#14.1

349 26 0
                                    


Aku tidak pernah lagi masuk ke UKS beberapa hari ini, syukurlah. 

Aku tidak perlu terluka dan aku bisa menepati janjiku pada Deva, sekaligus tidak menjadi beban baginya. Karena pacarku kali ini tidak satu sekolah denganku sehingga aku bisa lebih banyak menghabiskan waktu untuk diriku sendiri di sekolah, aku juga jadi lebih sering ke perpustakaan. 

Tapi hari ini ketika aku sedang berjalan di sepanjang parkiran, aku mendapati seorang saling berteriak di belakang halaman sekolah, tempat aku biasanya bertengkar dengan mantan pacarku yang sudah-sudah. 

Ketika aku semakin mendekat, aku mendapati seorang gadis yang tidak kukenal sedang berusaha menarik rambutnya dari cowok yang berteriak padanya.

"Kamu mau putus? Kamu pikir kamu bisa putusin aku, hah?"

"Lepasin, lepasin rambutku."

Cowok itu menariknya semakin kencang. "Kamu janji kita masih pacaran."

Cewek itu tetap bersikeras dengan keputusannya "Nggak mau. Aku mau kita putus."

Ketika melihatnya, aku merasa melihati sesuatu yang sangat familiar disana. 

Aku melihat diriku yang beridiri disana, sedang berusaha untuk putus dengan cowok yang tidak mau diajak putus, dan aku begitu saja tahu kemana pertengkaran ini akan mengarah. 

Aku mengeluarkan ponsel dan langsung merekam apa yang terjadi.

Baiklah. Jadi ini yang akan terjadi. 

Cowok ini akan terus menyakiti cewek tersebut dengan menarik-narik rambutnya dan beberapa kata dari cewek ini, jika ia terus menolak, akan mengakibatkan kekerasan lain, seperti tamparan, pukulan, atau sejenisnya. 

Aku akan menghentikan setelah tamparan pertama.

Mereka terus berteriak selama beberapa saat, dan akhirnya tamparan itu tiba. Cewek tersebut langsung terpental dan menjauh, lalu aku segera memasukkan hp ke dalam saku dan berlari ke arahnya. 

Gerakanku tiba-tiba terhenti, karena seseorang baru saja menahanku dari belakang, membuatku tidak bisa bergerak. 

Seseorang yang menahanku dari belakang tadi langsung melewatiku dengan wangi parfumnya yang familiar dan mendekati cowok yang tadi menampar si cewek tersebut kemudian langsung menonjok muka cowok itu. 

Kejadian berikutnya berlalu sangat cepat, Deva terus menonjok cowok itu, dan aku tidak menyadari bahwa ada suara-suara yang membuat banyak orang mulai berdatangan kea rah kami. 

Sedangkan aku langsung berlari ke arah gadis yang tersungkur sambil memegang pipinya dan menangis. "Hei..." Aku menyentuh pundaknya dan ia mengangkat kepalanya. 

Gadis yang cantik, tapi aku tidak pernah melihatnya. 

Gadis tersebut menatap mataku dengan membelak

Aku berusaha menenangkan "Lo nggak pa-pa. Lo udah aman sekarang."

Kami menoleh ke arah Deva. Aku mengikuti arah pandangnya dan melihat Deva yang sedang menahan cowok tadi di dinding sambil mengangkat kerahnya.

"Denger ya, ini peringatan, kalo lo berani sentuh dia lagi, atau cewek-cewek lain dengan kekasaran kayak yang barusan lo tunjukin, gue nggak peduli sama apa yang akan gue lakuin sama lo. Ngerti?"

Beberapa kerumunan tiba-tiba muncul, dan jantungku berdegup kencang ketika melihat seorang guru muncul menerobos keramaian.

"Berhenti kalian!! Ada apa ini?"

Deva terdiam, tapi tidak melepaskan cengkramannya dari cowok yang sekarang sudah babak belur gara-gara pukulan Deva. Guru tersebut mengalihkan pandangannya kepadaku yang sedang memegang pundak cewek di depanku.

Pasangan bukan Pacar [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang