"X2 gue kasih tau posisi lo sekarang ada di jarak 1 km dari target""Bagus, apa target bergerak?"
"Lo tenang aja, target lo kali ini gak banyak tingkah. Jadi gampang buat bunuh nya."
"Cuma satu nyawa?"
"Hm"
"Berapa harganya?"
"60 juta"
"Cih! Murahan."
"Lakuin aja, itung itung lo lagi kerja jadi relawan"
"Berisik! Gue bunuh sekarang."
"Silahkan."
Pip.
Lelaki itu menaikan resleting jaket hitamnya. Ia menutupi sebagian wajah nya dengan snapback hitam dan sebuah masker. Sebuah pistol tergenggam pas di tangannya. Selesai dengan persiapannya, lelaki itu berjalan lurus melewati jalanan sepi dan gelap di depannya.
***
"Selamat pagi nona muda."
Seorang wanita paruh baya dengan seragam maid nya menundukan kepala di depan majikannya.
"Selamat pagi mbok." Kata gadis yang dipanggil nona muda.
Gadis itu tersenyum menyapa seluruh maid di dalam rumahnya sembari berjalan menuju ruang makan.
"Selamat pagi nona Prilly, hari ini saya masak sup kesukaan anda." Kata seorang laki laki berseragam koki.
Prilly Latuconsina, gadis dengan seribu kelebihan itu menatap senang pada kokinya.
"Wah terimakasih." Prilly berterimakasih dan langsung memakan sarapannya dengan lahap.
Selesai dengan sarapannya, manik Prilly segera melirik ke arah jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Gila! Gue udah telat ini, mana rapat pemegang saham kali ini bakal ada bokap. Mampus dah gue."
Sebuah mobil sport berwarna hitam langsung menyambut Prilly di depan pintu garasinya. Tidak mau menghabiskan waktu Prilly langsung mengendarai mobilnya menuju kantor.
Kenapa bisa ia melupakan hari yang sangat penting. Padahal hari ini adalah hari dimana rapat pemegang saham diadakan. Sekaligus menjadi penentu kehidupan dan masa depan Prilly selanjutnya.
Untung saja jalanan Jakarta sedang tidak macet. Beruntung sekali ia bisa sampai ke kantor dengan cepat.
Prilly memarkirkan mobil sport nya di basement kantornya. Ia segera keluar dari mobil dan melihat penampilannya lewat body mobilnya yang mengkilap.
"Gue udah siap! Pokok nya hari ini gue harus dapet kesan bagus dari pemegang saham lainnya." Kata Prilly dengan semangat.
Merasa selesai dengan penampilannya Prilly pun segera menjalankan kaki nya menuju ke arah lift dan naik ke lantai 17 gedung tinggi itu.
Pintu lift terbuka dan Prilly sudah dihadapkan dengan dua orang laki laki berbadan tegap. Tidak salah lagi, dua orang itu adalah bodyguard yang selalu berada di sisi Ayah Prilly.
Rion Johnathan dan Reon Johnathan. Dua laki laki kembar keturunan Amerika yang sudah lima tahun ini bekerja untuk keluarga Prilly.
"Nona? Kenapa anda telat sekali? Kami baru saja ingin menjemput nona." Kata Rion setelah menundukan kepalanya sebagai tanda hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Psychopath
Short StoryComplete. "Sekarang tarik saja pelatuknya" Ali tidak bisa menggerakan jari nya. Bahkan hanya untuk menyentuh pelatuknya saja pun ia tidak mampu. Tubuhnya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. "Lo itu pembunuh bayaran terpayah yang pernah gue temui...