Pip.
"Hari ini lo dapet satu target."
"Berapa?"
"Satu nyawa 80 juta."
"Lebih?"
"Lo dapet 400 juta buat 3 nyawa."
Ali melihat data target nya yang telah dikirim Kaia lewat email.
"Politikus lagi?"
Ali menggeser layar komputernya. Foto seorang politikus terkenal terpampang di layarnya.
"Apa yang dia lakukan sampai ada orang yang berani bayar mahal untuk nyawanya?"
"Politikus itu udah nyebabin 12 anak meninggal di sebuah panti asuhan. Jadi kesimpulan yang bisa gue tangkep, pelanggan kita kali ini adalah salah satu orang yang mengetahui tentang kematian 12 anak gak berdosa itu."
"Today."
"Go ahead."
Pip. Pip.
Ali segera mempersiapkan dirinya. Hari ini ia tidak akan bersama Prilly seharian. Karena setelah ini akan ada tiga nyawa yang harus ia bereskan.
To. Prilly Latuconsina
Prill gue izin gamasuk. Gue sakit. Flight lo hari ini ke U.S ditunda. Pihak perusahaan mereka lagi ada trouble di pihak menejemennya.
From. Ali Syarief
Ali mematikan ponselnya dan segera mandi untuk membersihkan tubuh nya dari keringat. Ya pagi ini ia bangun sangat pagi untuk jogging. Ia harus melenturkan badannya agar tidak kaku saat menarik pelatuk pistol nya nanti.
***
Pagi pukul 07.00, kantor Prilly alias Latuconsina Group sudah terlihat sangat ramai. Para karyawan berbondong bondong menuju distrik masing-masing.
Prilly sedang berada di dalam lift sekarang. Dengan kemeja berwarna pastel dipadu dengan rok pendek berwarna senada membuat penampilannya terlihat sangat elegan. Siapa pun yang melihat nya pasti akan berpikir bahwa ia bukanlah orang biasa.
Hari ini Prilly dijadwalkan untuk pergi ke U.S untuk mengurus perjanjian kerja sama dengan salah satu perusahaan furniture terkenal disana. Tapi kaki nya benar benar terasa berat hanya untuk berjalan menuju ruangannya. Ia merasa tidak bersemangat hari ini. Entah kenapa pagi tadi perasaannya sudah terasa tidak enak.
Drrrrt Drrrrrrt
Sesuatu bergetar di dalam tas Diorissimo black bullcalf leather milik Prilly. Ponselnya bergetar beberapa kali di saat gadis itu sudah berada di dalam lift.
Ting!
Pintu lift terbuka di lantai paling atas gedung Latuconsina Group. Prilly berjalan keluar dengan melamun. Ia tidak menyadari bahwa kursi sekretaris nya yang seharus nya sudah terisi sekarang masih kosong.
Jujur saja, Prilly sudah mulai merasakan lelahnya membaca berkas semalaman. Tapi hari ini untuk pertama kalinya ia harus terbang ke negara lain untuk menemui rekan bisnis perusahaannya.
Ada sedikit perasaan gugup di hati Prilly. Ia banyak membuat hipotesis yang mungkin terjadi sedari pagi. Seperti bagaimana jika nanti rekan nya tidak menyukai dirinya? Bagaimana jika tiba-tiba Prilly tidak bisa mengucapkan kata karena terlalu gugup? Bagaimana jika ia salah mengucapkan kata dalam bahasa inggris?
Huh. Seseorang pasti akan gugup jika akan melakukan sesuatu untuk pertama kali nya bukan.
Gue tanya Ali aja kali ya, bisa di undur gitu flight nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Psychopath
Historia CortaComplete. "Sekarang tarik saja pelatuknya" Ali tidak bisa menggerakan jari nya. Bahkan hanya untuk menyentuh pelatuknya saja pun ia tidak mampu. Tubuhnya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. "Lo itu pembunuh bayaran terpayah yang pernah gue temui...