[Sembilan]

636 79 11
                                    

Update nya lebih cepat dari yang kemaren kan?? 😊😊

Selamat membaca, dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote + comment.

***

Yhara menggeliat didalam tidurnya, ia merasa sangat malas sekali untuk sekedar membuka mata. Mungkin karena efek kurang tidur atau malah karena tempat tidur Jovan ini banyak setannya, mangkanya Yhara lebih memilih untuk mengulet berkali-kali dari pada bangun dengan segera. Yhara tidak tahu saja bahwa sedari tadi Jovan sedang mengawasinya, bahkan sudah gemas sekali ingin membangunkannya, namun Jovan tidak tega. Dan pada akhirnya Jovan memilih melangkahkan kakinya ke dekat pintu, lalu menyentuh saklar untuk menghidupkan lampu, cahaya terang benderang dari lampu berhasil mengusik tidur Yhara.

"Heuum silauuu." Rengek Yhara manja. Matanya mengedip berkali-kali untuk menyesuaikan dengan cahaya.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Yhara dengan suara serak, lebih kepada diri sendiri karena ia belum sadar sepenuhnya.

Dengan perlahan, Yhara merubah posisi tidurannya menjadi duduk dan bersandar dikepala ranjang, matanya pun belum sepenuhnya terbuka. Yhara bahkan lupa kalau saat ini ia sedang telanjang dibalik selimut, dan membiarkan selimut yang menjadi satu-satunya penghalang tubuhnya melorot sampai ke bagian perutnya.

Yhara memberikan tontonan gratis pada Jovan di pagi hari meskipun sudah melihatnya semalam Jovan tentu tidak akan menolak jika di kasi rezeki secara cuma-cuma seperti sekarang ini.

Jovan tak kuasa menahan tawa melihat tingkah Yhara. Astaga kalau ia tetap tidak menyadarkan Yhara dengan segera Jovan tidak yakin bisa menahannya, jadi pilihan paling bijak adalah ia harus menyadarkan Yhara sepenuhnya.

"Udah jam setengah lima, Ra. Bangun gih." Ujar Jovan sembari membernarkan letak selimut pada tubuh Yhara, lalu mengusap ubun-ubun kepala Yhara dengan sayang.

Yhara merasa nyaman di perlakukan seperti itu, hasrat untuk tidur kembali jadis semakin menjadi-jadi. Namun setelah perlahan ia membuka mata, Yhara di kejutkan dengan sosok Jovan yang sangat dekat dengan wajahnya, mungkin hanya berjarak beberapa senti saja. Apalagi yang membuat Yhara tak kalah shock, saat ia menyadari keadaan tubuh telanjangnya. Yhara sudah hampir berteriak, tetapi tiba-tiba ia mengingat kejadian semalam. Wajah putihnya mendadak memerah karena malu, dan dengan segera Yhara menyembunyikan seluruh tubuhnya di dalam selimut.

Uuh, Yhara udah bukan gadis lagi sekarang.

"Jovan keluar sana, gue malu." Usir Yhara memanfaatkan kedua kakinya untuk menendang ke segala arah. Syukur kalau kena si Jovan.

"Astaga apa yang udah gue lakuin semalem coba." Yhara nyerocos sendiri di balik selimut, membuat Jovan mau tak mau merasa geli dengan tingkahnya.

"Ya udah gue keluar, buruan mandi gih, keburu siang." Canda Jovan, Yhara masih sempat mendengar suara kekehan Jovan sebelum cowok itu benar-benar meninggalkan Yhara sendirian.

Setelah merasa Jovan sudah berlalu, Yhara menampakkan wajah berantakannya yang sedari tadi ia tutupi selimut, lalu merutuki dirinya dengan kesal.

"Gue nggak percaya kalau udah ngelakuin itu semalem, apa coba yang ada dipikiran gue, kok mau-maunya nurut gitu aja ama tuh anak, isshhh." Yhara mendumel sendiri lalu menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangannya.

Hanya sesaat Yhara sok merasa kesal karena setelahnya ia malah nyengir lebar, apalagi jika mengingat kembali kejadian semalam. Bohong kalau Yhara tidak menikmatinya, faktanya Yhara bahkan meminta melakukannya lebih dari sekali, di saat Jovan sudah hendak tidur.

Sungguh nggak punya malu, rutuk Yhara kali ini dalam hati.

Yhara pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Namun baru saja Yhara melangkahkan kakinya untuk menuruni ranjang, ia meringis karena merasakan nyeri luar biasa pada bagian area sensitifnya, astaga apa memang sesakit ini rasanya. Pikir Yhara tidak percaya. Pada akhirnya Yhara mengabaikan rasa sakitnya itu, dan segera mandi.

Cherish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang