Tiga Belas : Segitunya?

212 20 5
                                    

   "Kak Adri, samperin kak Amel yuk" ajak Laras menarik tangan Adrian.

   Adrian senyam-senyum tidak jelas, "Ciyee pegang-pegang" goda Adrian.

   Laras berbalik, melirik tangannya yang menggait tangan Adrian, kemudian melihat ekspresi melting atau melayang tinggi dari wajah Adrian. Spontan gadis itu melepas cekalan tangannya dari tangan Adrian.

   "Tuhkan kenapa dilepas? pegang aja ga ada yang marah kok" ucap Adrian mesem-mesem ga jelas.

   Laras memutar bola matanya malas lalu mendengus, "Ga, ayoo buruan susul kak Amel" Laras kini menarik lengan baju Adrian, bukan tangan pria itu.

   "Ngapain sih narik baju? tarik aja tangannya, sweet dikit apa" ucap Adrian, Laras yang kesal akhirnya meninggalkan Adrian sendiri di koridor dekat ruang guru, gadis itu berlari menghampiri Amel yang duduk termangu disisi lapang.

   "Lari aja, gue kejar kemana mana pun lo pergi" gumam Adrian kemudian ikut berlari kecil menyusul Laras.

   Laras melihat Amel diam mematung disisi lapang, menghiraukan teriakan beberapa siswa yang sedang bermain basket karena Amel sedikit menganggu aktivitas mereka.

   Laras menepuk pundak Amel, mencoba memberikan sedikit energi pada gadis disampingnya ini. Tapi nihil, Amel tidak menghiraukan Laras.

   Saat Adrian akan menyusul Laras, tangannya ditahan oleh Jasmine, teman satu geng Wafa.

   "Eh Adrian, mau kemana?" gadis itu sengaja mencekal tangan Adrian.

   Berbeda dari tadi, Adrian terlihat malas menanggapi sapaan dari kakak kelasnya ini, beda dengan Laras tadi.

   "Lepas" ketus Adrian.

   "Galak amat sih, lo dicariin Wafa" Jasmine melepas tangan Adrian.

   "Ada apa?" tanya Adrian, masih dingin menanggapi Jasmine.

   "Lo latihan basket kan pulang sekolah? Gue, Wafa, Gloria, Fildzah, sama Savira bakal nonton" jelas Jasmine.

   Adrian mengerutkan dahinya, "Terus? urusannya apa?" tanya Adrian ketus.

   Jasmine memutar bola matanya, "Peka dikit kek! Wafa suka sama lo!" ucap Jasmine sedikit berteriak.

   "Kalo gue ga suka gimana? Lagian si Wafa udah sama si Afi. Minggir, lo ngambil waktu gue buat hal yang ga ber-faedah kayak gini" Adrian pun melanjutkan larinya, sampai ke lapang.

   Jasmine mendengus kesal, baru kali ini dia dicuekin cowok. Ya meskipun dia tahu, kali ini levelnya adalah seorang Adrian Hasta Nagara.

   Laras yang memperhatikan Adrian dan Jasmine dari jauh, langsung pura-pura tidak melihat dan kembali menenangkan Amel.

   "Maafin abang Laras kak, janji deh Laras bakal suruh bang Afi minta maaf sama kak Amel, suer" ucap Laras menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya secara bersamaan,embentuk huruf 'V'.

   Amel melirik Laras, "Udah ngga ada yang salah kok. Jangan terlalu difikirin, kakak duluan ya" Amel tersenyum, membenarkan almamaternya dan pergi meninggalkan Laras sendiri.

   Laras yang bisa menangkap ekspresi sedih Amel merasa bersalah, meskipun bukan salahnya, tapi gadis itu sedih karena kakak kandungnya, dua kali Amel dilanda sedih dan patah hati karena Hanafi.

   Tak lama setelah Amel meninggalkan Laras, datang Adrian sedikit berlari kecil, tersenyum kearah gadis itu.

   Laras hanya terkekeh.

Adrian & KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang