I'll do anything for ya.

14. Heartbreaker

-Hana POV-

Mataku sembap setelah kejadian kemarin.

Aku masih malas untuk bergerak pagi ini. Jadi kuputuskan untuk membuka daftar pencarian.

Ya, seperti yang kukira.

Mereka pasti tau aku ada di fanmeetnya.

Lihat, betapa ramainya mereka!

Sudahlah.

Kebetulan aku sekarang hanya mempunyai satu jadwal pemotreran. Jadi, kupikir aku bisa istirahat sepenuhnya sampai besok pagi.

Hari ini, aku berkesempatan pemotretan dengan Nylon Korea. Membuatku mengingat skandal Nylon Japan yang membuat G-Dragon berumor pacaran dengan Nana Komatsu.

Saat aku bertemu dengan make up artis dari Nylon, aku ditanyai sebab sembap ini.

"Ada apa denganmu Hana-ssi? Matamu terlihat sembap sekali."

"Ah, maaf. Kamu pasti susah membenarkannya kan?"

"Tidak apa-apa kok. Aku bisa mengatasinya."

"Aku masih belum bisa memberitahumu kenapa bisa terjadi seperti ini, Min Young-ssi"

"Kau tidak perlu memaksa dirimu untuk memberitahuku, Hana-ssi"

"Terima kasih.."

***

"Ganti bajumu, Hana-ssi." Staff menyodorkanku sebuah outfit. Mereka sering menyuruhku berganti baju. Mungkin karena aku kurang menonjol di pemotretan kali ini. Aku memang agak badmood sejak kejadian kemarin sampai membuat mataku sembap.

Aku tau ini membuatku terlihat kurang profesional sebagai model. Tapi, inilah aku. Aku masih bodoh mencampur masalah pribadi dengan pekerjaan.

"Arasseo."

Aku pergi ke ruang ganti.

Tak lama saat aku menresleting bajuku, aku mendapat pesan.

Eo? Ini G-Dragon!

Dia membalas DM ku!

---

Maaf karena aku tidak bisa datang menepati janjiku, Hana-ssi. Mari bertemu dilain kesempatan. Aku sangat ingin menemuimu. Maaf.

Tidak apa-apa, G-Dragon-ssi. Sebagai seorang fans aku tau bahwa kau sangat sibuk. Bekerja keraslah. Terima kasih atas waktunya saat fanmeet.

Baiklah, terima kasih. Mari bertemu secepatnya. Kuharap kita segera bertemu saat promosi albumku selesai.

Aku sangat menantikannya. Terima kasih.

---

Chat ku yang terakhir sendiri tidak dibaca ya?

Pasti sangat sibuk.

Kata-katanya waktu di fanmeet..

Terus terngiang.

Hal itu tentu saja membuatku agak kecewa. Tapi melihat percakapan kecil itu membuatku agak sakit hati sendiri.

Selama 3 tahun ini, ruang percakapanku dengannya hanya aku saja yang aktif.

Aku kembali melakukan sesi pemotretan dengan semangat hasil menyemangati diri sendiri.

"Kau sudah banyak berkembang, Hana-ssi. Baiklah, kita sampai disini."

"Ne, terima kasih."

"Hana-ssi, kau bisa duduk disana. Kita akan melakukan sesi wawancara."

"Ne." Aku berjalan menuju kursi kayu kecil dan kemudian seorang staff memberiku sebuah selimut untuk menutupi karena aku memakai rok pendek.

"Bisakah kita memulainya?"

"Ne.." Staff lain memberiku sebuah mic.

***

Tak ada perntanyaan yang begitu spesial sampai pada akhirnya, mereka bertanya kepadaku.

"Benarkah anda secara pribadi merupakan fans dari G-Dragon?"

"Ne. Aku memang mengidolakannya." Jawabku pasti.

"Bagaimana jika anda dapat kesempatan untuk melakukan pemotretan dengan G-Dragon?"

"Itu akan sangat kuhargai karena aku sangat senang. Aku akan melakukannya dengan sepenuh hati." Jawabku senang.

"Wah, anda tampak sangat menggemarinya"

"Ya~ seperti itu.."

"Kau sudah sampai sejauh ini, apakah ada masyarakat yang mengkritikmu?"

"Tentu saja aku tidak bisa menyuruh semua orang di dunia ini untuk suka kepadaku. Sejauh ini, ada yang mendukungku untuk bertemu dengannya, dan ada juga yang menganggapku terlalu nekad."

"Apakah secara pribadi, anda sudah mengkontak G-Dragon satu sama lain?"

"Sebagai seorang fans, pastinya aku pernah memberinya sebuah pesan spam di sns nya. Tapi, dia tidak pernah membalasnya."

"Heartbreaker.." Kata staff tersebut.

"Neㅜㅜ"

"Secara pribadi, aku minta tolong kepada pihak Nylon untuk memberiku kesempatan melakukan pemotretan dengan G-Dragon. 잘부탁드립니다." Aku membungkukkan badan. Tentunya, dengan nada bercanda.

Staffnya pun nampak malu-malu menerima hormatku.

***

Jam 11 malam, aku baru pulang dari pemotretan.

Huft.

Cukup melelahkan.

Suasana gelap apartemen ini membuatku merasakan kesepian.

Tentunya ini bukan pertama kalinya aku merasa kesepian.

Sudah beribu-ribu kali aku merasakan ini.

Ayo mandi dan segera tidur.

Aku butuh tidur. Mari lupakan kata-katanya.

***