Tag 2. Teman Sekelas

8.7K 369 14
                                    

Hah! Setelah menjalani serentetan pendaftaran dan administratif yang sangat rumit, biasalah birokrasi Indonesia. Juga seminggu masa ospek yang membosankan, sekarang tibalah aku di hari ini, hari pertama kuliahku.

Saat ini aku sedang berada tepat di depan pintu gerbang utama kampusku. Oh iya, sekarang aku sudah punya kamar kos di kota kembang ini.

Kosanku ada di daerah Tubagus. Kawasan ini gak terlalu jauh lah dari kampusku. Kalo ditempuh dengan angkot plus sedikit berjalan kurang lebih sampai dalam waktu 15 menit. Itu sudah mempertimbangkan waktu sekitar lima menit yang harus aku habiskan di kawasan macet Simpang Dago. Kalau ditempuh dengan angkot berwarna hijau jurusan Kalapa-Dago plus sedikit berjalan aku akan tiba di pintu gerbang tempat sekarang aku berada.

Perasaanku campur aduk sekarang, antara senang karena aku resmi memulai kuliahku di kampus ini dan gelisah plus penasaran tentang teman-teman macam apa yang akan aku temui di sini. Soalnya aku yakin banget temen-temenku di sini pastinya berbeda dengan temen-temen di Jogja. Secara mereka dateng dari daerah dan latar belakang yang pastinya beragam.

Ditambah, perlu digaris bawahi bahwa aku ini orang yang agak susah memulai hubungan pertemanan di tahap awal. Sebenernya aku sudah sempat bertemu dengan beberapa di antara temanku ketika MOS. Tapi ya sekedar ‘say halo’ tanpa sempet mengobrol lebih lanjut mengingat sewaktu MOS kami tidak dibagi berdasarkan fakultas.

Aku mulai berjalan masuk ke dalam kampus. Di bagian depan kampus masih terpampang tulisan “Selamat datang putra putri terbaik bangsa”. Tulisan yang telah dipajang sejak minggu lalu dan menjadi ciri khas penyambutan mahasiswa baru di kampusku ini.

Aku lihat di sekitarku banyak mahasiswa yang terlihat kebingungan. Sebagian di antara mereka pasti adalah mahasiswa baru yang bingung menemukan kelas mereka karena belum terlalu kenal alias masih awam dengan gedung-gedung di kampusku.

Makanya prepare dong kayak aku, kataku membanggakan diri dalam hati.

Ya, kemarin aku sudah terlebih dahulu mengecek di mana letak kelas pertamaku untuk hari ini. Jadi dengan langkah yang percaya diri aku langsung melaju ke kelas pertamaku, kelas Fisika Dasar IB.

⚫⚫⚫

Huh! lelah juga menaiki tangga gedung kuliah pertamaku ini, ditambah lagi kelasku ada di lantai tiga. Gak apa lah, sekalian olahraga pagi.

9136. Ya, inilah ruang kelasku yang bisa aku ketahui dari tulisan 9136 yang ada di pintu dan sesuai dengan jadwalku.

Hah? Begitu sampai di depan pintu aku agak heran karena ada lebih dari 70 orang yang sudah berada di dalam kelas. Ternyata banyak juga jumlah mahasiswa dalam satu kelas ini.

Ya, memang dari total mahasiswa di kelas ini setengahnya berasal dari fakultas Farmasi, karena banyak mata kuliah dasar yang sama, makanya kami digabung.

“Jonathan!”

Tiba-tiba aku mendengar teriakan memanggilku. Aku langsung mengarahkan pandanganku ke sumber suara yang sepertinya berasal dari deretan bangku paling depan. Oh ternyata si Marko yang sekarang sedang terlihat melambaikan tangan ke arahku.

Aku membalas lambaiannya dan berjalan ke arahnya. Namun aku sempat terhenti sejenak ketika aku melihat siapa yang ada di sebelah Marko.

Ya Tuhan, itu si Daniel. Cowok super imut yang aku liat di pendaftaran awal kemaren. Dalam hati aku berkata, Ya Tuhan ... terima kasih karena kebetulan yang luar biasa ini.

Kebetulan kenapa? Karena sebenarnya dari total 120 mahasiswa di jurusanku, kami dibagi ke dalam tiga kelas. Jadi kalo dihitung kemungkinan aku ketemu Marko si teman yang asik adalah 1/3 dan kemungkinan aku ketemu Daniel my idol juga 1/3, sehingga kemungkinan aku ketemu mereka berdua sekaligus adalah 1/9.

Hati Untuk SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang