Setelah selesai membaca, jangan lupa vote dan commentanya. Hihi
***
"JOVAN ELO DIMANA?!" Dari arah undakan tangga, Yhara berteriak dengan lantang sembari memanggil nama Jovan.
Sejak Yhara bangun tidur, Jovan sudah raib di sampingnya. Dicari kemana-mana pun nggak ada, bahkan Yhara sampai mencarinya hingga ke kolong tempat tidur, siapa tahu Jovan lagi usil, tpi sayang batang hidung Jovan pun nggak terlihat di sana. Nyempil di mana coba cowok imut itu, kan Yhara jadi was was, takut Jovan nya di culik, nemu di mana lagi ia cowok kece macam Jovan.
"Ada apa sayang, kok teriak sore-sore gini." Mama mertuanya muncul dari arah dapur masih memakai celemek ditubuh berisinya.
Menanggapi pertanyaan sang mama, Yhara justru cemberut lalu menghampiri posisi mama mertuanya itu.
"Mama lihat Jovan nggak? Dia ngilang." Adu Yhara pura-pura sedang putus asa.
Sang mama hanya menggeleng melihat sikap Yhara, namun beliau tetap memberi jawaban. "Jovan ada di gazebo belakang sama Nadia."
Yhara akhirnya mengetahui dimana keberadaan Jovan, dan saat dirinya hendak menghampiri Jovan, sang mama menahan langkahnya. "Boleh mama minta sesuatu sama kamu?"
Tubuh Yhara mendadak panas dingin, karena tidak biasanya mertuanya ini minta izin seperti barusan. Dalam hati Yhara berdo'a semoga sang mertua tidak meminta hal-hal aneh.
"Apapun buat mama." Jawab Yhara menggombal, meskipun sebenarnya gugup setengah mati.
"Mama pengan kamu merubah gaya bahasamu sama Jovan bisa? Jangan pakai elo-gue lagi, tapi biasakan pakek aku-kamu. Kalian kan sudah menikah, nggak enak di dengarnya." Nada yang di gunakan mertua Yhara ini memang halus banget, tapi nyelekit.
Yhara baru sadar akan hal itu,harusnya ia memang sudah mengubah gaya bahasanya pada Jovan. Tapi untung saja mama Jovan yang meminta, kalau seandainya yang memintanya adalah Jovan, Yhara sepertinya masih pikir panjang. Hahah
Setelah pamit untuk menemui Jovan, Yhara segera berjalan ke gazebo belakang, karena menurut info dari sang mama, Jovan ada disana. Dan benar saja, Jovan sedang berada di kursi malas dekat kolam renang bersama Nadia, dan mereka terlihat mengobrol.
"Jovan." Panggil Yhara dengan manja, Yhara sendiri heran kenapa nada yang dipakainya untuk memanggil Jovan akhir-akhir ini terkesan manja.
Merasa dipanggil, Jovan lantas menolehkan kepalanya, dan disana ia menemukan Yhara sedang berdiri dengan wajah tertekuk, dengan langkah santai Jovan pun menghampirinya.
"Kenapa?" Tanya Jovan saat ia sudah berdiri didepan Yhara.
"Ntar malam kamu jadi nemenin aku kan?" Yhara buru-buru menggigit lidahnya saat mengingatkan Jovan akan janjinya sebelum Yhara tidur. Di tambah ia juga merasa malu gara-gara gaya bahasa yang digunakannya berganti ke aku-kamu.
Jovan pasti akan menggodanya.
Sedangkan reaksi yang Jovan berikan hanya sebuah senyum tipis, lalu seperti biasa, ia mengacak rambut Yhara secara random. Jujur ia menyukai perubahan Yhara yang seperti ini.
"Jadi dong, kamu udah mandi?" Tanya Jovan, kali ini ia pun mengikuti perubahan bahasa yang Yhara gunakan.
Ah, rasanya cukup menggelikan ternyata. Mungkin karena belum terbiasa saja.
Yhara mengangguk, lalu melangkah semakin mendekat ke arah Jovan. Sebenarnya Yhara hendak memeluk sang suami, namun urung karena suara teriakan Nadia yang memang berniat mengganggu momen romantis mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish [END]
General FictionYhara dan Jovan itu simbiosis mutualisme, itu saja. Lalu apa yang akan terjadi, saat tiba-tiba Yhara malah mengajukan proposal nikah untuk Jovan? Padahal mereka berdua ini masih anak kemaren sore. Copyright © 2017 by alfaa.