Prolog

869 92 1
                                    

Mulmed : Jovan Akhil Raksi

***

"Jooo."

"Hmm.."

"Mulut lo bisulan ya, irit amat kalo ngomong."

Jovan spontan mendelik, memberi tatapan tidak suka saat mendengar Yhara mengatainya seperti itu. Bisulan katanya? Seandainya yang sekarang berada didepannya ini bukan seorang perempuan, satu bogeman mungkin sudah Jovan layangkan. Jadi alih-alih meladeni mulut usil Yhara, Jovan memilih untuk mengabaikannya saja.

Merasa di acuhkan, tidak membuat Yhara menyerah begitu saja. Ia sudah berpengalaman untuk menghadapi seorang Jovan, di acuhkan masih dalam batas wajar, karena selama ia mengejar Jovan sedari dulu, ia sudah terbiasa mendapat penolakannya yang tidak hanya terjadi dalam sekali dua kali saja.

"Gimana kalo nanti malam kita nonton, lo nggak perlu khawatir minta izin sama bokap gue, selama itu lo bokap gue pasti ngizini." Ujar Yhara.

Napas Jovan mulai memburu, tapi yang ia lakukan hanya mencibir Yhara, itupun di dalam hati.

Yhara dan kepercayaan dirinya selalu membuat Jovan jengah. Tidak cukup selama dikampus saja Yhara merecokinya, di waktu senggang seperti saat ini pun Yhara tak henti-hentinya mengganggu.

"Joo." Panggil Yhara, tangannya yang nganggur, ia gunakan untuk mencolek bahu Jovan.

"Gue nggak bisa." Ketus Jovan.

"Kok nggak bisa terus sih, kita pacaran tapi nggak pernah kencan loh, elo nggak kasian sama gue?"

Yhara membuktikan bahwa bakat aktingnya tidak bisa di remehkan. Dengan menampilkan wajah memelas, dan di lengkapi dengan suara rengekan, Yhara berharap Jovan akan lunak padanya.

"Suruh siapa pacaran sama gue." jleb

Yhara yakin, setiap hari Jovan pasti mengkonsumsi obat anti Yhara. Mangkanya apapun yang ia lakukan pada Jovan selalu sia-sia jika sudah menyangkut dengan dirinya.

"Nasib banget jadi gue, punya pacar ganteng tapi nggak bisa di gandeng kemana mana, apalagi dibawa kondangan." Gumam Yhara, mulutnya bahkan sudah maju lima senti.

Jovan mendengar gumaman Yhara, tapi ia memilih untuk menulikan telinganya, karena jika ia berbaik hati dengan Yhara maka urusannya akan bertambah panjang. Ibaratnya Yhara itu jika di kasih hati nanti ujung-ujungnya nuntut minta jantung, kan ngelamak namanya.

Tapi terus-menerus mengabaikan cewek sinting macam Yhara juga bukan pilihan yang bagus, yang ada dia setiap hembusan napasnya, Jovan tidak akan tenang, karena Yhara akan always stay di sampingnya.

Memikirkannya saja Jovan sudah takut.

"Ya sudah minggu depan aja nontonnya kalo lo nggak bisa." Nah kan, ada saja akal-akalan si Yhara ini.

***

Hai hai hai..
Saya bawa cerita baru nih, ada yang berminat nggak nih.
Jangan lupa tekan bintangnya dan commentnya juga saya tunggu untuk perbaikan.. Hehhehe
Selamat membaca yes.. Kalau suka saya lanjut.

Cherish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang