Prolog

724 117 41
                                    

   Taman kota selalu saja ramai di akhir pekan, ditambah kini melihat senyum gadis kecil berumur empat tahun yang secerah matahari sedang bermain kincir angin sambil berlarian mengitari air mancur.

"Mama, mama lihat. Kincirnya berputar." ucap gadis kecil itu bertujuan menunjukkan pada mamanya, "Lihat deh ma."

"Aileen, sini deh." suara bariton khas laki-laki memanggil gadis kecil itu.

"PAPA."

Bug!

"Mamaa.. Sakit.." rengeknya.

   Tiba-tiba juluran tangan mengarah padanya, berniat membantunya untuk berdiri. Lututnya terdapat goresan kecil dan berdarah, gadis kecil yang diketaui bernama Aileen itupun meringis kesakitan. Lalu, tangannya menerima juluran itu malu-malu.

"Jangan nangis, sini aku anter ya? Dimana orang tuamu? Aku Park Jason."

"Aku Ai-"

"Aileen Salvia.. Astaga kenapa kamu nak? Kakinya kenapa ini?" tanya mama Aileen khawatir, "Kamu yang nolongin Aileen ya?"

"Park Jason." seseorang memanggil nama yang menolong Aileen tadi, empunya nama pun berlari tanpa menjawab pertanyaan mama Aileen.

Aileen tersenyum. "Mama dia lucu."

---

Annyeong Chingu?
Balik lagi bawa suguhan cerita baru buat kalian hehe..
Kelihatan dari sapaan, kalo cerita ini ambil latar belakang kota 'Seoul'
Pesennya semoga suka, dan jangan lupa hargain author ya! Taulah tugas reader harus ngapain hehe..

With love,
Awangle

HeartacheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang