25. Mental Breakdown

45 4 13
                                    

Aku hanya menatap kosong langit biru di balik jendela rumah sakit. Aku masih tidak percaya hal ini terjadi padaku.

Mungkin, bagi kalian ini sepele hanya karena sebuah bekas luka jahitan yang menurutku benda ini bisa mengakhiri profesiku sebagai model.

Mana ada yang mau mensponsori seorang model cacat?

"Hana-ya, sudahlah. Ayo makan." Bujuk Dong Hee oppa yang duduk disamping ranjangku.

Aku hanya blank.

-author pov-

Dong Hee menggelengkan kepalanya ke arah jiyong yang berdiri bersandar di dekat sofa ungu gelap bertanda hana yang nggak mau makan.

Jiyong pun berjalan menuju dong hee dan membisikkan sesuatu.

"Biar aku coba, hyung."

Dong hee pun keluar dari ruang inap dan jiyong duduk di kursi yang tadi dong hee duduki.

"Hana-ya." Panggil jiyong pelan dan hana seakan tidak mendengarnya.

"Ada apa denganmu?" Tanya jiyong. Sekali lagi tak didengar.

Kemudian handphone hana bergetar dan memunculkan nama 'otousan' di layarnya.

"Ayahmu menelpon. Sekali saja jawab teleponnya. Pasti beliau khawatir." Kata jiyong sembari mengambil handphone hana dari atas meja, menjawab teleponnya untuk hana dan menggenggamkannya di tangan kanan hana yang masih menatap luar jendela.

Jiyong pun keluar dari ruangan dan tinggal hana seorang.

***

"Jiyong-san, ku sudah membujuk hana untuk tidak bertingkah merepotkan seperti itu. Tolong semangati dia. Terima kasih, ku percayakan dia padamu."

Itulah yang terucap di telpon dari ayahnya Hana, yang membuat jiyong merasa punya tanggung jawab tersendiri terhadap hana.

Jiyong memasuki ruang inap lagi setelah menerima telpon dari ayah hana, mendapati gadis berbaju motif logo rumah sakit itu sedang menyantap buburnya dengan helaan napas panjang.

Setidaknya ia sudah mau makan.

Jiyong duduk di pinggir ranjang melihat hana mengaduk aduk bubur sambil menunggu ia melumat bubur dalam mulutnya.

Tak suka melihat hana menunda nunda makannya, jiyong merebut sendok dari tangan hana dan menyuapkan sesendok bubur.

Hana yang masih terdiam setelah memakan suapan dari jiyong, melihat sunbae nya itu mulai mengomel.

"Ini masih bukan akhir dari segalanya, dunia masih belum berakhir, meskipun kau bilang duniamu berakhir, toh dunia masih juga terus berjalan."

"Maka dari itu, semangatlah, aku tidak suka melihatmu seperti ini. Bangkitlah, ini bukan seperti dirimu yang dulu."

"meskipun kau bilang duniamu telah berakhir, ku terus mendukungmu sampai duniamu takkan pernah ada akhirnya."

"Jadi, makanlah sampai habis. Jangan menolak."

Air mata hana pun tumpah, tak perlu penjelasan kenapa ia menangis.

Untuk kali kedua, jiyong memeluk hana disaat hana menangis.

***

Hai hai:3

orang tak bertanggung jawab balik lagi:vv

Emang sengaja gue hiatusin mendadak sampai bersarang laba" di dunia oren ini dan akhirnya pas gue liat sama aja tuh:v

Gaada yang ngrespon:'

Sakit tauk:'

Hehe ga deng.

ada beberapa sih yang buat gue bersyukur masih ada yang mau baca karya aku:') respect banget gaes *nangis mendadak*

maaf udah buat nunggu lama yang udah pada nungguin kelanjutannya><

Bubye~

gue usahain update secepat mungkin, okee

meskipun telat #dopeweddingcongratz buat abang youngbae sama teh hyorin yah semoga langgeng terus sama cepet punya momongan:v

I'll do anything for ya.Where stories live. Discover now