[Sebelas]

574 73 12
                                    

Jangan kecewa ketika baca part ini. Peace, ✌

Bantu cek typonya yah, dan..
.
.
.
.
Happy Reading.. ^_^

***

"TIDAAAK...!!! "

bbruukk.

"Astaga Yhara, kalau nendang kira-kira dong." Jovan mengerang kesakitan sembari mengusap bokongnya yang menjadi korban Yhara pagi ini. Ia sudah menatap kesal ke arah Yhara yang sudah terduduk sambil melotot menghadap lurus kedepan, perlahan Jovan berdiri lalu duduk kembali disamping Yhara yang masih berusaha mengatur nafasnya.

Kalau sudah begitu, kekesalan Jovan langsung menguap seketika.

"Kamu mimpi buruk?" Tanya Jovan sembari mengusap pelan-pelan punggung Yhara.

Jujur Jovan khawatir, dan itu jelas sekali tampak di wajahnya.

"Lebih buruk dari yang kamu bayangkan." Jawab Yhara setelah kesadarannya kembali.

Yhara lalu meringis ketika mengingat sekelebat bayangan mimpinya barusan.

Untung cuma mimpi, batin Yhara.

Jovan hanya menggeleng dengan geli, lalu cowok itu beranjak menunju kamar mandi. Yhara hanya menatap punggung suaminya itu dengan nelangsa, kemudian kembali bergidik ngeri sambil mengusap-ngusap tengkuknya.

"Astaga kenapa gue bisa mimpi kayak gitu coba." Gumam Yhara. "Kayaknya gue lupa baca do'a deh."

Yhara tidak tahu sudah menendang Jovan sampai jatuh, akibat dari mimpinya itu.

***

Saat ini Yhara sedang menatap kesal pada Ega, karena sedari tadi Ega tidak menghentikan tawanya barang sesaat saja setelah Yhara selesai menceritakan mimpinya semalam. Di sikut pun Ega tetap tak menunjukkan perubahan berarti, apa ceritanya barusan seperti lelucon di mata sahabatnya itu?

"Apanya yang lucu sih Ga?" Kesal, Yhara bertanya karena respon Ega yang terlalu berlebihan untuk ukuran mimpi Yhara yang absurd. Yhara bahkan tidak segan-segan mendengus untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak suka dengan reaksi Ega.

"Ya lucu aja gue ngebayangin elo gendong anak sekarang." Jawab Ega disela-sela tawanya.

"Tunggu bentar, gue wajib nyeritain ini sama Yudha." Kata Ega, selanjutnya gadis berperawakan mungil itu sudah sibuk dengan ponselnya.

Tawanya memang sudah berhenti dan berganti menjadi sebuah senyuman, namun senyum Ega malah membuat Yhara semakin was was. Ia kenal betul Yudha, jadi jika cowok itu tahu mimpinya semalam, alamat sudah dirinya akan menjadi bulan-bulanannya.

Si Ega tega banget nyeritain ke Yudha.

"Gak usah di bayangin, karena itu nggak bakalan terjadi dalam waktu dekat ini." Yhara membalas perkataan Ega sembari cemberut.

"Gue masih terlalu unyu buat ngurus yang unyu pula Ga, lagian gue sama Jovan belum kepikiran sampai kesitu juga kali." Elak Yhara.

"Siapa yang unyu?"

Baik Yhara maupun Ega serempak menoleh, dan agak terkejut bercampur heran melihat sosok Jane yang barusan menyela pembicaraan mereka.

"Jane?!!" Bahkan keduanya serempak menyebutkan nama Jane tanpa di komando.

"Yes, I'm Jane. Nggak papa kan kalo gue gabung." Jane tampak ramah, jadi baik Yhara maupun Ega tidak mungkin menolak kehadiran Jane. Namun tatapan keduanya masih belum lepas dari Jane.

Cherish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang