Seorang gadis terbangun dengan kondisi yang tidak baik. Rambut lurus panjangnya berantakan, wajahnya pucat, tubuhnya lemas, tangannya mengelurkan darah yang sudah kering, dan yang terpenting ia dalam kondisi setengah telanjang, hanya menggunakan bra dan celana pendek."AAAAAAAAAA!!!"
Gadis itu berteriak, berusaha menggapai selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Matanya memeriksa setiap sudut kamar dengan teliti.
Ceklek
"Ada apa?"
Seorang pria muncul dari balik pintu dengan sebuah apron berwarna pastel melekat di tubuhnya. Sangat kontras dengan karakter wajahnya yang terlihat manly.
"Ali?!"
"Kenapa Prill? Lo kenapa teriak?"
"Ini kenapa gue bisa setengah bugil gini hah?"
Prilly sedikit memundurkan tubuhnya. Reflek diri untuk melindungi tubuhnya. Sebagaimanapun lelaki di depannya ini tetaplah seorang lelaki yang bernafsu.
"Oh itu kemaren lo pingsan terus kehujanan, jadi gue lepas baju lo dari pada entar demam."
"Jadi lo yang ngelepas baju gue?"
Ali mengangguk. Kemudian suasana menjadi hening. Dan Ali baru sadar akan perkataanya barusan membuat dampak besar bagi Prilly.
"Tenang aja, gue gak ngapangapain lo kok. Lagian ga ada yang bisa di apa-apa in juga."
"Sialan!"
"Baju lo udah selese di laundry. Ada di walk in closet di sana. Lo udah enakan kan? Jadi mending sekarang mandi terus pake baju, abis itu keluar sarapan ama gue."
"I-iya"
"Yaudah, gue kedapur. Pancake gue keburu gosong."
Ali pun keluar dari kamar, sedangkan Prilly segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena keringat.
***
"Lo masak li?"
Suara Prilly membuat Ali yang baru saja menyelesaikan gorengan pancake terakhirnya menoleh.
"Oh udah selese? Duduk gih."
Prilly pun duduk di kursi meja makan yang terletak di tengah dapur. Lalu Ali membawa dua piring pancake coklat dan meletakkannya di atas meja.
Merekapun menikmati sarapan masing-masing dalam diam. Hingga beberapa menit kemudian piring yang tadi terisi makanan sudah tinggal sisa sisa makanannya.
"Prill gue mau nanya sesuatu."
Gadis itu mengangkat kepalanya. Manik matanya menatap mata coklat Ali lalu memberi sinyal untuk meneruskan perkataanya.
"Lo itu, kenapa bisa biasa aja?"
"Biasa aja? Maksud lo?"
"Kenapa lo bisa bersikap biasa aja setelah gue dengan lancang nya ngelepasin baju lo dan secara nggak langsung gue udah liat lo setengah telanjang."
Prilly diam sejenak mendengar Ali yang berbicara dengan santai. Ia tidak mengerti arah tujuan pembicaraan mereka.
"Gue biasa aja karena itu emang lo lakuin demi kondisi gue. Lagian lo kan pacar gue."
Ali tersenyum miring mendengar jawaban gadis yang ada di depannya. Benar-benar tidak bisa di percaya.
"Jadi maksud lo itu karena gue pacar lo gue jadi bebas ngeliat tubuh lo gitu? Sampe telanjang misalnya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Psychopath
Storie breviComplete. "Sekarang tarik saja pelatuknya" Ali tidak bisa menggerakan jari nya. Bahkan hanya untuk menyentuh pelatuknya saja pun ia tidak mampu. Tubuhnya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. "Lo itu pembunuh bayaran terpayah yang pernah gue temui...