Tag 6. Ciuman Pertama

6.2K 292 1
                                    

“Lagi nunggu temen, Jo?” tanya Kak Rendra salah satu kakak kosanku yang kebetulan kamarnya tepat berada di sebelah kamarku.

Usianya 25 tahun dan sudah bekerja di kantor telekomunikasi cabang Bandung sebagai operator. Wajar saja kalau dia bisa menebak aku sedang menunggu temanku. Sebab, tidak biasanya aku duduk sendiri di teras kosanku.

Biasanya kami cuma berada di tempat ini kalau ada acara kumpul-kumpul bareng yang diperuntukkan bagi semua penghuni kos. Misalnya membahas masalah kenaikan harga kosan, pembagian bayaran listrik, dll. Selebihnya kehidupan kami di kosan dijalani di kamar masing-masing atau sesekali berkunjung ke kamar lain.

“Eh iya, Kak. Udah janjian mau belajar bareng.”

“Oh, aku berangkat dulu ya.”

“Dapet shift malem ya, Kak?”

“Iya nih, makanya tadi seharian aku tidur dulu. Hehehe .. Yok ah, berangkat dulu.”

“Iya, Kak.”

Kak Rendra langsung menghidupkan motornya dan melambaikan tangannya ke arahku. Aku pun membalas lambaian tangannya.

Tepat sebelum keluar pagar, mendadak ia berhenti karena ternyata ada motor lain yang mau masuk. Maklumlah pagar di kosan kami hanya berukuran kurang lebih satu meter, sehingga hanya cukup untuk satu kendaraan berlalu-lalang.

Tapi dari suara motornya nampaknya aku kenal. Aku pun sedikit menjulurkan leherku untuk memastikan motor jenis apa yang mau masuk ke kosanku itu. Ya, ternyata benar itu adalah motor Daniel, ternyata dia sudah datang.

Setelah memberi jalan, akhirnya motor Daniel bisa masuk dan sekarang dia berhenti di depanku.

“Parkir di mana Jo?”

“Di samping aja gak apa ya, di dalem penuh soalnya.”

“Aman kan?”

“Sejauh ini sih aman, hehehe .... Aman kok.”

Daniel pun bergegas bergerak ke samping kosan dan memarkirkan motornya.

“Yuk buruan masuk, Dan. Udah dingin gue nungguin lo di luar.”

Sorry, sorry. Tadi rada macet, eh. Terus gue juga sempet lupa lagi gang kosan lo.”

“Iye gak apa. Yuk lah buruan.”

Kamipun segera masuk ke dalam kosan.

“Jo, mau ke WC dong.”

“Oh ... ya udah tuh di situ.”

Aku menunjuk ke arah kamar mandi. Sepertinya aku tidak perlu mengantarnya karena sekarang kami sudah berada tepat di depan dapur sehingga dari posisi kami ini kamar mandi bisa terlihat dengan jelas.

“Oke sip, bentar ya.”

Daniel pun menuju ke kamar mandi. Sampai di depan kamar mandi dia memberikan sinyal dengan bahasa tubuhnya bahwa kamar mandinya sedang dipakai oleh penghuni kos lain.

Selang satu menit kemudian, sang pengguna kamar mandi pun keluar. Oh, ternyata Mario yang sedang menggunakan kamar mandi. Melihat Mario aku teringat kejadian kemarin malam. Aku belum sempat bertanya ke Mario tentang kejadian semalam. Mungkin besok atau lusa aku harus memastikannya.

Sekilas aku melihat Mario dan Daniel saling bertegur sapa sejenak. Mungkin Mario bertanya identitas Daniel. Wajar saja mereka berdua belum pernah bertemu.

Mungkin bagi penghuni kosan yang lain wajah Daniel sudah tidak terlalu asing. Sebab beberapa kali Daniel mengantarku pulang setelah kita selesai bermain online game bersama Marko.

Hati Untuk SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang