winsss... Stopps..."

"Tanggung sayang..."

"Wins... ashhh....."

______

"Jadi, kau akan kembali besok?" Tanya Winwin kecewa, sangat. Mereka beru menghabiskan waktu bersama selama dua hari, dan besok Yein akan kembali ke Seoul.

Winwin sungguh tak rela.

Yein yang baru keluar dari kamar mandi pun segera menatap sang kekasih. "Kau tau kan, lusa adalah jadwalnya aku dan Jungkook tinggal bersama - jadi, aku harus pulang"

Winwin mendesah sebal.

Jadwalnya mengharuskan Winwin agar tetap di Beijing sampai rabu minggu depan, jadi - mau tak mau Winwin harus merelakan Yein berduaan dengan mantannya.

"Sampai kapan kau akan dekat-dekat dengan Jungkook?" Tanya Winwin yang kini mulai menunjukan rasa ketidaksukaannya.

Winwin cemburu? Tentu.

Yein tersenyum simpul, "Sayang, kau tau bukan - ini semua demi Jeongin" Yein mulai mendekat kearah Winwin dan membelai pipi sang kekasih yang kini mulai tirus.

"Jeongin butuh ayahnya Win.."

Mata Winwin kini menatap mata Yein dalam. "Aku juga bisa jadi ayah Jeongin sayang. Aku menyayangi Jeongin"

Yein menggeleng. "Tetap saja, itu beda.."

"Aku harap, kau mengerti Win..."







TBC

170217

Masih pada kuat baca kan?

Semangat 😊




(After) Divorce [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang