Aku suka banget nulis cerita ini, heheh.
Dan sebenarnya agak berat untuk namatin nih cerita, tapi mau gimana lag, emang udah waktunya selesai. Jadi,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.selamat membaca, 😊😊***
Jovan menganga dengan takjub saat melihat kelakuan istrinya saat ini. Pasalnya beberapa menit yang lalu, Yhara hanya meminta ditemani makan cemilan saja sembari menonton TV, tapi yang terjadi saat ini jauh dari rencana awal mereka. Makan cemilan yang dimaksud Yhara adalah, menghabiskan dua mangkuk ramen ditambah sepiring nasi, jangan lupakan beberapa cemilan yang siap dimakan usai menghabiskan makanan utamanya. Awalnya Jovan mau membiarkan saja, tapi lama kelamaan kesal juga, karna saat ini Yhara malah sibuk dengan ponselnya sembari makan, entah sedang bertukar pesan dengan siapa, melihat dari gelagatnya yang tiba-tiba kadang tersenyum, Jovan yakin orang itu cukup dekat dengan sang istri.
"Chatingan sama siapa?" Mulut Jovan semakin gatal jika tidak segera bertanya.
Yhara mendongak lalu membalas tatapan Jovan, dan dengan entengnya ia menjawab.
"Sama Miko." Ujarnya sembari kembali tersenyum. Membuat perasaan Jovan semakin dongkol saja.
Miko sialan, maki Jovan dalam hati.
Sambil memikirkan topik pembicaraan yang sekiranya menarik perhatian Yhara, Jovan kemudian meneguk air mineral yang ada di depannya, namun tatapannya tak luput dari sosok Yhara, berharap setidaknya istrinya itu tak menghiraukannya seperti sebelumnya.
"Jo, masak kata Miko kalau nanti anak kita cowok, bakalan mirip dia."
Ucapan Yhara yang tiba-tiba, hampir membuat Jovan menyemburkan kembali air yang sudah ia teguk, ekspresi kaget bercampur kesal tampak sangat jelas tercetak di wajah tampannya.
"Berhenti membalas pesannya Ra, kalau nggak pengen lihat aku frustasi saat ini juga." Jovan menghimbau, bercandaan Miko baginya sudah tidak bisa ia toleransi. Bagaimana bisa, Jovan yang susah payah menanam benih sampai akhirnya jadi, malah Miko dengan kurang ajarnya mengatakan anaknya kelak akan mirip cowok itu.
"Kok kamu jadi marah-marah gitu sih, Miko kan cuma becanda Jo." Bela Yhara keki, sembari memberi tatapan tak suka pada Jovan, kemudian dengan keras kepalanya Yhara malah meneruskan chatingannya dengan Miko.
Jovan mendengus, namun tidak bisa berbuat apa-apa, karna ia takut Yhara malah akan semakin mengamuk.
"Kamu udah ngubungin Ega tentang persiapan piknik kita besok?" Tanya Jovan beralih topik, dengan niat mencari aman, dan untungnya berhasil.
"Oh iya, untung kamu kamu ngingetin." Ujar Yhara lalu menghentikan acara makannya, dan lekas mencari nomor Ega untuk ia hubungi. "Aku telpon Ega dulu yah, kamu beresin ini nggak papa?" Tanya Yhara, sekaligus pamit untuk berpindah tempat, dan menjadikan Jovan kambing hitam atas sampah-sampah makanannya. Tak lupa sebelum beranjak, Yhara menyempatkan dirinya untuk sekedar mencium pipi Jovan.
"Makasih sayang." Katanya, padahal Jovan belum mengkonfirmasi bahwa ia bersedia.
"Untung cinta." Jovan lalu mengeluh, namun tetap membereskan kekacauan yang Yhara buat.
***
Akhirnya waktu yang Yhara tunggu-tunggu tiba, hari ini ia, Jovan, dan juga teman-temannya akan piknik di tempat yang Daffa sarankan.
Sejak keluar dari mobil, Yhara tidak mau berpisah dengan Ega barang sejenak pun. Ega juga tidak menolak, ketika di ajak berkeliling ditempat yang mereka tuju untuk piknik. Jadi mereka berdua seolah punya dunia mereka sendiri pada saat itu. Kadang mereka juga meminta Jane untuk mengambil foto untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish [END]
General FictionYhara dan Jovan itu simbiosis mutualisme, itu saja. Lalu apa yang akan terjadi, saat tiba-tiba Yhara malah mengajukan proposal nikah untuk Jovan? Padahal mereka berdua ini masih anak kemaren sore. Copyright © 2017 by alfaa.