Setelah presentasi kemarin akhrinya Prilly dapat persetujuan penuh dari seluruh pemegang saham. Ia berhasil membuat seluruh orang yang berada di ruang rapat saat itu bedecak kagum.
Ide yang disampaikan Prilly memang sangat bagus. Ia tidak pernah main main dengan urusan bisnis Ayahnya. Semua ilmu yang ia pelajari di London Business School tidak ragu ia tampilkan.
Hasil memang tidak pernah menghianti sebuah usaha. Dengan usaha yang ia lakukan sekarang ia dapat duduk di ruangan CEO Latuconsina Group dengan namanya terukir di sebuah marmer berbentuk persegi panjang yang sekarang sudah melekat di atas mejanya.
Prilly tersenyum, pada akhirnya ia dapat membantu orang tuanya. Setidak nya sekarang ia bisa membuat orang tuanya memiliki lebih banyak waktu berdua untuk beristirahat di hari tua mereka.
"Prilly sayang apa kamu di dalam?"
Seseorang sedang mengetuk pintu ruangan Prilly. Ia segera berlari ke arah pintu dan membukanya.
"Mama! Papa!"
"Iya sayang ini kami, kenapa kamu begitu terkejut?"
"Aku kira ini udah jam flight nya mama sama papa."
"Kami memutuskan untuk mampir kesini dulu, apa tidak boleh?"
"Ah mama, ya boleh aja dong. Ayo duduk."
Prilly mempersilahkan kedua orang tuanya untuk duduk di sofa ruangannya.
"Jadi apa kamu punya masalah di hari pertama pekerjaan mu?"
Rizal, begitu perhatian kepada putrinya. Ia tahu, mungkin ini bukan keputusan yang baik untuk menumpahkan tanggung jawab besar kepada Prilly.
"Papa, aku nggak papa. Aku tahu pekerjaan aku, aku seneng sama pekerjaan aku, dan yang penting aku nyaman sama pekerjaan aku sekarang ini pah."
"Iya Rizal, kamu mending gak usah terlalu khawatir. Prilly ini anak yang bisa di andalkan kok."
Ully memberikan senyuman manis kepada anaknya. Ia yakin bahwa Prilly bisa bertanggung jawab dengan pekerjaan nya.
"Iya, bener tuh kata mama. Papa gak perlu khawatir. Jadi nikmatin aja liburan kalian bareng bareng. Kan jarang jarang tuh liburan berdua aja. Jadi tanggung jawab disini biar Prilly yang urus okey."
Prilly melirik jam tangannya sekilas. Lalu kembali fokus pada dua orang yang paling ia sayangi di dunia ini.
"Papa sama Mama mending berangkat deh. Habis ini pesawat kalian bakal take off. "
Ully dan Rizal menatap anak perempuannya dengan sendu. Mereka tahu Prilly sanggup membawa beban berat untuk memimpin Latuconsina Group.
Tetapi ini sudah menjadi pilihan Prilly sendiri."Baiklah, papa dan mama akan berangkat. Kamu jaga diri baik baik."
"Iya papa ku sayang."
"Oh iya Prilly."
"Kenapa pa?"
"Hari ini sekretaris baru kamu bakal dateng, papa sendiri yang pilih buat kamu. Dijamin dia rajin dan telaten kok."
"Ih papa baik banget sih, tapi emang beneran papa yang milih sendiri? Prilly gak percaya tuh."
"Hehe. Nggak sih yang milih sekretaris papa hehe."
Prilly hanya tertawa ringan mendengan jawaban ayahnya. Setelah itu Prilly mengantar keberangkatan orang tuanya menuju Phuket,Thailand.
***
"are you ready to start the mission?"
"Hm, gue udah pake suit ini."
"Sekarang lo boleh berangkat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Psychopath
Kısa HikayeComplete. "Sekarang tarik saja pelatuknya" Ali tidak bisa menggerakan jari nya. Bahkan hanya untuk menyentuh pelatuknya saja pun ia tidak mampu. Tubuhnya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. "Lo itu pembunuh bayaran terpayah yang pernah gue temui...