Pip."Sekarang bisa bantu gue? Ini dia pingsan dan seluruh tubuhnya panas. Gue rasa dia demam."
"Lepasin bajunya, abis itu selimutin."
"I dont give a shit Kaia"
"Stupid! Gue serius, kalo dia tetep pake bajunya yang basah demamnya bakal makin tinggi."
"Tapi gue-"
"Lakuin aja!"
"Tapi gue pacarnya Kaia! Gue ga seharusnya ngelakuin hal kaya gini."
"Gue tau hubungan lo sama dia cuma bullshit. Lo kira gue bodoh gatau rencana lo hah. Sekarang lepas baju nya dan selimutin. Sampe dia mati sekarang, gue pastiin lo mati di tangan gue."
Pip. Pip.
Sialan!
Sial! Sial! Sial!
Ternayata selama ini Kaia udah tau rencana gue.
Umpatan demi umpatan keluar dari mulut Ali. Seharusnya Kaia tidak boleh tahu tentang rencananya. Jika sekarang Kaia sudah mengetahu seluruh rencananya itu berarti bahwa Kaia tidak akan membiarkan Ali untuk melukai gadis itu sedikitpun.
Kalau sudah begitu bagaimana cara Ali untuk melampiaskan hasrat ingin melukai nya?
Benar, selama ini Ali selalu memiliki seseorang untuk menjadi tempat pelampiasanya. Terkadang jiwa pembunuhnya keluar secara tiba-tiba. Dan itu hanya bisa di atasi jika Ali sudah melukai orang lain walaupun sedikit saja.
Dalam artian, untuk memuaskan hasrat membunuh yang muncul tidak pada waktunya hanya bisa di hentikan dengan cara melukai.
Kali ini Ali sudah kehilangan tempat pelampiasanya. Ia tidak sengaja membuatnya terluka sangat dalam hingga menghilangkan nyawanya. Sekarang ia butuh tempat pelampiasan baru. Dan Prilly adalah target baru yang ia rencanakan sebelum Kaia mengetahui semua rencana yang ia buat.
Pip.
"Kaia, kalo gue lepas bajunya dia bakal pake apaan?"
"Lo belom ngelepas bajunya hah?! Intinya lo angetin badannya. Gapeduli dia mau pake apa nanti, sekarang yang perlu lo lakuin cuma ngangetin badannya."
"Oh gitu"
"Uh stupidest killer"
"Not me."
Pip. Pip.
Setelah pesan terakhir dari Kakaknya, Ali segera melepaskan mini dress yang di kenakan oleh Prilly.
Oh Shit! Gue lupa nanya gue lepas baju nya aja apa sekalian underwear nya si?
Ali memgacak rambutnya kasar. Sekarang di depannya sudah terpampang pemandangan indah bagi Pria. Seharus nya, tapi tidak sekarang untuk Ali. Karena nafsu birahinya benar-benar jarang sekali muncul. Mungkin sudah terpendam jauh dengan nafsu membunuhnya.
"Bra sama Cd nya apa perlu gue copot juga?"
Ali berbicara pada dirinya sendiri. Ia tidak suka terjebak dalam situasi seperti ini, situasi dimana ia harus memutuskan sesuatu. Biasanya semua keputusan selalu Kaia yang ambil. Ali hanya tinggal melakukan apa yang di suruh. Tapi kali ini ia tidak bisa meminta keputusan dari Kaia. Kakaknya itu tidak membalas panggilan IEM ataupun panggilan ponselnya.
"Gak perlu, underwear nya gak keliatan basah. Sekarang gue cuma perlu nyelimutin dia."
Sungguh, ia memang pembunuh handal yang ahli. Tapi tetap saja ia adalah manusia yang dapat berubah bodoh di situasi terntenu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Psychopath
Kısa HikayeComplete. "Sekarang tarik saja pelatuknya" Ali tidak bisa menggerakan jari nya. Bahkan hanya untuk menyentuh pelatuknya saja pun ia tidak mampu. Tubuhnya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. "Lo itu pembunuh bayaran terpayah yang pernah gue temui...