Ah ... nggak kerasa sudah hampir waktunya ujian akhir. Sudah hampir satu tahun aku menuntut ilmu di kampus tercintaku ini. Dan udah hampir lima bulan sejak hari ulang tahun ku terakhir. Hari ulang tahun yang sangat bersejarah buat persahabatanku dengan Daniel.
Banyak hal berubah dia antara kami sejak saat itu. Sekarang aku makin dekat dengan Daniel. Bahkan aku tahu hampir segalanya tentang dia. Kalo dia selalu terbangun jam tiga pagi pas tidur, kalo dia suka banget sama nasi goreng, kalo dia cuma mandi sekali sehari, kalo dia alergi sama ayam pedaging, sampai kalo dia punya bekas luka di kepalanya karena waktu kecil pernah dilempar batu sama temennya gara-gara rebutan kelereng. Dan aku rasa dia pun sudah banyak tahu tentang aku, kecuali tentang satu hal.
“Si Daniel kemana sih, Jo? Kok gak dateng ke kampus dia?”
“Gak tau, Ko. Telat kali.”
“Lah ... kan lo yang paling sering bareng sama dia dibanding sama kita-kita."
“Ya sering, tapi kan gue gak serumah sama dia juga, jadi manatau gue pagi gini dia di mana.”
“Hahaha ... iya ya, bener juga. Gue kira lo istrinya.”
“Sialan lo ah!”
“Cewek-cewek juga pada kemana sih abis kuliah langsung kabur gitu.”
“Oh ... tadi mereka bilang mau nyalon bareng sebelum ujian.”
“Oh ya? Dasar cewek. Terus kita mau ...”
Baby You’re a firework. Come on let your color burst..
Suara ringtone HP ku berbunyi.
“Bentar, Ko. Ada telpon.”
Aku mengeluarkan HP ku dari kantong celanaku. Terlihat nama Daniel di layar HP ku. Oh ternyata Daniel yang menelponku.
“Halo, Dan. Di mana lo?”
“Maaf, Mas. Ini temannya Daniel ya?”
“Oh ... iya betul, ini siapa ya?”
“Ini dari rumah sakit Boromeus, Mas. Mau memberi tahukan kalau Mas Daniel sedang dirawat di sini karena kecelakaan.”
“Hah, kecelakaan gimana? Terus Danielnya sekarang kondisinya gimana?”
Beribu pertanyaan tiba-tiba memenuhi pikiranku kekhawatiran yang luar biasa membuatku benar-benar takut akan apa yang baru saja aku dengar. Aku lihat juga wajah Marko yang tadinya nampak bingung berubah menjadi panik.
“Oh ... Mas Danielnya, sekarang sedang dirawat kok. Ini dia mau bicara sama, Mas.”
“Halo..”
“Halo, Dan. Lo kenapa?”
“Gak apa kok, lagi sial aja.”
“Tapi lo gak kenapa-napa kan?"
“Nggak kok. Cuma ... lo bisa ke sini bentar nggak, Jo?”
“Iya, gue ke sana sekarang ya. Lo di kamar mana?”
“Bentar ya, gue tanya dokternya dulu.”
Aku bisa mendengar dengan jelas suara Daniel yang bertanya kepada dokter di sebelahnya.
“Maria 4 nomor 5.”
“Ya udah. Bentar ya, gue ke sana.”
“Thanks ya, Jo.”
Setelah mengatakan itu Daniel pun menutup telponnya. Walaupun dia bilang tidak apa, tapi dari suaranya aku tahu dia menahan rasa sakit. Hal ini membuat kekhawatiranku semakin menjadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/100216812-288-k555417.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Untuk Sahabatku
قصص عامة❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : Stephan Frans ❌Homophobic Diharap Menjauh