22. Tak ada lagi drama. Hanya tawa bahagia.

9.8K 793 29
                                    

Fauqa menatap anak dan istrinya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Tak terbayang olehnya apa yang akan terjadi jikalau ia tidak segera membawa Quina yang pingsan tak sadarkan diri ke rumah sakit.

Setelah berhasil menidurkan Hanan yang rewel waktu itu, Fauqa segera membawa anaknya ke kamar mereka. Namun  ketika masuk kamar ia tidak menemukan istrinya. Meletakkan Hanan yang sudah terlelap di dalam box bayinya, Fauqa melangkahkan kaki ke kamar mandi.

Dan alangkah terkejutnya ia ketika mendapati Quina tak sadarkan diri diambang pintu. Segera Fauqa memindahkan Quina ke ranjang mereka. Kemudian memberitahu mertua serta orangtuanya tentang kondisi Quina. Dan meminta para orang tua menyusulnya ke rumah sakit. Fauqa berharap tidak terjadi apa-apa pada Quina.

Ia sangat cemas sekali melihat kondisi istrinya yang tiba-tiba drop. Padahal ketika mereka hendak pulang, Quina sudah di check dan ia baik-baik saja.

Kata Bunda dan Ibu mertuanya, wanita ketika setelah melahirkan memang seperti itu, kondisinya bisa berubah-ubah. Tiba-tiba bisa kedinginan. Atau tiba-tiba pusing. Dan  karena Quina itu memang punya riwayat darah rendah. Kemungkinan yang menyebabkan ia pingsan adalah karena darah rendah. Kenapa tiba-tiba? Tanya Fauqa waktu itu, dan jawaban dari kedua orang tuanya adalah kemungkinan Quina stres karena Hanan yang rewel, mungkin?

Dan akhirnya, setelah mendapatkan hasil pemeriksaan Dokter, barulah Fauqa bisa bernafas lega karena istrinya baik-baik saja. Walaupun harus dirawat dirumah sakit untuk beberapa hari karena harus di infus zat besi untuk pemulihan. Serta terpisah dari bayi mereka untuk sementara. Tapi ia tetap bersyukur kepada Tuhan. Karena Tuhan pasti punya rencana disetiap hal yang terjadi pada umat-Nya. Bukankah setiap kejadian itu pasti ada hikmahnya?

Dan mungkin, inilah kesempatan bagi Fauqa untuk memberikan perhatian ekstra pada istrinya tanpa mendapat bantahan. Karena sebagai mana diketahui Quina itu amat sangat mandiri selama ini. Selalu menolak jika hendak dibantu.

Lagi pula kata Bunda dan Ibu mertuanya, walaupun Quina melahirkan secara normal, tetap saja Fauqa harus ekstra ketat memperhatikan kondisi istrinya. Karena kondisi wanita melahirkan normal ataupun SC sama saja. Tetap memiliki resiko, tetap memiliki pantangan yang harus dihindari. Karena dari itu harus tetap diberi perhatian ekstra.

"Yang, ngapain kamu berdiri di sana? Nggak mau gabung sama kita?"

Fauqa yang sedari tadi memperhatikan interaksi Quina dan Hanan dari arah dapur pun mendekat. Ikut berbaring disamping Quina yang tengah mengodai Hanan. Saat ini mereka sedang berada diruang keluarga. Karpet lembut dan empuk sengaja dibentangkan agar Hanan yang tengah belajar tengkurap merasa lebih nyaman.

Hanan, putra kebanggaannya  saat ini telah memasuki usia 4 bulan. Bayi mungil itu sangat mengemaskan. Mata, bibir dan alisnya mirip sekali dengan istrinya. Menatap Hanan seolah ia sedang menatap Quina-nya.

"Nggak kerasa aja Hanan udah bisa tengkurap. Besok berjalan, berlari, mengejar bola dan setelah itu dia akan sibuk dengan teman-temannya." Fauqa tersenyum menatap Hanan yang kesusahan mengangkat kepalanya.

"Lama kali, Yang. Ini aja baru berapa bulan umurnya." Quina terkekeh mendengar Fauqa yang bicara seolah-olah apa yang dikatakannya akan terjadi esok.

Fauqa merapatkan tubuhnya kepada Quina, memeluk istrinya itu dari belakang dengan tangan menyangga kepalanya. "Kamu tau nggak sih, Yang? Tanpa terasa waktu itu akan cepat berlalu."  ucap Fauqa.

Rasanya baru kemarin ia dikenalkan dengan Quina. Baru kemarin mereka menikah. Dan baru kemarin ia melihat istrinya itu berjuang melahirkan anak mereka. Semua terlalu cepat bagi Fauqa.

Quina mengangkat Hanan yang sudah kelelahan dan menidurkan di atas tubuhnya. Sehingga ia yang sedari tadi miring menghadap Hanan menjadi telentang hingga mudah untuk menatap suaminya.

Drama QuinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang