Kawin Gantung (revisi)

16.6K 659 22
                                    


Author POV :

Rumah besar itu tampak sepi terlebih jam di Dinding kamar satu-satunya penghuni rumah itu masih menunjukkan pukul 02.50 wib.

Rangga masih terlelap dalam tidur nya, penat di tubuh yang ia rasakan memudahkan nya mendapatkan mimpi yang indah.

Namun kenyamanan itu tidak berlangsung hingga pagi menjelang sebab sebuah deringan telepon membuyarkan semua.

Kring... kring... kring

"Hallo." Jawab Rangga serak.

"Hallo sayang, ini Mama. Maaf Mama menganggu tidurmu, tapi bisakah kamu datang ke stasiun Senen sekarang nak?"

"Hmm, ada apa Ma?" Tanya Rangga bingung.

"Mama datang ke Jakarta dan sekarang sudah sampai. Kamu bisa jemput Mama kan?"

"Hmm." Jawab Rangga mengiyakan.

"Oke, Mama tunggu. Hati-hati di jalan ya."

Rangga bergegas untuk mandi setelah selesai ia membuka lemari pakaian, mengambil kaos polo dan celana bahan hitam lalu memakai nya.

Selesai bersiap-siap Rangga menuju ke garasinya, menyalakan mesin mobil lalu meninggalkan rumah untuk menjemput Mama nya.

--Di Stasiun Kereta Api Pasar Senen--

"Ma." Panggil Rangga ketika matanya menemukan keberadaan sang Mama.

"Oh Rangga, kamu sudah datang." Mama Rangga sedikit terkejut karena putranya tiba tak lebih dari setengah jam waktu ia menunggu.

"Ya." Balas Rangga.

"Maaf ya Mama enggak ngabarin kamu dulu, Mama sengaja buat kejutan." Ucap Mama sambil tersenyum.

"Hmm, enggak apa-apa Ma. Masih ada waktu buat jemput sebelum berangkat kerja." Jawab Rangga.

"Iya sayang, Mama tahu klo kamu sibuk. Ngomong-ngomong, tumben kamu cepat sampai?"

"Masih terlalu pagi, belum macet Ma." Jawab Rangga singkat.

Mama mengangguk tanda mengerti lalu beliau berucap lagi,
"Oh iya Mama ajak Cinta lho. Dia sudah jadi gadis sekarang, Cantik kan! nah ini kejutan yang Mama maksud."

Rangga enggan berkomentar dan memilih mengulurkan tangan nya kepada Cinta. Namun bukannya menyambut tangan Rangga dan membalas salam, Cinta justru mencium punggung tangan Rangga.

Meski terkejut Rangga tetap menunjukkan wajah kaku nya, pria satu ini memang sangat minim ekspresi.

Tak lama kemudian mereka pun menaiki mobil Rangga dan pulang ke rumah besar kediaman Rangga beberapa tahun ini.

Sepanjang perjalanan, Rangga hanya diam. Tak ada keinginan untuk menanyakan siapa Cinta sebenarnya. Meski dalam hati Rangga bertanya-tanya, merasa nama Cinta tak terlalu asing di telinga nya. Terlebih sang Mama dan gadis itu tampak akrab dan tak canggung untuk bercengkrama.

-- Sesampai nya di rumah besar --

"Mama mau minum apa?" Tanya Rangga.

"Oh biar Cinta aja, Cinta tolong buatkan Mama wedang jahe ya. Dapur nya ada di belakang sana, dari ujung tangga kamu tinggal lurus aja kok."

"Iya Ma, kak Rangga maaf Cinta boleh ke dapur kan?"

"Ya" jawab Rangga dengan wajah datar.

Cinta tersenyum kecil kepada Rangga, lalu melangkah menuju dapur.

"Aduh Sayang, kamu sama sekali enggak berubah ya. Masih saja irit klo ngomong, padahal sudah jadi dosen tapi sikap nya masih sama."

"Emm." Rangga hanya mengangguk singkat.

Dosen ku, Cinta ku (Ending) Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang