Hari ini tepat dua minggu berlalu sejak pelantikan Prilly menjadi CEO baru Latuconsina Group. Prilly merentangkan tangannya tinggi tinggi. Badan nya terasa kaku semua. Jari jarinya kelu seperti tidak bisa lagi digunakan. Prilly lelah, ia terlalu lama duduk diam di depan komputer dan mengetik banyak sekali kata. Mungkin sedari tadi Prilly sudah mengetik lebih dari seratus milyar kata dalam komputernya.Ini sudah sore, tapi pekerjaan Prilly belum selesai. Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja. Jika ia melakukan itu maka dia sudah lepas dari tanggung jawabnya sebagai CEO.
Kruyuk....Kruyuk....
Suara perut Prilly terdengar di ruangan nya yang sepi. Benar, ia belum makan sedari siang. Prilly terlalu fokus pada pekerjaan nya hingga ia melupakan jam makan siangnya.
Gue harus makan. Kalo gue gamakan otak gue ga bakal bisa jalan.
Prilly memutuskan untuk makan diluar. Ia sedang tidak mood makan makanan di kantin kantor. Sudah seminggu penuh Prilly makan makanan kantor dan rasanya ia akan muntah jika makan hal yang sama lagi.
Sepuluh menit Prilly mengganti pakaiannya dengan kemeja lengan panjang dan celana panjang berwarna pastel. Ia harus memakai pakaian hangat untuk keluar di sore hari yang dingin.
"Oh Ali, lo udah makan?"
"Iya, abis ini mau ke kantin."
"Ali."
"Iya?"
"Temenin gue makan diluar ya."
"Kenapa?"
"Gue bosen makanan kantor."
Ali terlihat bimbang antara mengiyakan atau tidak. Ia diam sebentar tanpa menatap Prilly. Tapi akhirnya Ali mengangguk.
"Yeaay! Makan di Mcd yuk, pengen makan ayam."
"Pake mobil gue? Atau mobil lo? Atau mobil perusahaan?".
Prilly menyerngit heran mendengar pertanyaan Ali. Kenapa mereka harus naik mobil? Sedangkan tempat makan yang ingin Prilly kunjungi tepat berada di depan gedung kantornya.
"Jalan kaki aja. Kan deket sih"
"Seriusan?"
"Iya sih, kan cuma tinggal nyebrang udah nyampe."
"Yaudah ayo."
Prilly dan Ali berjalan beriringan menuju lift untuk turun ke lobi. Di lobi entah kenapa terjadi sedikit keramaian disana. Prilly dan Ali saling menatap satu sama lain lalu menuju keramain tersebut.
"Ada apa ini?"
Prilly bertanya kepada salah satu karyawannya.
"Nona Prilly selamat sore, itu ada seseorang yang nekat ingin masuk menemui anda padahal ia tidak memiliki janji."
Prilly membelah keramian lalu mendapati seorang laki laki berumur sekitar 30 an sedang di tahan oleh security.
"Ada apa pak? Apa anda mengenal saya?"
Prilly menanyakan kepada orang itu dengan nada lembut. Tapi lawan bicaranya diam dan hanya memberi tatapan tajam pada Prilly.
"Kalian boleh bubar, aku yang akan menyelesaikan ini." Prilly tersenyum pada seluruh karyawannya.
"Pak tolong lepaskan bapak ini, kau bisa melukainya."
"Tapi nona, orang ini berbahaya. Sepertinya ia ingin menyakiti anda."
"Tidak. Tidak apa lepaskan saja."
Security itu melepaskan nya dengan tidak yakin. Dan benar saja sedetik kemudian lelaki itu langsung maju dan menusukan sebuah pisau ke arah Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Psychopath
Short StoryComplete. "Sekarang tarik saja pelatuknya" Ali tidak bisa menggerakan jari nya. Bahkan hanya untuk menyentuh pelatuknya saja pun ia tidak mampu. Tubuhnya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. "Lo itu pembunuh bayaran terpayah yang pernah gue temui...