13. Give Up?

37 7 3
                                    

Apa-apaan ini?

Kenapa dia tidak datang?

Bukankah dia sudah bilang akan datang?

Aku takut disini ada staff nya dispatch. (Salah satu media massa di korea yang nekat ngikuti artis korea buat ngungkap skandal yang terjadi)

Apakah dia sibuk?

Apakah dia berbohong?

Atau menganggapku remeh?

Setidaknya berilah aku jawaban.

Jangan membuat cewek menunggu, siapapun itu.

Termasuk G-Dragon pun.

Kuputuskan untuk menunggunya lebih lama lagi, karena bata kesabaranku masih pada level bawah.

***

-Jiyong POV-

Kapan fanmeet ini akan berakhir?

Aku sudah membuatnya menunggu terlalu lama.

Semakin lama ini membuatku merasa bersalah.

Apakah dia sudah menungguku?

Aish, ini tidak boleh terjadi.

Aku juga tidak punya nomor teleponnya.

Aku tidak tau kapan ini akan segera berakhir?

Tunggu sebentar lagi, Hana-ssi.

Pikiranku terbang kemana-mana meskipun tubuhku sedang sibuk memegang tangan satu persatu fans-fans ini dan foto bersama. Tapi, pikiranku tetap tertuju padanya.

Dia membuatku terus memikirkan tentangnya.

Apakah dia yang memang pintar sampai bisa membuatku tersihir seperti ini?

Ataukah aku yang terlalu bodoh sampai aku bisa tersihir olehnya?

Terserahlah.

Aku tidak keberatan tentang itu.

***

"Kau telah bekerja keras, Jiyong-a"

"Eo, arasseo. Apakah aku ada jadwal lagi?"

"Apa maksudmu? Kau akan sibuk sampai promosi album selesai."

"Tak bisakah kau menundanya untukku? Beberapa menit saja. Aku telah berjanji pada seseorang untuk menemuiku."

"Mwo?! Kau hrus segera ke Music Bank untuk lagu comebackmu!"

"Hyeong, sekali ini saja. Aku sudah membuatnya menunggu terlalu lama"

"Aku hanya butuh 30 menit. Tidak, 10 menit saja. Tepat 10 menit aku akan kembali. Eo?"

Kudengar Hyeong hanya menghela napas sambil berkacak pinggang.

"Arasseo. Cepatlah kembali!"

"Gomawo, Hyeong! Aku akan kembali!" Wajahku langsung sumringah setelah mendapat izin dari Hyeong.

Aku langsung mengganti bajuku menjadi baju kasual dominan hitam dengan beberapa penutup wajah berupa masker dan topi snapback.

Aku berlari kecil menuju basement parkiran yang sudah aku janjikan padanya yang sukses membuatku terengah engah.

***

Dan,

Nampaknya aku telat.

Dia sudah tidak ada.

Dengan wajah penuh sesal dan napas yang membuatku sesak, aku menoleh ke kanan dan ke kiri.

Berharap dia masih ada disini beberapa saat yang lalu.

Tapi, batang hidungnya saja tidak kelihatan.

Rasa sesal memenuhi tubuhku dan hatiku.

Aku juga menyalahkan diri sendiri bahwa aku tidak bisa menepati janji yang kubuat sendiri.

Kuharap dia tak salah paham.

Tidak, dia pasti salah paham.

Bagaimana lagi?

Aku sudah kehilangannya.

Jika tuhan menghendaki, aku akan bertemu dengannya dilain kesempatan yang lebih memungkinkan.

***

-Hana POV-

Ku rebahkan tubuhku yang penuh dengan harapan palsu itu ke ranjang dengan selimut hitam.

Bodohnya diriku, terlalu berharap seorang G-Dragon dengan mudahnya menemuiku.

Apakah aku kurang membuatnya merasa tertarik?

Ataukah dia benar-benar menyepelekanku?

Aku selalu berharap bahwa dia bukanlah orang yang seperti itu.

Tapi, setan-setan kecil ini bisa memenangkannya dengan mudahnya bahwa dia adalah orang yang seperti itu.

Aku merasa putus asa untuk kesekian kalinya.

Membawaku pada zama dimana aku dibully saat masa-masa sekolah bahwa aku menggilai k-pop.

Masa dimana semua orang menganggapku gila termasuk inuku sendiri.

Tapi, aku berusaha membuktikannya bahwa aku bisa melakukannya.

Bahwa mimpiku bisa dikabulkan meski itu sangat tinggi.

Tapi,

Ternyata mimpi itu sangat tinggi sekali.

Disaat aku merasa kurang beberapa anak tangga lagi untuk bisa mencapai mimpi itu,

Ternyata masih jauh ya?

Dan dengan mudahnya jatuh kembali kedasar dunia yang penuh caci makian.

Apakah aku dari nol lagi?

Tuhan, ini membuatku depresi.

Apa yang harus kulakukan sekarang?

Menyerah?

Tetap lanjut?

Tapi, aku sudah mencobanya sekarang dan aku gagal besar kali ini.

Apakah aku bisa menghadapi ini sendirian?

Tuhan, ini terlalu berat untukku.

air mata ini mulai menetes.

Apakah aku sudah gila?

Aku sudah sampai sejauh ini.

Tapi, apakah aku masih dianggap gila?

Terlalu nekad?

***

I'll do anything for ya.Where stories live. Discover now