Hai hai hai..
Saya update cepet nih, mumpung lagi senggang. Sempatkan juga yah ngasih Bintang ama commentanya, hehe.Happy Reading...^_^
***
"Harusnya lo nggak usah pulang sekalian." Chasi dengan wajah angkuhnya masuk ke kamar Yhara saat mendapati kamar saudara tirinya itu dalam keadaan terbuka, dan tanpa sungkan ia merebahkan tubuhnya di kasur Yhara. Yhara diam, namun tetap mengamati gerak-gerik Chasi, ia sedang malas berdebat, jadi lebih memilih untuk diam saja.
Kesal karena diabaikan, Chasi lantas berdiri dari posisi rebahannya dan menghampiri Yhara yang berada tidak jauh dari posisi rebannnya semula. "Entar malem Miko mau kesini, mama ngundang mereka sekeluarga buat makan malem. Gue kesini mau ngingetin elo aja." Tiba-tiba Chasi berhenti berbicara, ia lebih tertarik melihat ekspresi Yhara terlebih dahulu. Lalu dengan senyum culasnya Chasi pun melanjutkan.
"Karena Yhara, sebesar apapun usaha elo, Miko bakalan tetap milih gue." Lalu Chasi berlalu begitu saja.
Yhara masih diam, memikirkan ulang perkataan Chasi barusan. Miko yang Chasi maksud adalah sahabat Yhara sedari kecil. Dulu sekali sewaktu keluarga Yhara masih utuh, hanya Miko yang mau menjadi temannya, karena sifat Yhara yang agak tertutup jadi ia sedikit kesulitan mendapatkan teman, beruntung kala itu ada Miko yang dengan senang hati mau berteman dengannya.
Namun, yang terjadi sekarang adalah Mikonya sudah berubah, tidak lagi peduli padanya, apalagi sejak Chasi dan mamanya muncul ditengah-tengah keluarganya, semuanya berubah, seakan membuang Yhara secara pelan-pelan.
Di mulai dari sang mama yang meninggalkannya sejak mengetahui perselingkuhan papanya. Lalu Miko, sahabat satu-satunya yang ia punya pun turut pergi meninggalkannya. Mikonya lebih memilih Chasi ketimbang dirinya.
Yhara kecil di paksa menjadi sosok yang dewasa sebelum waktunya.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB. Yhara masih berada dikamarnya, belum melakukan persiapan untuk ikut menyambut kedatangan keluarga Miko, lebih tepatnya memang tidak ingin bergabung. Toh, meskipun ia tidak ikut menyambut, papa dan mamanya juga tidak akan peduli, karena kedatangan Miko dan keluarganya kesini adalah untuk membicarakan lebih lanjut tentang rencana pertunangan antara Chasi dan Miko, jadi Yhara merasa tidak punya alasan untuk sekedar ber haha-hihi dengan mereka.
"Elo kenapa nggak nyambut gue tadi, sahabat macam apa coba." Miko menerobos masuk kedalam kamar Yhara yang sialnya lupa Yhara kunci, dan yang lebih sial lagi, Yhara sedang tidak melakukan hal apapun, jadi ia tidak bisa mengelak jika Miko menuduhnya seperti itu.
"Nggak usah alay deh, kayak tamu kehormatan aja lo." Balas Yhara acuh, meskipun hubungan keduanya sudah tidak sedekat dulu, namun baik Yhara maupun Miko tetap berusaha terlihat akrab, meski sedikit agak kagok. Karena pada dasarnya persahabatan yang sudah rusak itu tidak akan kembali utuh seperti semula.
"Gimana kabar elo Al?" Jika semua orang memanggilnya dengan nama Yhara, hal itu tidak berlaku untuk Miko yang memilih kata Al untuk memanggil namanya.
Dulu Yhara suka, tapi sekarang ia muak jika mendengar Miko menyebut namanya dengan panggilan yang berbeda.
"Seperti yang elo liat, gue belum mati." Sarkas Yhara.
Dati tempatnya, Miko menghembuskan napas lelah, sikap Yhara sekarang terlihat mengacuhkannya. Miko sadar kalau antara dirinya dan Yhara memang sudah tidak bisa seperti dulu lagi, dan semua itu terjadi karena kesalahannya yang sampai sekarang masih ia sesali. Karena ego, dulu ia memutuskan memilih Chasi dibanding Yhara, meninggalkan Yhara dalam kubangan duka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish [END]
General FictionYhara dan Jovan itu simbiosis mutualisme, itu saja. Lalu apa yang akan terjadi, saat tiba-tiba Yhara malah mengajukan proposal nikah untuk Jovan? Padahal mereka berdua ini masih anak kemaren sore. Copyright © 2017 by alfaa.