Namaku FX Jonathan Adiaro, tapi biasanya sih aku dipanggil Jo. Kebanyakan orang pasti bertanya-tanya, apa maksud “FX” di depan namaku?
Yups. Itu adalah nama baptis kepanjangan dari Fransiskus Xaverius yang menandakan bahwa aku ini seorang penganut agama Katolik.
Panjang kan? Makanya orang tuaku dengan bijaknya menyingkat nama ini jadi FX di akta kelahiranku. Jadi aku gak perlu susah-susah berlama-lama ngisi kolom nama di setiap lembar ujian nasional dan ujian-ujian lainnya.
Aku cowok berumur 18 tahun saat ini, berasal dari salah satu kota kecil di Jogjakarta. Ya, Jogjakarta. Daerah istimewa yang selalu bikin aku kangen untuk balik setiap kali bepergian jauh.
Aku tau betul gimana rasa kangen ini karena beberapa kali aku sempat harus tinggal berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain. Ya, maklum lah. Ayahku seorang kontraktor di perusahaan swasta yang bisa dibilang cukup berprestasi.
Kenapa begitu? Karena kami berpindah-pindah bukan karena ayahku dipindahtugaskan, melainkan karena beliau harus memimpin langsung beberapa proyek yang harus ditangani.
Jadi biasanya kita hanya berpindah untuk waktu yang singkat antara setengah sampai satu tahun.Dari segi penampilan bisa dibilang aku cukup ganteng. Kata orang-orang aku mirip sama Irwansyah. Ya mungkin karena perpaduan darah Cina dan Belanda yang mengalir di tubuhku.
Cukup sekian dulu tentang aku. Yang jelas sekarang aku senang banget karena diterima di salah satu universitas yang kata orang, Institut Terbaik Bangsa.
Walaupun aku emang bisa dibilang siswa berprestasi karena langganan 5 besar di masa SMA, tapi tetep aja bisa diterima di universitas ini merupakan kebanggaan bagiku, dan nampaknya juga bagi keluargaku.
Terutama ibuku yang sudah sibuk mengabarkan ketetangga-tetangga sejak awal bahwa anak bungsunya ini diterima di Institut Terbaik Bangsa ini. Agak lebay memang, tapi itulah ibuku yang aku sayangi.
⚫⚫⚫
Hari ini adalah hari pertamaku menginjakkan kaki di universitas ku yang ada di Bandung ini. Ya, setelah semalaman melewati perjalanan melelahkan dengan kereta kelas bisnis Lodaya, sekarang aku bisa sedikit meregangkan tubuh di salah satu penginapan di kota Kembang ini.
Penginapan ini sebenarnya bukan penginapan untuk umum, melainkan penginapan untuk dinas para guru. Tapi dengan sedikit bantuan teman ibuku yang seorang guru SMA di kota asalku dan sedikit uang sewa tambahan, sekarang aku berhasil mendarat di salah satu kamar di penginapan ini.Kamarku berukuran 4x5 m dan sebenarnya diperuntukkan untuk dua orang, itu bisa aku liat dari dua bed yang terpajang di kamar ini.
Eh ... jangan salah, hari ini memang hari pertamaku di Bandung dan di kampusku, tapi bukan berarti hari pertama kuliahku.
Kampusku ini memang bisa dibilang kampus yang tersohor. Mungkin karena itu aku harus melewati serentetan prosedur sebelum akhirnya aku benar-benar resmi diterima.
Seperti hari ini, aku berencana di Bandung hanya dua hari untuk melakukan prosedur pendaftaran awal.
Hmmm ... prosedur ini semacam pendaftaran ulang mahasiswa baru yang dinyatakan diterima di kampus ini.
Acara pendaftaran dimulai pukul 9 dan sekarang sudah pukul 8 pagi. Jadi tanpa berpikir untuk mandi aku langsung melaju ke tempat pelaksanaan pendaftaran awal kampusku setelah sempat merebahkan badanku selama satu jam. Letaknya di sebelah kampusku dan nampaknya tempat ini sangat terkenal di Bandung.
Buktinya, aku cuma perlu bilang nama tempat ini sekali saja ke tukang angkot dengan tujuan Cicaheum-Ledeng yang menjadi angkot pertamaku di Bandung.
Ya, karena sebelumnya aku harus menggunakan taksi dengan ongkos yang cukup mahal untuk bergerak dari Stasiun ke penginapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Untuk Sahabatku
General Fiction❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : Stephan Frans ❌Homophobic Diharap Menjauh