"Ughh"
ya ampun. Aku merasa kepalaku seperti dipukul dengan keras berulang kali. Aku mencoba membuka mata yang tertusuk cahaya putih yang sesekali aku coba untuk beradaptasi dengannya.
Tangan yang mulai kugerakkan, terasa tempelan sesuatu di punggung tangan kiri.
Lampu putih ini terasa begitu menusuk di mata. Aku memutar bola mataku di sekeliling yang masih terlihat blur dominan merah marun disekitarku.
Mataku mulai terbiasa dan melihat wallpaper tumbuhan menjalar berwarna merah marun memberi kesan elegan pada dinding ruangan ini.
Aku menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri.. But, no one in here!
Dan aku malah salah fokus melihat punggung tangan kiriku yang tertempel infus dengan sedikit bercak merah pada selangnya. Aku mengangkat tanganku perlahan dan melihatnya lekat-lekat.
Oh my god.
Apa yang terjadi padaku?
Coba kita ingat..
Heol..
Yap, aku mengingatnya.
Suara pintu geser yang digeser membuyarkan rasa maluku pada waktu itu.
Sosok hitam berbalik menggeser tutup pintu itu kembali dan berbalik masuk ke ruanganku.
"Hey! Kau sudah bangun? Mau kupanggilkan dokter? Sudah berapa lama kau bangun? Apakah kau merasa ada yang tidak enak? Ng? Ng?" Bacotnya.
Siapa lagi kalau bukan manager satu ini. Cerewetnya ngalah-ngalahin Yang Sajangnim, eh.
"Hey! Kau berbicara begitu cepat seolah aku akan mati saja. Aku tidak akan mati dan bicaralah pelan-pelan!" Omelku balik dan berusaha untuk duduk.
"Akh! Apa-apaan ini?" Aku menahan rasa sakit di bagian bawah perut dengan memegangnya perlahan.
"Woy woy, mau ngapain? Mau kemana coba?" Ia memegangi bahuku yang membuatku berhenti sejenak.
Aku tak menggubrisnya. Aku membuka baju dan melihat bawah perutku yang terbalut kain kasa di sebelah kanan.
Dong Hee oppa hanya diam sambil membalikkan badannya tidak mau melihatku membuka baju.
"Kenapa diriku? Apa ini?" Aku hanya menatap kosong sebagian bawah perutku yang terbalut kain kasa.
Aku berpikir bahwa aku hanya kecapekan belaka saja. Karena itu sering terjadi padaku sejak menginjakkan kaki di dunia industri hiburan korea.
"Kau sakit usus buntu. Bukan hal yang besar."
Drdrdrg. Pintu tergeser lagi. Kali ini aku tidak memikirkan siapa yang masuk. Aku hanya diam memikirkan jahitan ini akan meninggalkan bekas.
"Terus aku harus bagaimana?!"
"Hey, Hana-ya. Tenanglah. Kita akan menghilangkannya nanti." Dong Hee oppa mencoba memegang pundakku sebagai tanda duka.
Tapi aku menepis tangannya.
"Bagaimana kau akan menghilangkannya?! Tetap saja akan seperti ini!" Aku menghempaskan badanku berbaring di kasur sambil menutup wajahku dengan lengan kananku.
Banyak pikiran mendatangi kepalaku.
Mungkin, aku tak akan bisa melanjutkan profesiku sebagai model dengan bekas luka ini, iya kan?
Apa yang akan terjadi padaku selanjutnya?
Kenapa ini terjadi padaku?
Aku tidak akan percaya diri menggunakan pakaian terbuka dengan luka ini.
Argh! Bagaimana ini.
Tak sadar air mataku menetes membasahi pipiku.
***
Yow yow yow~ aku balik lagi:3
Aku sudah siapin draft ttg hana yg sakit usus buntu sebelum ada berita yerin gfriend kena usus buntu lo ya!
Cuma mau ngasih tau aja kalau aku nggak sama sekali terinspirasi dari yerin yang kena usus buntu. Tau aja kalian yang baca pada mikir aku terinsipirasi sama yerin gfriend, no.
Cuma akunya aja yang telat update gegara ini itu.
Chapter selanjutnya bakal update cepet mungkin:3
Tunggu aja yah.
Jan lupa vote, comment, sama follow ya~
Makasih:))
YOU ARE READING
I'll do anything for ya.
FanfictionU can know the explanation from the title, man. But I will explain the main idea. This is based from my original brain. The Left Brain. 57,8%. This story is telling about a girl who do anything for her bias. G-Dragon. A superstar who has been recogn...