Tag 15. Abu-Abu

4.7K 270 4
                                    

Ah ... akhirnya berakhir juga camping kami yang sudah kami jalani selama tiga hari ini. Sekarang, status kami adalah resmi sebagai anggota himpunan.

Ya, subuh hari ini kami baru saja dilantik secara resmi sebagai anggota himpunan kami. Sekarang, kami sudah mendapat hak-hak kami sebagai anggota himpunan. Seperti ikut dalam kepanitiaan acara, kepengurusan himpunan, sampai sekadar nongkrong di sekre himpunan kami.

Perasaan lelah tapi lega menyelimuti sebagian besar dari kami. Aku bisa melihat itu di wajah teman-temanku. Ada juga yang sangat senang karena sekarang mereka bisa jadi aktivis himpunan yang memang sudah mereka rencanakan dari awal.

“Udah selesai belum, Jo, beres-beresnya?”

“Belum, Dan, bentar ya. Dikit lagi.”

“Iya, yang penting jangan sampe ada yang ketinggalan.”

“Iya-iya.”

“Eh Jo, ntar pas pulang ke truk mau lewat mana lo?”

“Hah, maksudnya? Ya, gue mah ngikut yang lain aja, emang kenapa?”

“Nggak. Lewat jalan lain aja yuk. Gue kemarin liat pemandangan di jalan lain bagus banget.”

“Hah? Tapi lo tau jalan keluarnya nggak?”

“Tau lah, tenang aja kali. Lagian kan sayang banget kita kesini masa cuma buat camp doang.”

“Iya juga sih. Hmmm .... ya udah gue ngikut aja deh, Dan. Ngajak yang lain juga nggak?”

“Hmmm ... jangan. Soalnya kalo kebanyakan orang ntar ketauan sama senior kalo kita misah.”

“Iya juga sih. Ya udah bentar, nih udah mau kelar.”

Aku pun sesegera mungkin membereskan sisa barang-barangku. Daniel juga sekarang membantu membereskan barang-barangku.

“Mario?”

“Hah?”

Aku pun menengok ke arah Daniel. Terlihat dia sedang memegang sleeping bag milikku.

“Oh iya, itu punya Mario. Kemarin gue minjem dari dia.” Sambil menjelaskan, aku pun melanjutkan aktivitasku membereskan barang-barangku.

“Terus, gimana soal lo sama Mario?”

Mendengar pertanyaan Daniel aku pun terhenti sejenak. Pertanyaannnya mengingatkanku akan kebimbanganku soal apa yang harus aku jawab pada Mario seminggu lagi.

“Huh, nggak tau, Dan. Gue juga bingung. Liat ntar aja lah gimana. Udah, buruan yuk. Ntar kita nggak bisa jalan-jalan lama.”

Aku dan Daniel kembali membereskan barang-barangku. Beberapa menit kemudian semua barang sudah tertata rapi di dalam karier ku. Akhirnya, aku dan Daniel keluar dari tenda. Ternyata, di luar tenda teman-teman kami sedang asik berfoto dan mencari spot terbaik di sekitar tempat camp kami.

Nampaknya situasi seperti ini mempermudah rencana kami menyelinap ke luar lokasi camp untuk menuju tempat yang dimaksud Daniel. Daniel berjalan di depanku menunjukkan arah jalan yang harus kami ambil.

“Eh ... kalian mau kemana?” tiba-tiba saja terdengar suara dari arah belakang kami. Ternyata itu kak Rendra salah satu senior kami.

“Mau ke toilet kak.” Daniel dengan cekatan menjawab pertanyaan kak Rendra.

“Oh, oke. Abis itu langsung kumpul ke camp ya, mau ada pengarahan terakhir.”

“Iya kak, beres.”

Hati Untuk SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang