Tiga : Sok kenal sok dekat

350 24 0
                                    

      Laras hampir dibuat gila oleh tingkah Adrian. Lelaki senewen itu benar-benar mempermainkannya. Sudah tau Laras tidak lihai bermain basket, seenak jidat dia mengajak duel one by one. Sumpah demi apapun jika lelaki itu bukan ketua OSIS disekolah barunya, Laras sudah menggunduli habis pria didepannya ini.
  
       "Ayo dong rebut bolanya, masa nyerah sih payah ah" ucap Adrian menyentil sambil men-dribble bola basketnya. Laras hanya memutar bola matanya malas. Bayangkan dua jam suntuk ia berada di lapang indoor ini bersama satu cowok sengak yang asli 'sok kenal sok dekat'.

        "Balik ke sekolah yuk kak. Bentar lagi Laras dijemput" kata Laras sambil berkacak pinggang melihat Adrian masih santai dengan bola basketnya, "Ini gak sesuai perjanjian kak Adriiiiiiiiii" teriak Laras lantang bin cempreng.

        "Sekali aja Ras, lo shot bola ini ke ring. Gue bantu, baru kita balik ke sekolah" jawab Adrian dengan ekspresi hopeless.

         Laras hanya menghela nafas, memalingkan bola mata nya malas. Sumpah demi apapun, ia ingin menguliti hidup-hidup pria dihadapannya ini, "Anjir banget si argghh, i hope i never see you again dude hellaw!" gerutu Laras pelan sangat pelaaaan sekali.

        "Gak usah ngoceh deh, gue denger kali. Segimana pun lo ngehindar atau gak mau ketemu gue, yang penting gue kenal siapa lo dan tau lo itu siapa. Lo lupa ya? Bentar lagi kita bakal ketemu setiap hari" Adrian dengan santai masih men-dribble bola basketnya.

          Laras semakin dibuat gondok oleh tingkah Adrian, lelaki dihadapannya ini benar-benar membuatnya kebakaran jenggot! Laras melupakan sedikit kekesalannya, melirik jam tangan peach nya dan kaget, melihat jam sudah menunjukkan pukul 16:45.

          "Ka Adrii plis deh udah jam lima kurang lima belas menit. Balik ke sekolah yukkkkk" teriak Laras semakin jengkel dengan tingkah Adrian.

           Adrian hanya tersenyum mengejek, "Ambil bola ini baru kita balik. Gimana?" tawar Adrian, yang jelas telak membuat Laras mati kutu.

           Laras berkacak pinggang dan berjalan mendekati Adrian. Ekspresi Laras saat ini tidak ada manis-manisnya, berbeda dengan saat pertama bertemu. "Balik atau Laras laporin waka kesiswaan ha?" Laras balik mengancam dengan tatapan tajam.
 
           Adrian menelan ludahnya susah payah, bisa juga Laras bertindak senekat ini dihadapannya. Adrian menautkan alisnya, mengerling kearah Laras, "If you dare" jawab Adrian lalu melengos pergi dari hadapan Laras.

           Laras yang tadinya berfikir macam-macam membuyarkan lamunannya tentang Adrian, kemudian baru menyadari lelaki tinggi itu sudah tak ada di hadapannya lagi. Laras mengambil ancang-ancang untuk menerkam Adrian, bak singa yang akan menerkam rusa.

           Dengan langkah cepat Laras berhasil mengambil alih bola basket ditangan Adrian. Adrian yang sedang minun kontan kaget melihat aksi Laras mengambil bola basket dari tangannya. "Hahaha bisa kan? Siapa bilang gak bisa?" ucap Laras dengan logatnya yang khas.

          Adrian menutup botol minumnya melengos dan berjalan menuju Laras yang sepertinya sedang merayakan pesta kemenangan. "Bisa? Haduh udah sore juga sih, yaudah lah ya balik aja entar dedek kecil dicariin maminya ha ha ha ha" ejek Adrian didepan Laras dengan ekspresi yang mungkin tak pernah dilihat oleh siswa SMA Nusa. Adrian adalah cowok dengan tampang cool yang memikat bukan tipe-tipe cowok yeah you know what i mean.

           Laras menatap mata Adrian, ia bisa sedekat ini dengan Adrian. Ketua OSIS yang sudah pasti dikenal satu sekolahan. Tapi Laras? Dia hanya peserta MOS yang datang terlambat. Kenapa bisa menjadi lucky girl of the day? Ah ngawur. "Ga lu-cu" ucap Laras ketus dan melipat tangannya.

Adrian & KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang